Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Dampak Negatif Jika Orangtua Sering Lakukan Silent Treatment ke Anak

ilustrasi seseorang ayah dan anaknya (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi seseorang ayah dan anaknya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu pasti sudah tahu bahwa komunikasi adalah elemen penting dalam setiap hubungan. Gak terkecuali dalam hubungan orangtua dan anak. Sayangnya, terkadang orangtua cenderung menggunakan pendekatan yang salah dalam mengatasi masalah atau perilaku anak. Salah satu pendekatan yang sering dianggap sepele adalah silent treatment atau perlakuan diam terhadap anak.

Meski mungkin tampak sebagai cara untuk menghukum atau mengajari anak, tindakan ini memiliki dampak negatif yang serius, lho. Simak nih, enam dampak negatif dari seringnya orangtua memberikan silent treatment kepada anak. Jangan dilakukan lagi!

1. Membuat anak merasa diabaikan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Polina Zimmerman)

Dampak pertama yang perlu dibahas adalah gangguan psikologis yang mungkin dialami anak sebagai akibat dari silent treatment. Ketika seorang anak dibiarkan tanpa respons atau interaksi dari orangtua, mereka mungkin merasa diabaikan, gak dihargai, atau bahkan gak dicintai. Bahaya banget, kan?

Ini bisa aja mengakibatkan perasaan cemas, depresi, dan rendah diri. Parahnya, ini bisa berdampak jangka panjang pada kesejahteraan mental anak.

2. Merusak hubungan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Polina Zimmerman)

Silent treatment juga bisa merusak hubungan antara orangtua dan anak. Ketika seorang anak terus-menerus mengalami silent treatment, mereka mungkin merasa kesal, frustasi, atau bahkan marah terhadap orangtuanya, lho.

Hati-hati, ini bisa memunculkan konflik yang mempengaruhi komunikasi dan kepercayaan dalam hubungan tersebut. Anak bahkan mungkin juga mempelajari pola ini dan menggunakannya dalam hubungan mereka dengan orang lain di masa depan.

3. Kesulitan dalam mengekspresikan emosi

ilustrasi seseorang ayah yang marah pada anak (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi seseorang ayah yang marah pada anak (pexels.com/Monstera Production)

Penting bagi anak-anak untuk belajar mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang sehat, lho. Silent treatment jelas akan menghambat proses ini. Bahkan, silent treatment bisa membuat anak kebingungan dengan emosi mereka sendiri.

Ketika mereka gak punya kesempatan untuk berbicara soal perasaan mereka atau mencari dukungan dari orangtua, mereka akan mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka dengan benar. Ini bisa aja mengarah pada masalah emosional yang lebih besar di kemudian hari.

4. Rasa bersalah yang berlebihan

ilustrasi seorang anak yang merasa bersalah (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi seorang anak yang merasa bersalah (pexels.com/August de Richelieu)

Anak-anak yang sering mengalami silent treatment mungkin akan mengembangkan rasa bersalah yang berlebihan dalam dirinya. Mereka mungkin merasa bahwa mereka selalu salah atau gak pantas mendapatkan perhatian atau cinta dari orangtuanya.

Rasa bersalah yang berlebihan ini bisa membawa mereka menuju perilaku yang merugikan diri sendiri. Parahnya lagi, ini bahkan bisa menghambat perkembangan mereka.

5. Gangguan dalam perkembangan sosial

ilustrasi dibully (Pexels.com/RODNAE Production)
ilustrasi dibully (Pexels.com/RODNAE Production)

Komunikasi adalah skill yang sangat penting. Anak-anak yang terbiasa dengan silent treatment mungkin akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau orang lain di luar keluarga.

Mereka mungkin menjadi lebih tertutup dan cenderung menghindari konflik. Bahkan besar kemungkinan mereka memiliki masalah dalam membangun hubungan yang sehat.

6. Perilaku yang menyimpang

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/cottonbro studio)

Terakhir, salah satu dampak yang paling serius dari silent treatment adalah kemungkinan anak mengembangkan perilaku yang menyimpang sebagai bentuk reaksi terhadap perlakuan ini. Mereka mungkin akan mencari perhatian atau reaksi dengan cara yang gak sehat, seperti berbohong, mencuri, atau melakukan tindakan negatif lainnya. Ini adalah usaha anak untuk mendapatkan perhatian yang hilang dalam bentuk yang gak sehat.

Dari enam dampak negatif yang sudah dibahas diatas, penting untuk diingat bahwa silent treatment bukanlah cara yang efektif atau sehat untuk mendidik anak-anak. Sebaliknya, ini bisa menyebabkan masalah psikologis, sosial, dan emosional yang serius.

Sebagai orangtua, penting untuk mencari cara-cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dan mengatasi masalah dengan anak-anak. Mendengarkan, menegur jika mereka bersalah, berbicara dengan lembut, dan memberikan dukungan yang positif adalah cara yang lebih efektif untuk membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekali lagi, silent treatment bukanlah cara yang mendukung perkembangan mereka. Sepakat, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desy Damayanti
EditorDesy Damayanti
Follow Us