Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Akibat Merahasiakan Berbagai Hal pada Keluarga Inti

ilustrasi seorang pria
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Alena Darmel)
Intinya sih...
  • Merahasiakan hal-hal penting menimbulkan kecurigaan dan kesalahpahaman
  • Keluarga akan merasa tidak dihargai dan rasa percaya di antara kalian kian menipis
  • Keluarga tidak dapat menolongmu jika terjadi sesuatu, dan mereka tidak mampu mencegahmu berbuat salah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keluarga terbentuk tidak hanya karena hubungan darah. Ada tiga pilar yang amat penting untuk menopang hubungan kekeluargaan. Khususnya dalam keluarga inti.

Ini meliputi keluarga kecilmu bersama pasangan dan anak-anak. Juga keluarga yang terdiri dari kedua orangtua, kamu, serta kakak dan adik kandung. Pilar pertama yaitu kasih sayang yang mendalam dan membedakan hubungan kalian dengan relasi masing-masing bersama orang lain.

Pilar kedua ialah sikap saling menghormati. Pilar ketiga, keterbukaan dan kepercayaan satu sama lain. Kedua hal itu tidak bisa dipisahkan. Tanpa transparansi tak akan ada rasa percaya. Itu sebabnya kamu jangan suka merahasiakan berbagai hal dari keluarga inti. Berikut akibat merahasiakan berbagai hal pada keluarga inti, banyak yang buruk.

1. Menimbulkan kecurigaan dan kesalahpahaman

ilustrasi perselisihan dengan pasangan
ilustrasi perselisihan dengan pasangan (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak ada rahasia yang sempurna. Terlebih sesuatu yang dirahasiakan seharusnya juga diketahui oleh keluargamu. Ingat, mereka bukan orang baru dalam hidupmu. Kalian telah saling mengenal sejak lama sekali.

Sedikit saja dirimu berusaha menutupi hal-hal yang semestinya diberitahukan ke keluarga pasti mereka merasakan kejanggalan. Kamu mungkin akan ditanya dan memilih mengelak. Namun, itu sama sekali tidak memadamkan kecurigaan mereka.

Malah keluarga akhirnya berusaha menebak-nebak sendiri apa yang terjadi sesungguhnya. Kesalahpahaman pun timbul. Mereka tak bisa sepenuhnya disalahkan karena dirimu yang bersikap gak terbuka.

2. Awalnya mereka penasaran, lama-lama masa bodoh

ilustrasi tiga bersaudara
ilustrasi tiga bersaudara (pexels.com/RDNE Stock project)

Perlu kamu tahu bahwa menghadapi orang yang penuh misteri akan menyebabkan kelelahan psikis bagi orang lain. Emosi mereka dipermainkan oleh sikapmu yang tidak terbuka bahkan penuh kepura-puraan. Mereka sudah mencoba menggali keterangan darimu.

Akan tetapi, dirimu bergeming. Rasa penasaran keluarga lama-kelamaan dapat berubah menjadi kebalikannya. Yaitu, ketidakpedulian atau sikap masa bodoh. Kamu jangan berpikir mereka bakal selamanya menyimpan rasa penasaran padamu.

Apalagi dirimu bukan lagi anak kecil. Sebenarnya mudah buatmu memberi tahu mereka kalau mau. Bila sampai saat ini kamu tetap mengunci bibir rapat-rapat, mereka bisa apa? Makin banyak hal yang disembunyikan olehmu, makin mereka gak mau tahu lagi apa-apa tentangmu.

3. Rasa percaya di antara kalian kian menipis

ilustrasi seorang pemuda
ilustrasi seorang pemuda (pexels.com/cottonbro studio)

Dirimu pasti memiliki alasan di balik sikap penuh misteri ini. Paling mungkin ialah adanya rasa kurang percaya pada saudara sendiri. Seperti kamu takut masalahmu terlalu diintervensi.

Atau, justru diam-diam dirimu punya rasa persaingan yang amat kuat dengan saudara. Rendahnya rasa percayamu pada mereka seperti bayangan di cermin. Keluarga juga sedikit demi sedikit kehilangan kepercayaannya terhadapmu.

Kamu sudah membentangkan jarak dalam hubungan kekeluargaan. Jarak itu kian lebar ketika keluargamu pun akhirnya menjadi mewaspadai dirimu. Ini adalah serapuh-rapuhnya hubungan. Kamu barangkali lebih percaya pada orang lain ketimbang keluarga. Demikian pula dengan mereka.

4. Keluarga merasa tidak dihargai

ilustrasi seorang pria
ilustrasi seorang pria (pexels.com/Ron Lach)

Apabila sesuatu yang disimpan rapat-rapat olehmu sepenuhnya masalah pribadi, keluarga masih merasa baik-baik saja. Mereka malah menghargai privasimu. Misalnya, persoalan dalam pekerjaanmu.

Mereka berpikir hal itu memang sebaiknya ditangani olehmu sendiri. Kamu yang paling tahu mengenai pekerjaan tersebut. Akan tetapi, fatal kalau sesuatu yang dirahasiakan semestinya diberitahukan ke mereka.

Contohnya, urusan-urusan dengan keluarga besar. Keluarga intimu terlambat mengetahuinya. Itu pun dari saudara lainnya dan bukan darimu. Wajar mereka merasa sangat tidak dihargai olehmu. Dirimu seolah-olah meniadakan keberadaan mereka.

5. Mereka tak dapat menolongmu jika terjadi sesuatu

ilustrasi seorang pemuda
ilustrasi seorang pemuda (pexels.com/Mushtaq Hussain)

Kamu memang bukan anak-anak lagi. Akan tetapi, itu tak berarti dirimu akan selalu mampu mengatasi segala hal sendirian. Sikapmu yang gak terbuka malah mempersulit kamu mendapatkan pertolongan di saat genting.

Misalnya, kamu sedang bersitegang dengan mantan pacar kekasihmu. Dirimu sudah diancam terus olehnya. Dia ingin kalian putus supaya ia dapat balikan dengan pacarmu. Bayangkan seandainya suatu hari dia berbuat nekat.

Kamu menghilang beberapa hari pun mungkin keluarga tidak mengira dirimu dalam bahaya. Mereka pikir kamu hanya pergi main entah ke mana dan gak memberi tahu. Padahal, dirimu sedang disekap mantan pacar kekasihmu atau bahkan sudah dianiaya.

Jika kamu terbuka, begitu dirimu pulang terlambat dari biasanya atau sukar dihubungi pun keluarga langsung gencar mencari. Mereka sigap mengantisipasi kemungkinan terburuk. Andai pun benar kamu sedang dianiaya akan cepat tertolong.

6. Mereka gak mampu mencegahmu berbuat salah

ilustrasi sendirian di kamar
ilustrasi sendirian di kamar (pexels.com/Helena Lopes)

Punya keluarga harus disyukuri. Mereka bukan sekadar penghilang rasa sepi. Keluarga juga berfungsi sebagai kontrol perilaku bagimu. Orangtua serta saudara pasti tidak akan membiarkan kamu berbuat salah selagi masih bisa dicegah.

Meski hubungan kalian gak terlalu dekat, ketulusan keluarga inti umumnya tak diragukan lagi. Mereka akan berusaha mengingatkanmu. Tinggal kamu mau atau tidak untuk mendengarkannya. Pun hanya bila mereka tahu situasimu.

Kalau terdapat hal-hal yang sengaja disembunyikan olehmu dari mereka, semua risiko ada di tanganmu. Benar dan salah kadang menjadi gak jelas di matamu bila kamu sedang menghadapi sesuatu yang menyita pikiran. Keluarga yang seharusnya bisa membantumu mengambil keputusan bijaksana malah diabaikan.

Kamu harus mengenal keluarga intimu dengan amat baik. Selama mereka bukan tipe saudara atau orangtua yang toksik, tak ada alasan untukmu merahasiakan terlalu banyak hal. Terlebih perkara yang semestinya memang diketahui juga oleh mereka. Kenali akibat merahasiakan berbagai hal pada keluarga inti agar dirimu gak punya niat buruk pada mereka,

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Decluttering bagi Orang yang Sulit Melepas Barang

12 Okt 2025, 16:06 WIBLife