5 Hal yang Bisa Dilakukan Orangtua untuk Mendukung Mimpi Anak

Bagi sebagian orangtua, berhadapan dengan anak yang sudah memiliki mimpinya sendiri kadang gak mudah. Terlebih saat mimpi itu terasa begitu muluk atau asing bagi orangtua. Gak jarang, pada akhirnya orangtua habis-habisan menentang mimpi anak.
Kalau sudah begini, konflik akan terjadi dan merenggangkan hubungan orangtua dengan anak. Anak merasa mimpinya sangat penting. Sementara orangtua yakin bisa menunjukkan mimpi yang lebih menjanjikan untuk dikejar.
Untuk mencegah hal seperti ini terjadi, orangtua perlu belajar memahami dan mendukung mimpi anak. Gak sulit kok, ini cara yang dapat dilakukan orangtua untuk mendukung mimpi anak.
1.Mendengarkan cerita anak tentang mimpinya

Pada siapa lagi anak akan menceritakan mimpinya kalau bukan pada orangtua? Orangtua adalah orang terdekatnya. Sosok yang seharusnya paling mengenalnya, termasuk minat dan bakatnya. Sosok yang diharapkan bisa dengan mudah memahami keinginannya.
Jangan menghindar, mengubah topik, atau menanggapi dengan setengah hati saat anak membicarakan mimpinya, ya? Itu membuat anak merasa tertolak. Nanti dia enggan untuk kembali membicarakan mimpinya. Ingat, ini adalah cara paling gampang yang dapat dilakukan orangtua untuk mendukung mimpi anaknya.
2.Menyemangati anak dalam berjuang

Saat anak makin besar, tentu dia makin mampu memperjuangkan mimpinya seorang diri. Dia tahu apa-apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya. Meski begitu, dia juga tetap membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya. Apalagi ketika ia masih kecil, support orangtua mesti penuh.
Dukungan orangtua akan memantapkan langkah anak. Ia menjadi jauh lebih bersemangat, yakin sudah berada di jalur yang benar. Sebaliknya, jika orangtua seperti berusaha memupus harapan anak atau bersikap masa bodoh, perjuangannya akan menjadi berat sekali.
3.Menghibur dan menguatkannya kala mengalami kegagalan

Dengan pengalaman hidupnya, orangtua tentu paham betul betapa mewujudkan mimpi bukanlah perkara mudah. Kegagalan demi kegagalan harus dihadapi sebelum akhirnya cita-cita menjadi kenyataan.
Itu pula yang dialami anak. Maka penghiburan dari orangtua adalah yang terbaik untuknya. Teman-teman, guru, atau pelatihnya mungkin juga menyemangatinya. Namun, dorongan dari mereka tidak sama dengan penguatan dari orangtua.
Anak akan lebih percaya kelak ia akan berhasil jika orangtua yang mengatakannya. Jangan sampai anak malah merasa sendirian ketika menghadapi pahitnya kegagalan. Pastikan orangtua selalu ada untuknya.
4.Kalau bisa memfasilitasi anak, kenapa gak?

Bukan berarti orangtua memanjakan anak. Namun kenyataannya, semua hal di dunia ini membutuhkan modal. Misal, anak ingin menjadi ilmuwan atau peneliti. Pastinya ia harus banyak membaca berbagai buku ilmu pengetahuan bahkan memiliki peralatan untuk praktikum. Juga, guru yang akan membimbingnya di luar sekolah.
Anak tidak mungkin memenuhi semua itu sendiri. Demi hasil yang maksimal di masa depan, apa salahnya orangtua berinvestasi dalam kehidupan anak dengan sejak dini memfasilitasi minatnya? Ini akan sangat berarti bagi anak dan membuatnya lebih bersemangat. Toh, jika kelak anak berhasil mewujudkan mimpinya, orangtua juga akan merasakan manfaat dari keberhasilannya.
5.Menambah wawasan diri terkait mimpi anak biar nyambung saat berbicara dengannya

Seiring perubahan zaman, banyak profesi mungkin terasa asing bagi orangtua. Kalau jenis profesinya saja sudah asing, tentu orangtua juga kesulitan untuk membayangkan prospek dari profesi tersebut.
Sangat penting bagi orangtua untuk mau terus menambah wawasan. Terutama yang berkaitan dengan mimpi anak. Orangtua bisa mengobrol dengan orangtua lainnya tentang mimpi anak masing-masing. Juga mencari informasi lebih banyak melalui internet dan berbicara langsung dengan anak terkait mimpinya.
Orangtua harus menjadi pendengar yang baik bagi anak. Kurangi perasaan bahwa orangtua sudah tahu segalanya, pasti paling benar, dan paham apa yang terbaik untuk anak.
Jangan pula memaksa anak buat meneruskan mimpi pribadi orangtua yang gagal terwujud. Itu terlalu egois, gak adil untuk anak. Jika orangtua melakukan kelima cara untuk mendukung mimpinya, anak akan lebih termotivasi sekaligus tak terlalu mencemaskan kegagalan.