"Anak kecil cenderung memahami sesuatu secara langsung dan sederhana karena kemampuan berpikir mereka belum berkembang untuk memahami konsep atau alasan yang lebih abstrak," kata Lawrence Balter, Ph.D., psikolog anak dan pakar parenting, dilansir Parents.
6 Cara Mengatasi Perilaku Anak yang Suka Mengadu, Beri Pengertian

- Jelaskan perbedaan antara mengadu dan melapor, serta berikan penjelasan sederhana namun konkret kepada anak.
- Berikan empati pada anak saat mereka mengadu, namun dorong mereka untuk menyelesaikan masalah sendiri.
- Ajarkan penyelesaian masalah secara mandiri, hindari memarahi atau mempermalukan anak, dan bicarakan tentang keadilan dan tanggung jawab.
Anak-anak yang suka mengadu sering kali melakukannya sebagai respons terhadap situasi tertentu di sekitar mereka. Meskipun hal ini mungkin dianggap wajar pada usia tertentu, kebiasaan ini dapat menjadi perhatian jika dibiarkan terus berlanjut.
Penting bagi orangtua untuk mengenali cara yang tepat demi membantu anak memahami kapan harus berbicara kepada orang dewasa dan kapan harus menyelesaikan masalah sendiri. Kira-kira, bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak artikel berikut ini!
1. Jelaskan perbedaan antara mengadu dan melapor

Salah satu cara efektif untuk mengatasi perilaku anak yang suka mengadu, adalah membantu mereka memahami perbedaan antara mengadu dan melapor. Mengadu biasanya dilakukan dengan tujuan membuat orang lain mendapat masalah, seperti ketika seorang anak memberitahu bahwa temannya mengambil mainan tanpa alasan yang jelas.
Sebaliknya, melapor dilakukan untuk menyampaikan hal penting atau berbahaya kepada orang dewasa. Misalnya, jika ada teman yang terluka atau melakukan sesuatu yang dapat merugikan. Dengan memberikan penjelasan yang sederhana namun konkret, anak belajar mempertimbangkan apakah situasi yang mereka hadapi membutuhkan campur tangan orang dewasa atau dapat diselesaikan sendiri.
2. Berikan empati pada anak

Memberikan empati pada anak juga menjadi salah satu cara efektif untuk mengatasi perilaku anak yang suka mengadu. Ketika anak datang dengan keluhan, penting bagi orangtua atau orang dewasa untuk mendengarkan dengan penuh perhatian serta menunjukkan pemahaman terhadap perasaan mereka.
Sebagai contoh, tanggapi dengan kalimat seperti, "Kamu merasa kesal karena dia mengambil mainanmu, ya?" Pendekatan ini membantu anak merasa didengar dan dihargai sekaligus mengajarkan bahwa perasaan mereka valid. Namun, penting juga untuk mengarahkan anak agar tidak selalu bergantung pada orang dewasa dalam menyelesaikan masalah.
3. Ajarkan penyelesaian masalah secara mandiri

Selain memberikan empati, orangtua perlu mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak-anak sering kali tidak tahu bagaimana menghadapi teman sebaya yang bertindak agresif atau tidak mendengarkan mereka, sehingga sering berharap orangtua menjadi penengah. Demikian seperti yang dijelaskan oleh Susan Isaacs Kohl, penulis buku The Best Things Parents Do, dilansir Parents.
Ketika anak menghadapi konflik dengan teman sebaya atau saudara, dorong mereka untuk mencoba menyelesaikan masalah secara mandiri sebelum melibatkan orang lain. Ajak mereka untuk memikirkan solusi, seperti berbicara langsung dengan teman atau mencari cara yang baik untuk menyelesaikan perbedaan.
Misalnya, jika teman bertindak tidak menyenangkan, anak bisa diajarkan untuk mengatakan dengan tegas, "Aku tidak suka kalau kamu berkata seperti itu." Orangtua juga bisa mengajukan pertanyaan seperti, "Apa yang bisa kamu lakukan untuk menyelesaikan masalah ini?" atau "Bagaimana jika kamu mencoba cara lain?" Tindakan ini dapat membantu anak membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan konflik.
"Cara ini mengajarkan anak bahwa mereka memiliki keterampilan dan pilihan, serta dapat belajar menyelesaikan masalah sendiri secara perlahan," kata Debbie Glasser, Ph.D., psikolog anak di Fort Lauderdale, Florida, dilansir Parents.
4. Hindari memarahi atau mempermalukan anak

Sangat penting bagi orangtua untuk menghindari tindakan memarahi atau mempermalukan anak jika berada dalam situasi ini. Sebaliknya, orangtua harus memberi perhatian dan mendengarkan kekhawatiran anak dengan penuh empati. Jika anak merasa dipahami dan dihargai, mereka akan lebih terbuka untuk berkomunikasi di masa mendatang.
Memarahi anak hanya akan membuat mereka merasa malu atau takut. Ini menyebabkan anak enggan mengungkapkan perasaan atau masalah mereka di kemudian hari. Oleh karena itu, lebih baik memberikan pujian ketika anak melaporkan situasi yang memerlukan perhatian. Jelaskan secara lembut kapan sebaiknya mereka menyelesaikan masalah sendiri tanpa harus mengadu.
5. Bicarakan tentang keadilan dan tanggung jawab

Anak-anak perlu memahami bahwa setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab dalam situasi yang terjadi. Mengadu bukanlah solusi pertama yang harus dipilih. Orangtua perlu mengajarkan anak bahwa keadilan bukan berarti selalu mengharapkan orang lain dihukum, melainkan lebih kepada memastikan bahwa setiap orang diperlakukan dengan adil.
Berbicara tentang tanggung jawab juga penting, yaitu menjelaskan bahwa mereka harus bertanggung jawab atas perasaan dan tindakan mereka, serta belajar mencari solusi sendiri. Ketika anak memahami konsep ini, mereka cenderung menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih dewasa.
6. Beri dukungan untuk mengembangkan keterampilan sosial

Anak-anak yang terbiasa mengadu, sering kali belum sepenuhnya memahami cara berinteraksi dengan teman-temannya secara sehat. Orangtua bisa membantu anak belajar cara berkomunikasi dengan lebih baik, seperti mengungkapkan perasaan atau kebutuhan mereka dengan cara yang sopan dan tepat.
Ajak anak untuk berlatih keterampilan mendengarkan, berbicara dengan tenang, serta mencari solusi yang menguntungkan bagi semua pihak. Misalnya, ajarkan untuk meminta maaf jika mereka melakukan kesalahan atau memberi pujian saat teman berbuat baik. Dengan memberikan dukungan ini, anak akan lebih percaya diri dalam berinteraksi sosial.
Mengatasi perilaku anak yang suka mengadu, memerlukan pendekatan yang penuh pemahaman dan kesabaran. Dengan memberi empati, mengajarkan cara menyelesaikan masalah sendiri, serta membahas keadilan dan tanggung jawab, orangtua dapat membantu anak memahami situasi lebih baik dan belajar mengatasi konflik tanpa selalu mengadu.