“Kita ada untuk mendukung mereka ketika mereka membuat banyak keputusan yang sangat buruk agar mereka belajar membuat keputusan yang lebih baik,” kata Anderson.
6 Cara Agar Anak Punya Rasa Penasaran Tinggi dan Suka Belajar

- Memberi anak kesempatan membuat keputusan sendiri untuk melatih rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.
- Hindari komentar negatif tentang pelajaran, tanamkan pola pikir growth mindset agar anak percaya kemampuan bisa berkembang.
- Ajak anak bercerita tentang kegiatan di sekolah untuk memahami minat anak dan membangun kepercayaan.
Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh jadi pribadi yang pintar dan penuh rasa ingin tahu. Bukan cuma soal nilai di rapor, tapi bagaimana mereka bisa semangat belajar dari hal-hal di sekitarnya. Nah, biar anak makin penasaran dan suka belajar, ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu coba.
Menumbuhkan rasa ingin tahu anak memang butuh trik khusus dan kesabaran. Bukan dengan memaksa, melainkan menciptakan suasana yang bikin mereka nyaman bereksplorasi. Yuk, simak tips berikut ini untuk bantu anak punya rasa penasaran yang tinggi dan kecintaan belajar!
1. Biarkan anak membuat keputusan sendiri

Memberi anak kesempatan mengambil keputusan sendiri bisa melatih rasa tanggung jawab sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri. Orangtua tidak perlu mengatur semua hal, misalnya jadwal mengerjakan PR, tetapi tetap perlu memberikan batasan yang jelas. Dengan cara ini, anak bisa belajar menghadapi konsekuensi dari pilihannya.
Dilansir CNBC, Jenny Anderson, penulis sekaligus peneliti parenting, menekankan pentingnya dukungan orangtua saat anak belajar dari kesalahan. Saat anak terbiasa mengambil keputusan, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan hidup ketika dewasa nanti.
2. Hindari komentar negatif tentang pelajaran

Kalimat seperti “Aku bukan orang matematika” atau “Aku tidak bisa sains” ternyata berdampak buruk bagi motivasi anak. Sikap ini bisa menular dan membuat anak percaya bahwa mereka juga tidak mampu. Sebaliknya, orangtua sebaiknya menanamkan pola pikir growth mindset bahwa kemampuan bisa terus berkembang.
Anderson menjelaskan, bahwa anak perlu tahu semua orang bisa belajar jika diberi kesempatan dan usaha yang tepat. Semua orang bisa berkembang, otak itu bisa dibentuk. Jadi daripada melabeli diri dengan kelemahan, orangtua bisa menunjukkan semangat mencoba sebagai contoh positif bagi anak.
3. Ajak anak bercerita tentang kegiatan di sekolah

Percakapan ringan sepulang sekolah bisa jadi cara ampuh untuk memahami minat anak. Orangtua pun bisa menanyakan hal-hal sederhana, misalnya apa yang mereka lakukan di kelas atau bagaimana rasanya saat praktik tertentu. Pertanyaan seperti itu tidak berarti kamu terlalu mengatur atau overprotective.
“Ini menunjukkan bahwa kamu peduli dengan pengalaman anak di sekolah. Sikap ini bisa menumbuhkan kepercayaan, membuat anak lebih terbuka, sekaligus membantu mereka merasa bahwa minat dan perasaan mereka penting serta layak dihargai,” kata Anderson.
Selain membangun kepercayaan, obrolan ini juga mendorong anak lebih terbuka mengenai perasaan dan minatnya. Anderson menegaskan, bahwa pertanyaan itu bukan untuk mengawasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa kita tertarik dengan kehidupan mereka. Anak yang merasa didengarkan cenderung lebih bersemangat mencari hal-hal baru untuk dipelajari.
4. Mulailah dengan topik positif sebelum menyinggung yang sulit

Ketika berbicara dengan anak, jangan langsung membahas mata pelajaran yang paling sulit atau membuat mereka frustrasi. Hal ini bisa membuat suasana menjadi tegang dan membuat anak enggan bercerita lebih banyak. Sebaiknya, awali percakapan dengan topik yang menyenangkan agar anak merasa rileks terlebih dahulu.
Dengan cara ini, anak akan lebih terbuka untuk membahas tantangan yang mereka hadapi kemudian. Anderson menyarankan agar bicarakan sesuatu yang baik yang terjadi di hari mereka, baru setelah itu tanyakan apakah semuanya baik-baik saja di mata pelajaran tersebut. Cara ini membantu anak tidak merasa tertekan dan tetap berani menceritakan kesulitannya.
5. Bagikan kesalahan dan pelajaran dari pengalaman pribadi

Tidak ada orang yang sempurna, termasuk orangtua. Justru dengan menceritakan kesalahan pribadi, orangtua bisa memberikan contoh nyata bahwa gagal bukan akhir dari segalanya. Hal ini juga mengajarkan anak untuk belajar dari pengalaman buruk dan bangkit kembali.
Dengan sikap terbuka, anak akan memahami bahwa kesalahan adalah bagian wajar dari hidup. Mereka pun belajar bahwa tidak perlu menjadi perfeksionis untuk bisa sukses, yang terpenting adalah berani mencoba dan bangkit lagi setelah gagal.
6. Hubungkan pelajaran dengan minat anak di dunia nyata

Tidak semua anak bisa melihat kaitan antara pelajaran sekolah dengan hal-hal yang mereka sukai. Di sinilah peran orangtua untuk membantu mereka menemukan hubungan itu. Misalnya, anak yang gemar bermain game bisa diajak melihat bagaimana matematika, fisika, seni, atau ilmu komputer berperan dalam merancang game tersebut.
“Orangtua dan guru perlu menghubungkan apa yang terjadi di kelas dengan apa yang terjadi di dunia nyata,” kata Anderson.
Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata akan membuat anak lebih semangat belajar. Mereka jadi tahu bahwa apa yang dipelajari tidak berhenti di kelas, tetapi juga bisa digunakan untuk hal-hal yang mereka sukai. Menurut Anderson, kamu tahu apa yang diminati anakmu, jadi kamu bisa mencoba menghubungkan titik-titik itu.
Menumbuhkan rasa ingin tahu anak bukan dengan menambah buku atau tugas, melainkan lewat lingkungan yang aman dan mendorong mereka untuk belajar. Orangtua berperan sebagai contoh, teman bicara, dan pendukung utama agar anak tumbuh dengan kecintaan belajar yang akan mereka bawa seumur hidup.