7 Karakter Anak yang Harus Dibentuk Sejak Kecil, Habit Positif!

Habit positif yang pertama yaitu anak sudah pintar menaruh barang pada tempatnya, dan mau membersihkan kamarnya sendiri. Kebiasaan ini dibentuk melalui proses yang sering dilakukan berhari-hari, tidak bisa didapatkan hanya dalam satu atau dua hari.

Tidak juga dengan cara membujuknya dengan imbalan atau dengan cara mengancamnya. Tapi mulailah mengajarkan anak betapa pentingnya merapikan barang-barang sejak awal, sehingga lama-lama ia akan terbiasa.

Cara efektif untuk mengajarkan anak supaya rapi dan mau mengembalikan barang-barang ke tempatnya di antaranya:

1. Ajaklah anak untuk merapikan barang mainannya jika sudah selesai bermain, atau mengajarkan anak memasukkan baju kotor ke dalam keranjang, jadi si anak tahu bahwa setiap barang ada tempatnya
2. Kita harus menyiapkan wadah, keranjang atau kontainer khusus yang ditempatkan di kamar anak, kalau perlu diberi label atau gambar yang menunjukkan barang tersebut sesuai dengan tempatnya, jadi anak bisa belajar menata rapi barang-barang yang ia punya
3. Berikan contoh yang baik dari orangtua kepada anak, kamu bisa mulai dengan cara mengajak anak untuk membereskan barang belanjaan, melipat baju, atau memunguti mainan yang masih tergeletak di lantai. Sedikit demi sedikit, berikan tanggung jawab lebih padanya, sehingga ia akan terbiasa membereskan barang-barangnya sendiri tanpa disuruh atau diajak
4. Memberikan peraturan kepada anak untuk bisa bertanggung jawab dalam membereskan barang minimal di kamarnya sendiri, juga memberikan pemahaman jika hidup tidak rapi itu akan membuat diri tidak nyaman. Tidak perlu bertindak apapun jika anak tidak mau membereskan mainan di kamarnya, karena nantinya dia akan merasakan sendiri tidak nyamannya tidur di kamar yang berantakan.

Rasa hormat yang tertanam dalam diri anak akan tercermin dengan perilakunya yang baik dan paling anti jika menganggu atau mengusik ketenangan orang lain. Bermain asyik dengan temannya tak membuat ia menjadi lupa batasan, ia harus diajarkan untuk bisa menghormati dan menghargai teman dan orang-orang di sekitarnya.

Saat anak mulai bergaul dan masuk taman kanak-kanak, kita sebagai orangtua harus bisa mengarahkan anak agar memiliki rasa hormat yang tinggi kepada antar sesama.

Jika memang anak kita memiliki sifat yang terlalu aktif dan kadang sering jahil pada temannya, maka harus diajarkan disiplin dan diberi pemahaman bahwa perilaku mengganggu itu salah.

Selain itu, dorong rasa empati yang tinggi pada anak, coba ajak bicara anak kita untuk berempati pada teman yang sudah diganggunya, atau berempati pada diri sendiri jika ia yang diganggu orang lain. Apakah akan merasakan nyaman jika diganggu? Pasti anak pun akan berpikir dan sadar atas perbuatannya itu.

Membiasakan anak untuk minta maaf saat melakukan kesalahan itu merupakan cara untuk memupuk rasa tanggung jawab pada dirinya. Namun, sebelum kamu menyuruh meminta maaf, anak harus memahami bahwa apa yang dilakukan adalah salah. Pada umumnya, anak usia balita belum memahami kalau apa yang ia lakukan salah. Jadi saat kamu menyuruhnya meminta maaf, anak pun cenderung bingung.

Dalam kondisi ini, orangtua perlu memberi tahu anak tentang benar dan salah, serta batasan yang dapat dilakukan maupun tidak. Akan tetapi, jika anak belum mau meminta maaf atas perbuatannya, jangan dipaksa.

Anak perlu waktu dalam proses belajarnya untuk benar-benar memahami makna mengaku salah. Dalam hal ini, kesabaran orangtua menjadi kunci utamanya, kamu bisa meminta maaf pada temannya atas sikap anak. Kemudian mengajak anak berdiskusi setelahnya.

Bermain bersama merupakan salah satu kesempatan anak untuk belajar keterampilan sosial. Namun, tak jarang selalu ada saja drama yang terjadi, seperti berebut mainan dengan teman seusianya.

Lalu apa yang harus dilakukan orangtua saat anak merebut mainan atau mengambil barang dari temannya? Kamu harus bisa bertindak dan mengatakan bahwa mengambil barang orang lain itu tidak baik.

Kalau anak tidak mau menyerahkan barang milik temannya, harus sabar dan dibuat tenang dulu dan ajak bicara empat mata. Setelah tenang, baru diajak anak untuk menemui lagi temannya dan mengembalikan barang yang bukan miliknya. Dan orangtua pun jangan lupa harus mengapresiasi anak jika sudah melakukan hal yang benar.

Menerapkan untuk meminta izin terlebih dahulu meminjam barang orang lain juga harus dilakukan, hal ini merupakan pendidikan dasar pada anak. Selain itu, membiasakan anak untuk mau berbagi mainan atau makanan itu lebih baik daripada mengambil barang orang lain. Hal ini dapat menunjukkan pola pendidikan pada anak yang penuh dengan etika dan sopan santun saat bergaul.

Umumnya pada saat anak berkata kasar, ia belum benar-benar memahami apa yang ia ucapkan. Ia juga belum mengerti apa kata-kata tersebut pantas atau tidak pantas untuk diucapkan, atau mungkin merasa keren karena sering diucapkan temannya. Ya, jika anak tidak bisa mengumpat orang lain adalah perilaku yang menunjukkan kualitas diri.

Untuk mengatasi anak yang suka mengumpat, hal pertama yaitu jangan menertawainya. Jangan seolah-olah kamu merasa terhibur dengan perilaku anak yang mengumpat karena terlihat lucu, justru hal ini akan membuat anak melakukan umpatan lagi. Komunikasikan pada anak bahwa perkataan mengumpat itu adalah perilaku tidak baik, temannya akan merasa sakit hati kalau mendapatkan perkataan yang tidak baik.

Kamu harus memberikan contoh yang baik kepada anak, karena bisa saja umpatan yang ia lakukan adalah meniru dari lingkungan rumah yang biasa terdengar berulang-ulang. Jangan terima alasan dari anak bahwa ia hanya ikut-ikutan saja dari temannya yang lain. Kamu harus tegas mengatakan kepada anak bahwa hal yang baik boleh dicontoh, tapi kalau kurang baik jangan ditiru.

Salam merupakan sapaan yang terbaik dan mencerminkan sopan santun kepada siapa saja yang kita temui. Maka salah satu tugas orangtua adalah membiasakan anak dengan memberikan salam kepada siapa saja terutama yang lebih tua.

Bagaimana dia harus memulai pembicaraan dengan orang lain, bagaimana saat dia masuk rumah, bagaimana saat dia memasuki ruangan, bagaimana saat dia menghadiri suatu majelis, ini yang harus dibiasakan. Berikan juga contoh yang nyata dalam kehidupan keseharian anak, yaitu berperilaku sopan dan santun kepada orang yang ia temui.

Ketika bertemu dengan orang lain atau dengan orangtua, dengan kakak, dengan adik atau saudara-saudara yang lain, biasakan anak untuk mengawali pertemuan itu dengan ucapan salam.

Termasuk etika yang diajarkan dalam agama, saat kita berjalan lantas mengucapkan salam kepada orang yang duduk, orang yang naik kendaraan mengucapkan salam kepada yang sedang berjalan, orang yang lebih sedikit mengucapkan salam kepada yang lebih banyak. Ini semua perlu kita tularkan kepada sang buah hati dan harus diajarkan sejak dini.

Membiasakan diri untuk berkata-kata sopan adalah perilaku terpuji. Dalam keseharian anak dan lingkungan pergaulannya harus diterapkan tatakrama dan etika kesopanan. Yakni membiasakan diri mengucapkan kata tolong, maaf, terimakasih, dan permisi. Empat kata ini adalah kunci untuk membentuk karakter anak yang sopan saat bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.

Jadi, dalam tata krama berbicara anak dengan teman-temannya maupun dengan orangtua dan saudaranya harus terbiasa dengan kata-kata yang sopan, jangan asal bunyi yang akan membuat anak akan dijauhi oleh orang-orang terdekatnya. Kebiasaan berkata sopan inilah yang akan membawa diri anak kita dapat disegani dan disukai oleh semua orang di lingkungannya saat ia dewasa kelak. Dengan begitu, ia pun akan merasa nyaman dan merasa dihargai oleh orang-orang di sekitarnya.

Nah, itulah beberapa kebiasaan atau habit positif yang akan mengantarkan anak pada pembentukan karakter yang baik dan terpuji. Dengan membiasakan hal ini sejak kecil, maka ia akan pandai untuk berinteraksi dengan siapa saja. Ia akan mudah menemukan jati dirinya saat mulai bergaul dengan berbagai karakteristik orang. Yuk, didik anak-anak kita untuk selalu menerapkan habit positif dalam kondisi apapun!