Anak jadi Pelaku Bullying? 7 Cara Mengatasinya dengan Bijak

Ketika menerima kabar bahwa anakmu terlibat dalam perilaku bullying, rasanya pasti berat. Sebagai orangtua, kamu mungkin merasa kaget, kecewa, bahkan sedih.
Namun, penting untuk diingat bahwa ini adalah kesempatan untuk mendidik dan membentuk anak agar menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu gak sendirian dalam menghadapi situasi ini, dan ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak memahami kesalahannya dan bertumbuh dari pengalaman tersebut.
1. Ajak anak memperbaiki kesalahan, bukan sekadar minta maaf

Mengajarkan anak untuk meminta maaf adalah hal yang baik, namun lebih penting lagi mengajarkan mereka untuk melakukan perbaikan nyata. Jelaskan kepada anak bahwa perbaikan ini bisa berupa tindakan yang menunjukkan niat baik, seperti membantu atau bersikap ramah kepada teman yang disakiti. Dengan begitu, anak belajar untuk memperbaiki hubungan dan memahami dampak dari perbuatannya.
2. Tetap tenang saat memberikan bimbingan

Saat anak terlibat dalam situasi konflik, penting bagimu untuk tetap tenang. Ketika kita sebagai orangtua panik atau marah, anak akan merasakan tekanan dan bisa menjadi defensif.
Cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu sebelum berbicara dengan anak. Ketika suasana sudah kondusif, kamu bisa mulai berdiskusi tentang apa yang terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut.
3. Bantu anak memahami perasaan orang lain

Setelah anak tenang, bantu dia merenungkan bagaimana perbuatannya memengaruhi orang lain. Tanyakan padanya bagaimana perasaan korban dan apa yang bisa ia lakukan untuk membuat mereka merasa lebih baik. Dengan cara ini, anak belajar untuk memikirkan dampak dari tindakannya dan mengembangkan empati.
4. Pilih waktu yang tepat untuk membahas masalah

Kadang suasana bisa sangat tegang saat kejadian baru saja terjadi. Kalau kamu merasa waktunya belum tepat untuk berbicara panjang lebar, tunggu sampai anak dalam keadaan lebih tenang.
Kamu bisa membicarakan kejadian tersebut di perjalanan pulang atau saat suasana lebih rileks. Pendekatan ini membantu anak merasa lebih nyaman dan siap untuk berdiskusi secara terbuka.
5. Berikan konsekuensi yang mendidik

Sikap tegas namun gak berlebihan juga perlu diterapkan. Berikan pemahaman kepada anak bahwa tindakan bullying memiliki konsekuensi.
Pastikan konsekuensi yang diberikan bersifat mendidik, bukan sekadar hukuman. Misalnya, jika ia melakukan bullying, kamu bisa mengajaknya melakukan kegiatan sosial yang melibatkan empati dan kebaikan, seperti membantu orang lain atau terlibat dalam kegiatan amal.
6. Ajarkan keterampilan sosial dan cara mengatasi konflik

Banyak anak yang menjadi pelaku bullying karena kurangnya keterampilan sosial atau cara mengatasi konflik. Ajak anak untuk berlatih menghadapi situasi yang mungkin memicu emosi, misalnya bagaimana menanggapi ejekan tanpa melakukan kekerasan. Kamu juga bisa memberikan tips sederhana tentang cara berbicara dengan baik ketika terjadi perselisihan, sehingga mereka memiliki alternatif lain selain melakukan bullying.
7. Bagikan kisah kesalahan dan pembelajaranmu sendiri

Setelah keadaan mereda, kamu bisa menceritakan pengalaman pribadimu saat melakukan kesalahan dan bagaimana kamu berusaha memperbaikinya. Ini membantu anak memahami bahwa membuat kesalahan adalah hal yang wajar, asalkan kita belajar darinya. Dengan berbagi cerita, kamu bisa menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan anak dan menanamkan nilai bahwa semua orang bisa berubah menjadi lebih baik.
Menghadapi situasi di mana anak menjadi pelaku bullying memang gak mudah. Namun, dengan pendekatan yang penuh pengertian dan bimbingan yang tepat, anak bisa belajar dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Ingat, setiap tantangan adalah kesempatan untuk membentuk anak agar lebih bijak dan berempati. Jadilah pendukung terbaik bagi anakmu dalam proses pembelajaran ini.