Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Renungan di Hari Ibu untukmu yang Yatim, Hidup Tak Sama dengan Dulu

ilustrasi merenung (pexels.com/Alican Helik)

Seandainya ibumu masih ada, menjelang 22 Desember mungkin kamu sudah sibuk mempersiapkan hadiah untuknya. Bertepatan dengan Hari Ibu, hampir semua anak bahkan suami ingin memberikan ucapan yang berkesan serta kado buat perempuan hebat dalam hidup mereka. Akan tetapi, dirimu tidak lagi memiliki kesempatan untuk itu. Waktumu bersama ibu sudah menjadi masa lalu.

Kamu ditakdirkan menjadi yatim di usia muda. Mengacu pada KBBI, yatim berarti tidak beribu atau tak berayah lagi karena ia meninggal dunia. Hari Ibu memang tidak lantas kehilangan keistimewaannya bagimu. Hanya saja, perasaan yang mendominasi bukan lagi bahagia seperti saat ibu masih ada. Harimu akan lebih mendung lantaran terkenang banyak hal tentang sosoknya.

Selagi teman-temanmu beramai-ramai mengucapkan selamat Hari Ibu dan berbagi momen kebersamaan dengan ibu di media sosial, renungan di hari Ibu untukmu yang yatim berikut ini bisa kamu jadikan topik dalam mengenang serta menghargai ibu. Gak apa-apa bila dirimu ingin menangis. Tidak usah ditahan. Air matamu adalah tanda cinta seorang anak pada perempuan yang melahirkan serta membesarkanmu.

1. Cinta di antara kalian terasa lebih kuat justru setelah ibu tiada

ilustrasi merenung (pexels.com/RDNE Stock project)

Mari melihat ke belakang pada tahun-tahun ketika ibu masih hadir dalam hari-harimu. Meski saat itu kamu tahu serta percaya kalian saling menyayangi, kesadaran akan perasaan ini tidak terlalu tinggi. Dirimu dan ibu terlalu terbiasa bertemu serta berinteraksi. 

Itu membuat rasa cinta di antara kalian langsung terwujud dalam berbagai tindakan. Selepas kepulangannya, cinta terasa makin kuat. Kamu kerap memikirkan kembali banyaknya pengorbanan ibu untukmu. Begitu pula dirimu meresapi perasaanmu terhadapnya. Hilangnya kesempatan untuk berinteraksi secara langsung bukannya melunturkan rasa sayang malah memperjelasnya.

2. Hidupmu tak lagi sama tanpa ibu

ilustrasi merenung (pexels.com/Beyzaa Yurtkuran)

Ibu dalam kesederhanaan sosoknya seperti tungku yang selalu menyala di tengah-tengah ruangan. Apinya membuat semua anggota keluarga merasa hangat di musim yang paling dingin sekalipun. Setelah api itu padam, otomatis terjadi perubahan besar dalam hidupmu.

Terlebih di masyarakat Indonesia, peran ibu mendominasi dalam keluarga. Kehilangan ibu di usiamu yang masih muda terasa seperti pohon yang akarnya tercabut. Duniamu berjungkir balik. Setelah ibu tiada, kamu baru mengenal arti kemandirian yang sesungguhnya. Meski ada ayah, caranya mengasuhmu mungkin sangat berbeda dari ibu. Tak peduli kamu cowok atau cewek, hidup mendadak terasa lebih keras tanpa ibu.

3. Bukan harta yang bikin kamu iri pada teman, tapi doa ibu

ilustrasi merenung (pexels.com/Ashford Marx)

Ketika kamu melihat kehidupan orang lain baik secara langsung maupun melalui media sosial, tak sedikit teman yang memamerkan harta dan gaya hidupnya. Wajar apabila tindakan yang kurang bijaksana ini bikin banyak orang iri. Mereka merasa kurang beruntung dari segi materi.

Dirimu juga tidak luput dari rasa iri pada orang lain. Akan tetapi, bukan dalam hal materi. Kamu justru kurang peduli soal itu. Dirimu lebih iri terhadap fakta bahwa mereka masih mempunyai ibu yang selalu mendoakan. Doa ibu sangat penting untuk kehidupan anak, tetapi kamu tak lagi memperolehnya. 

4. Rindu pelukan ibu, tanda kasih sayangnya begitu besar dan tulus

ilustrasi merenung (pexels.com/Iqbal farooz)

Kamu gak akan sampai merindukan pelukan seseorang yang tidak benar-benar tulus dalam menyayangimu. Kerinduan terhadap dekapan ibu bisa bikin kamu merasa kosong. Tak ada rasa nyaman dan aman dari memeluk sembarang orang. Hanya pelukan ibu yang terasa seperti rumah yang sesungguhnya.

Ada cinta sekaligus perlindungan di dalamnya. Kamu bisa saja meminta pelukan dari sahabat atau kekasih. Namun, itu tetap tidak sama dengan dekapan ibumu. Lama gak merasakan pelukan ibu membuat duniamu terasa lebih dingin. Sedikit banyak ini juga bisa memengaruhi karaktermu yang menjadi  enggan terlalu terlibat secara emosi dengan orang lain.

5. 'I love you, Mom' tidak cukup untuk mewakili perasaanmu

ilustrasi merenung (pexels.com/Engin Akyurt)

Seandainya pun kamu terus mengucapkannya di hati atau menuliskannya dalam statusmu di Hari Ibu nanti, ini tidak cukup. Perasaanmu terhadap ibu baru lebih disadari setelah ia pergi. Ini membuat kalimat tersebut terasa terlalu dangkal. Apa yang kamu rasakan dan pikirkan tentangnya gak bisa diwakili dengan kalimat cinta seperti apa pun.

Sering kali menuliskan kalimat 'I love you, Mom' hanya terasa sebagai formalitas. Agar orang-orang tahu tentang perasaanmu terhadap ibu. Sementara kamu sendiri merasa ada lebih banyak hal yang tak mampu diutarakan. Dirimu hanya berharap di suatu tempat yang jauh, ibumu tahu betapa besar rasa sayangmu padanya.

6. Kebersamaan kalian singkat, tapi kasih sayangnya sepanjang masa

ilustrasi merenung (pexels.com/Chu Chup Hinh)

Di usia berapa kamu kehilangan sosok ibu? Jika ibu berpulang saat usiamu 15 tahun misalnya, kebersamaan kalian terbilang singkat. Sebab seandainya dirimu hidup sampai umur 75 tahun, berarti kebersamaan kalian cuma seperlima dari seluruh waktu yang dimiliki olehmu.

Dalam rentang waktu 15 tahun kebersamaan pun, kamu gak mampu mengingat semuanya. Katakanlah ingatanmu baru terasa tajam sejak usia 4 atau 5 tahun. Artinya, kebersamaan yang betul-betul dirasakan hanya 10 hingga 11 tahun. Satu sisi, kamu merasakan dahaga akan kasih sayang seorang ibu. Di sisi lain, ingatan selama 10 atau 11 tahun itu meyakinkanmu bahwa cinta ibu selalu membersamai langkahmu di mana pun dan sampai kapan pun.

7. Hadiah terbaik darimu hanyalah doa

ilustrasi merenung (pexels.com/Minh Tuấn)

Jika kamu membelikan hadiah berupa pakaian, sandal, atau parfum jelas ibumu sudah tidak bisa memakainya. Bila dirimu memberikan bunga sebagai hadiah, paling diletakkan di atas makamnya. Kalau bunga yang indah itu ditempatkan di vas sebagai pajangan di rumah, ia pun tak bisa menyaksikan keindahannya.

Kamu tidak punya banyak pilihan hadiah untuknya betapa pun besarnya rasa cintamu pada ibu. Kado terbaik buat ibu cuma doa yang tidak terputus darimu. Hanya hadiah ini yang akan sampai padanya. Oleh sebab itu, saat 22 Desember nanti medsos penuh dengan ucapan selamat hari ibu, duduklah dengan tenang dan berdoa lebih banyak untuknya. Untaian doamu menjadi hadiah yang menembus langit.

Hari Ibu tanpa keberadaan ibu di sisimu tentu bikin suasana terasa hampa. Tetaplah tabah menghadapi kenyataan dan yakin bahwa ia berada di tempat terbaik di sisi Tuhan. Renungan di Hari Ibu untukmu yang yatim setidaknya mampu menyadarkanmu kembali, bahwa ibumu tidak lagi merasakan kesakitan dan segala bentuk penderitaan dunia. Tetap semangat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us