Kiat Melepas Anak Studi ke Negeri Orang, Gak Cuma Modal Mental & Skill

Kematangan emosi remaja berkaitan dengan ketahanan mentalnya saat dihadapkan dengan berbagai tantangan ketika sekolah di luar negeri. Namun berhasil bertahan saja, tidak cukup buat seorang anak agar bisa menampilkan potensi mereka secara maksimal.
Melalui Millenials Parents Talk yang diselenggarakan di Terrace Gardern Room, Golf Graha Famili Surabaya pada Sabtu (8/2), ada beberapa kiat yang bisa dipersiapkan orangtua dan anak.
Acara ini diprakarsai oleh SportPsych Consulting yang menghadirkan Psikolog, yaitu Dr. Dra. Setiasih, M. Kes, Psikolog, dan narasumber yang sudah pernah pergi studi ke luar negeri, yaitu Listiyani Siegit, S. Psi, S. S., MSc.
1. Anak yang memutuskan berkuliah ke luar negeri ada pada masa remaja, di mana merupakan transisi dari anak menuju dewasa
Sebelum mengetahui bagaimana tantangan yang harus dihadapi oleh anak, orangtua perlu memahami perkembangan emosionalnya. Pada masa ini, anak berada pada titik di mana secara fisik sudah matang, namun secara emosional masih belum.
Menurut G. Stanley Hall (1904), anak ada pada masa storm and stress. Ada berbagai emosi yang bergolak, yang bisa jadi akan menimbulkan konflik dan perubahan suasana hati pada mereka.
"Anak seperti mangga muda, mereka bukan anak lagi, namun juga belum dewasa. Mereka ada di masa transisi sebagai remaja. Secara mental mereka belum sepenuhnya dewasa", imbuh Dr. Dra. Setiasih, M. Kes, Psikolog.