Setelah menikah, biasanya pasangan suami istri mengharapkan hadirnya buah hati. Namun bisa berbeda pada beberapa pasangan, ada yang ingin menunda kehamilan atas dasar alasan tertentu.
Jika kamu dan pasangan berencana menunda kehamilan setelah menikah nanti, perhatikan enam hal di bawah ini. Menunda punya momongan juga butuh persiapan, lho biar masing-masing merasa nyaman. Yuk, simak!
Pastikan kamu dan pasangan sudah mendiskusikan matang-matang tentang keputusan menunda punya momongan ini. Bahkan, hal ini bisa dibicarakan sebelum menikah agar masing-masing lebih mantap melangkah bersama.
Gak apa-apa jika alasan kalian berbeda terkait menunda kehamilan, asal bisa diselaraskan. Kalau sudah selaras, kalian bakal lebih menghargai satu sama lain.
Hingga saat ini, pertanyaan "Kapan punya anak?" masih lazim ditanyakan pada orang yang sudah menikah. Kamu gak bisa menghindari pertanyaan ini atau meminta orang lain berhenti menanyakannya.
Sepakati dulu bersama pasangan, jawaban apa yang akan kalian lontarkan saat ditanya kapan punya momongan. Sebab, pertanyaan ini justru lebih sering datang dari orang-orang dekat.
Jawaban yang sama menunjukkan kekompakan kalian, sekaligus menjaga harga diri masing-masing di hadapan orang lain. Kira-kira, jawaban apa yang akan kamu ucapkan untuk pertanyaan ini?
Persiapan menunda kehamilan gak kalah rumit dengan merawat kehamilan. Keduanya sama-sama membutuhkan pemahaman yang baik tentang sistem reproduksi manusia.
Kamu dan pasangan harus mau sama-sama mempelajari lebih dalam tentang hal ini. Setelah menikah, hubungan seksual adalah salah satu kebutuhan penting bagi suami istri. Jadi, gak perlu merasa risih atau menganggap tabu pengetahuan ini, ya.
Pahami istilah-istilah yang berkaitan, seperti masa subur, kontrasepsi, hingga macam-macam hormon yang memengaruhi. Kalau perlu, tanyakan langsung pada dokter kandungan atau bidan agar mendapat info yang valid.
Berencana menunda kehamilan artinya harus siap mendalami istilah kontrasepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontrasepsi berarti cara mencegah kehamilan dengan alat atau obat.
Ada banyak pilihan kontrasepsi yang bisa kamu pertimbangkan dengan pasangan, dari yang sifatnya hormonal hingga alat yang dipasang dalam rahim atau alat kelamin pria. Ada pil, cairan yang disuntikkan, kontrasepsi spiral, hingga yang banyak ditemui di pasaran yaitu kondom.
Jangan asal pilih, ya! Pelajari benar-benar apa kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana dampaknya untuk tubuh. Kenali kebutuhan tubuhmu dan pasangan agar kalian sama-sama nyaman saat menggunakannya.
Bagi pasangan yang gak ingin menggunakan alat atau pil kontrasepsi, pencegahan kehamilan sebenarnya juga bisa dilakukan secara alami. Namun, potensi gagalnya pun lebih besar.
Mencegah kehamilan secara alami dilakukan dengan menghindari kontak antara sperma dengan sel telur. Artinya, suami gak bisa ejakulasi dalam rahim istri. Atau, tetap ejakulasi dalam rahim namun menghindari masa subur.
Kalau metode ini yang kamu pilih, harus siap mencermati hitungan masa subur. Kamu bisa menghitung secara manual dengan menandai kalender atau menggunakan aplikasi penghitung masa subur yang kini bisa diunduh di ponsel.
Jika ingin lebih yakin, bisa tanyakan pada dokter kandungan atau bidan terkait penghitungan masa subur. Ini berbeda-beda lho pada tiap wanita karena bergantung pada siklus menstruasinya!
Perlu diingat, menunda kehamilan gak sama dengan menolak punya momongan. Barangkali kalian masih membutuhkan waktu untuk merasa lebih siap, bisa secara fisik, mental, atau kondisi finansial.
Meski menunda, jangan terlena dengan kehidupan rumah tangga yang hanya dijalani berdua saja. Tetap lakukan persiapan jangka panjang dan jaga kondisi tubuh. Manfaatkan waktu-waktu berdua ini untuk memperbaiki pola hidup, baik secara fisik maupun mental.
Jadi, sudah mantap, nih dengan rencana menunda kehamilan? Semoga enam tips di atas bisa membantu persiapanmu dan pasangan, ya!