Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Bertengkar dengan Temannya, Catat!

Ilustrasi anak yang bertengkar (unsplash.com/yang miao)

Biasanya, banyak orangtua yang langsung memarahi anaknya ketika mereka tengah bertengkar dengan temannya. Padahal, konflik antara anak dan teman sebaya gak selamanya bersifat negatif.

"Sangat umum bagi anak-anak untuk mengalami konflik dengan teman sebaya. Konflik mendukung anak-anak dalam mengatasi perbedaan dan mengelola emosi," tutur Honora Einhorn, seorang behavioral therapist, dikutip Very Well Family.

Saat anak mengalami konflik atau pertengkaran dengan teman sebayanya, jangan pernah langsung mengintervensi anak. Sebaliknya, coba lakukanlah beberapa hal di bawah ini.

1. Jangan ikut campur dalam pertengkaran tersebut

Ilustrasi anak yang sedang dimarahi (pexels.com/Kindel Media)

Banyak orangtua yang biasanya akan langsung turun tangan dengan memarahi anak atau bahkan temannya. Gak jarang, orangtua pun akan menghubungi orangtua lainnya untuk menyelesaikan pertengkaran tersebut. Namun ternyata, hal itu bukanlah solusi yang tepat.

"Jika ikut campur dalam pertengkaran anak-anak kita, maka secara gak sengaja kita menunjukkan bahwa kita gak percaya mereka mampu menyelesaikannya sendiri," jelas Joyce Marter, seorang psikoterapis, dikutip Psych Central.

Ia menambahkan, konflik atau pertengkaran tersebut akan mengajarkan anak tentang bagaimana berkomunikasi dan menyelesaikan sebuah konflik. Tentu saja, orangtua harus tetap mengawasi. Jika konflik sudah ke tingkatan yang lebih lanjut, seperti bermain fisik, baru coba untuk melerainya tanpa harus memarahi anak atau temannya.

2. Tunjukkan rasa empati dan berikan dukungan emosional

Ilustrasi anak yang memeluk orangtuanya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Alih-alih menasihati setelah pertengkaran usai, sebaiknya cobalah memberikan rasa empati dan dukungan emosional terlebih dahulu. Tunjukkan kepada anak bahwa kamu memang mengerti bagaimana perasaan mereka.

Misalnya dengan mengatakan, "Pasti kamu sedih dan kesal ya, nak?". Dengan begitu, anak akan merasa bahwa perasaannya divalidasi. Dilansir Psych Central, Margarita Tartakovsky, content creator spesialis psikologi dan mental health, menyebutkan bahwa menunjukkan kasih sayang akan membantu anak merasa aman dan dicintai, serta gak sendirian.

3. Bantu anak untuk belajar memproses emosi

Ilustrasi orangtua yang sedang mengajari anaknya (pexels.com/Gustavo Fring)

Mungkin saja, anak masih merasa sulit untuk memproses dan mengekspresikan emosinya. Oleh sebab itu, peran orangtua akan sangat dibutuhkan.

Menurut Margarita, kamu bisa mengajari anak untuk melepaskan emosi dengan hal-hal positif. Misalnya dengan membicarakannya, menulis, bermain, atau berolahraga. Ajarkan juga anak untuk berfokus pada hal positif dan menghindari pikiran negatif.

4. Ajarkan anak untuk menyelesaikan konflik secara efektif

Ilustrasi orangtua yang sedang menasihati anaknya (unsplash.com/Sai De Silva)

Konflik antara anak dan teman sebayanya mungkin akan sering terjadi. Oleh sebab itu, cobalah mengajarkan anak bagaimana caranya menyelesaikan konflik secara efektif. Margarita menyampaikan, alih-alih bertengkar, cobalah ajarkan anak untuk membicarakan apa yang dirasakan kepada temannya.

Misalnya, ketika anak gak suka ditinggal bermain oleh temannya, maka ajarkan ia untuk mengekspresikan hal tersebut. Contohnya dengan mengatakan, "Aku gak suka karena aku gak diajak bermain".

Selain itu, ajarkan juga anak untuk berempati dengan teman-temannya. Margarita menambahkan, ingatkan anak bahwa mereka hanya dapat mengontrol tindakannya, bukan tindakan teman-temannya.

5. Jadilah teladan yang baik untuk anak

Ilustrasi anak dan orangtuanya (unsplash.com/Bruno Nascimento)

Anak akan sering meniru apa yang dilakukan oleh orang terdekatnya, terlebih orangtuanya. Oleh sebab itu, jadilah teladan yang baik untuk anak dan tunjukkan kepada mereka bagaimana kamu menyelesaikan konflik sehari-hari dengan bijak.

"Menunjukkan ekspresi emosional yang sehat dan mencontohkan keterampilan mengatasi konflik adalah cara terbaik untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan kehidupannya," ujar Joyce Marter.

Itulah beberapa hal yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasi pertengkaran anak dan temannya. Ingatlah, selalu gunakan cara dan langkah yang bijak karena akan berpengaruh pula terhadap pola pikir dan perkembangan anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us