Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Ciri Calon Orangtua Sambung yang Baik, jika Red Flag Jangan Lanjut

ilustrasi mengobati luka (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Single parent boleh menikah lagi setelah status perceraian jelas di mata hukum dan masa idah berakhir.
  • Calon pasangan harus adil, memahami hak-hak anak, dan tidak menghalangi hubungan anak dengan orangtua biologisnya.
  • Pasangan baru harus siap menerima anakmu, dewasa dalam mendekati anak, dan tidak memaksa hubungan dengan anak.

Untukmu yang berstatus single parent sama sekali tak terlarang bila ingin kembali berumah tangga. Selama status perceraian sudah jelas di mata hukum serta masa idah bagi kamu yang perempuan dan beragama Islam telah selesai, pada dasarnya dirimu boleh menikah lagi. Namun, mencari pasangan yang akan menjadi orangtua sambung buat anakmu memang tidak mudah.

Boleh jadi seseorang amat mencintaimu, tetapi belum tentu mampu menerima keberadaan buah hatimu. Kamu pasti gak mau kelak anak mengalami perlakuan buruk dari ayah atau ibu sambungnya. Sebelum terlambat, seleksi ketat terhadap calon pasangan mesti dimulai begitu dirimu dekat dengan seseorang. Lampu hijau untuk hubungan kalian hanya jika seluruh ciri calon orangtua sambung yang baik berikut ini ada pada dirinya.

1. Bila dia juga sudah punya anak, perlakuannya ke anakmu kudu adil

ilustrasi mengasuh (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kamu mungkin tak lagi terlalu berharap punya pasangan baru yang belum pernah menikah. Dirimu sadar dengan statusmu. Kamu juga punya pengalaman yang kurang menyenangkan kalau sebelumnya bercerai. Logikamu pun barangkali mengatakan akan lebih sulit untuk pria atau perempuan yang belum punya anak bisa menerima anakmu juga.

Tapi kalaupun ada duda atau janda sesama orangtua tunggal mendekati, kamu jangan langsung percaya. Perhatikan betul caranya memperlakukan anaknya dan anakmu. Ketika kalian semua jalan bareng misalnya, apakah dia cuma care pada anaknya sendiri? Calon orangtua sambung kudu mampu bersikap adil pada anaknya maupun anakmu sekalipun kalian belum menikah.

2. Mengekspresikan kasih sayangnya ke anakmu secara wajar

ilustrasi calon ayah sambung (pexels.com/cottonbro studio)

Ekspresi kasih sayang baik yang berlebihan maupun terlalu dingin sama-sama dapat menjadi tanda bahaya. Apabila seseorang cuma bersikap hangat padamu tapi malah cuek pada anak, ini sudah jelas red flag. Tak terbayangkan sikapnya pada anak setelah kalian menikah nanti.

Besar kemungkinan sikapnya tambah buruk. Namun, bila dia berlebihan dalam memanjakan anakmu juga bisa dua kemungkinan. Pertama, ia kurang tulus dan hanya mencari perhatianmu. Atau, dia tulus tetapi caranya membesarkan anak nanti kurang baik karena permisif.

Bentuk ekspresi kasih sayang lain yang gak wajar adalah seringnya ia memeluk, menyentuh, dan mencium anakmu. Kamu perlu mewaspadai kalau-kalau dia punya ketertarikan seksual dengan anak-anak. Ia mendekati sampai ingin menikahimu hanya agar membuka aksesnya ke anakmu yang masih sangat polos. Apa pun jenis kelamin anakmu, calon orangtua sambung mesti tahu batasan dalam melakukan kontak fisik dengannya.

3. Paham kebutuhan anak akan sosok ayah atau ibu kandungnya

ilustrasi menimang anak (pexels.com/Rohit Photography)

Apabila kamu dan mantan suami atau istri bercerai, calon pasangan barumu seharusnya memahami hak-hak anakmu. Sama sekali tidak salah jika anakmu masih ingin berkomunikasi bahkan bertemu dan pergi bersama ayah atau ibu kandungnya. Walau hak asuhnya berada di tanganmu, calon orangtua sambungnya tidak boleh sedikit pun menghalangi hubungan anak dengan orangtua biologisnya.

Maka apabila ia malah mempersulit hubungan mereka padahal hubunganmu dengan mantan cukup baik, pikirkan ulang relasi gak sehat ini. Anakmu bakal stres berat apabila dilarang berhubungan lagi dengan ayah atau ibu kandungnya. Kalau kamu sudah mencoba menjelaskan hal itu pada calon pasangan barumu tapi ia tak mau mendengarkan, akhiri saja.

4. Sejak awal tidak mempersoalkan keberadaan anakmu

ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)

Anakmu sudah ada sejak kalian dekat. Tak ada satu pun alasan yang bisa membenarkan keberatannya atas kehadiran buah hatimu. Bahkan anakmu ikut dalam kencan-kencan kalian pun seharusnya dianggap sebagai hal biasa olehnya. Sebab statusmu ayah atau ibu tunggal.

Apabila dia seperti tidak menyukai anakmu, langsung saja tanyakan hal itu padanya. Jika jawabannya cuma berkelit ke sana kemari, ada baiknya kamu tidak melangkah lebih jauh bersamanya. Ia risi terhadap buah hatimu. Sebagai orangtua, dirimu tidak boleh menomorduakan anak demi calon pasangan baru.

5. Tak meminta anakmu dititipkan saja setelah kalian menikah

ilustrasi keluarga (pexels.com/Anna Shvets)

Anakmu bukan barang yang bisa dititipkan pada siapa pun. Sebagai orangtua tunggal tentu perjuanganmu demi anak bukan hal mudah. Kamu bekerja lebih keras demi memastikan kebutuhan-kebutuhannya tercukupi. Dirimu menyusun rencana terbaik untuk masa depannya.

Kamu pun kerap berusaha menjadi ayah sekaligus ibu atau sebaliknya biar anak tak kekurangan kasih sayang. Pernikahanmu kembali nanti tidak boleh seolah-olah menyingkirkan anak dari kehidupan barumu dengan seseorang. Calon orangtua sambung yang baik wajib paham bahwa dirimu dan buah hati adalah satu paket yang harus diterima dalam hidupnya. Apa gunanya dirimu memiliki pasangan baru, tetapi malah terpisah dengan anak kandung?

6. Mau diajak berziarah ke makam mantanmu dan bertemu keluarganya

ilustrasi menggandeng anak (pexels.com/Alex P)

Walau mantan suami atau istrimu sudah meninggal dunia, dia tetap orangtua kandung anakmu. Kalian juga tidak berpisah karena konflik melainkan takdir kematian. Bisa saja cuma kamu dan anak yang selalu berziarah ke makamnya. Akan tetapi, calon orangtua sambung yang baik semestinya tidak keberatan untuk ikut.

Malah dia seharusnya terlebih dahulu menawarkan diri buat mengantar atau menemani ketika tahu kalian berencana ke makamnya. Ini penting sebagai tanda ia menghargai betul masa lalumu serta asal usul anakmu. Jika dia seakan-akan gak mau tahu bahkan menganggap negatif kebiasaan kalian berziarah, mungkin kalian bukan pasangan yang tepat.

Pertemuannya dengan keluarga mantanmu juga tidak akan bisa dihindari. Anakmu perlu tetap mengenal bahkan dekat dengan kakek, nenek, om, serta tantenya dari garis ayah atau ibu kandung. Sampai anak dewasa pun harus begitu. Ini perlu peran serta dukungan orangtua sambung.

7. Gak kekanak-kanakan

ilustrasi keluarga (pexels.com/Anna Shvets)

Kalau kamu punya pasangan baru yang childish, bukannya menambah kebahagianmu malah bikin dirimu stres doang. Dia gampang cemburu saat kamu mengurus dan memperhatikan anak sendiri. Calon orangtua sambung yang dibutuhkan di antara dirimu dengan anak adalah berkarakter dewasa.

Tanpa kedewasaan, kalian baru pendekatan saja sudah muncul banyak masalah. Apalagi seandainya nanti kamu dan dia menikah. Pasti dirimu serta anakmu selalu disalahkan sebagai penyebab ia merasa tidak diperhatikan dalam keluarga. Sikapnya menjadi playing victim.

8. Tak marah ketika anakmu belum mau dekat dengannya

ilustrasi calon ayah sambung (pexels.com/Vitaly Gariev)

Semangat seseorang dalam mendekati anakmu mesti diimbangi dengan kesiapan buat kecewa. Terlebih anakmu tipe yang tidak mudah dekat dengan orang asing. Ditambah dengan luka akibat perceraian orangtua atau kematian salah satu orangtuanya, dia dapat tambah bersikap defensif.

Apalagi anakmu sudah tahu bahwa orang yang mendekatinya ialah kekasihmu. Bisa muncul rasa tidak siap dalam dirinya untuk bersaing memperoleh kasih sayangmu dengan orang baru. Calon suami atau istrimu dilarang menanggapi hal ini dengan emosi. Bila ia mampu mengerti, tidak memaksa anak, serta telaten mendekatinya secara lebih soft sampai berhasil; kamu dapat memberinya lampu hijau.

Usaha untuk menemukan calon orangtua sambung yang baik memang tak mudah. Ada kalanya kamu mesti berkorban perasaan seandainya seseorang tampak sempurna sebagai suami atau istrimu, tapi gak baik untuk menjadi ayah atau ibu sambung anakmu. Bukan cuma calon pasanganmu harus dewasa. Dirimu pun punya tugas yang sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us