Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hukum Tradisi Sungkeman saat Lebaran, Bagaimana Menurut Islam?

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)
Intinya sih...
  • Sungkeman saat Lebaran adalah tradisi khas di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa.
  • Tradisi sungkeman pada dasarnya bagian dari suku Kejawen yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bukti.
  • Sungkeman Lebaran merupakan tradisi yang biasa dilakukan usai salat Idul Fitri sebagai wujud penyesalan dan permintaan maaf kepada orang tua.

Sungkeman saat Lebaran adalah tradisi khas di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Ini adalah momen di mana anak-anak bersimpuh di hadapan orang tua atau orang yang lebih tua untuk meminta maaf atas segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak.

Nah, kali ini IDN Times akan menjelaskan tentang tradisi sungkeman Lebaran hingga bagaimana pandangan islam tentang tradisi ini. Yuk, simak selengkapnya dalam artikel satu ini!

1. Mengenal tradisi sungkeman

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)

Menurut jurnal berjudul Tradisi Sungkeman sebagai Kearifan Lokal dalam Membangun Budaya Islam dalam Jurnal Kajian Islam Al Kamal pada 2022, tradisi sungkeman pada dasarnya bagian dari suku Kejawen. Istilah sungkeman sendiri berasa dari bahasa Jawa yang berarti sujud atau tanda bukti. Tradisi ini adalah prosesi adat yang umum dilakukan seseorang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua untuk memberikan penghormatan atau sebagai bentuk permintaan maaf. 

Sungkeman juga dapat dianggap sebagai wujud terima kasih. Gestur merendah dalam sungkeman kepada orang yang lebih tua, memiliki makna yang baik, yaitu bentuk penghormatan serta sarana melatih kerendahan hati, sopan santun, dan menghilangkan sifat egois.

2. Sungkeman saat Lebaran

ilustrasi keluarga muslim (pexels.com/RDNE Stock project)

Dilansir dari jurnal Tradisi Sungkeman sebagai Kearifan Lokal dalam Membangun Budaya Islam, sungkeman Lebaran merupakan tradisi yang biasa dilakukan usai salat Idul Fitri. Pada momen ini, biasanya anggota keluarga yang lebih muda bersimpuh, mencium tangan, dan memohon maaf pada orang yang lebih tua. Makna dari tradisi sungkem Lebaran yakni wujud penyesalan dan permintaan maaf dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan kepada orang tua.

Tradisi sungkem jadi bagian dari budaya menghormati orang yang lebih tua. Sungkeman identik dengan tradisi dan budaya Jawa. Tradisi ini mulai diperkenalkan pada tahun 1930-an pada masa pemerintahan Mangkunegara I di Surakarta. Sungkeman jadi sebuah ritual yang tak terlewatkan saat Idul Fitri tiba.

Berikut cara sungkeman yang benar:

  1. Orang tua duduk di kursi atau yang lebih tinggi. 
  2. Mengapit kedua tangan dengan kepala menunduk dan posisi orang yang sungkem di depan orang tua. 
  3. Kemudian, mencium tangan orang tua sembari mengucapkan kalimat maaf. 

3. Tradisi sungkeman menurut pandangan Islam

Ilustrasi lebaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Melansir NU Online, sungkeman sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Posisi jongkok sambil cium tangan merupakan ekspresi memuliakan orang yang lebih tua. Syariat tidak melarang mengagungkan manusia selama tidak dilakukan dengan gerakan yang menyerupai bentuk takzim kepada Allah, seperti sujud dan ruku’. 

Berkaitan dengan mencium tangan orang yang lebih tua, al-Imam al-Nawawi mengatakan: “Tidak makruh mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan, dan faktor usia yang lebih tua.” (al-Imam al-Nawawi, Raudlah al-Thalibin, juz 10, halaman 233)

Bahkan, sebagian ekspresi takzim kepada orang yang lebih tua hukumnya sunah, seperti dilakukan dengan cara berdiri dan tujuannya memuliakan serta kebaktian.

Syekh Zainuddin al-Malibari mengatakan: “Sunah berdiri untuk orang yang memiliki keutamaan yang tampak, seperti kesalehan, keilmuan, hubungan melahirkan atau kekuasaan yang dibarengi dengan penjagaan diri.” (Syekh Zainuddin al-Malibari, Fath al-Mu’in Hamisy I’anah al-Thalibin, juz 4, halaman 219)

Tradisi ini mencerminkan rasa hormat, kasih sayang, dan kebersamaan dalam keluarga, sekaligus jadi momen yang penuh haru karena sering kali diiringi tangis kebahagiaan. Bila melihat dari sudut pandang tradisi, sungkeman merupakan tradisi nenek moyang kita yang perlu dilestarikan. Sebab, Islam mengajarkan untuk merawat tradisi selama tidak bertentangan dengan agama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us