Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Pola Asuh Ini Niatnya Baik, Tapi Bikin Anak Gak Percaya Diri

Ilustrasi ayah dan anak (Pexels.com/Timur Weber)
Intinya sih...
  • Terlalu sering membandingkan dengan anak lainKalimat perbandingan bisa merusak mental anak, membuat mereka merasa tidak cukup dan selalu mencari validasi dari orang lain.
  • Sering melarang tanpa memberi penjelasanLarangan tanpa alasan logis membuat anak ragu untuk bereksplorasi dan takut salah, menghambat perkembangan inisiatif dan kepercayaan diri.
  • Terlalu cepat membantu atau mengambil alih tugas anakMembantu terlalu cepat membuat anak tidak terbiasa menghadapi tantangan sendiri, sehingga mudah menyerah dan kurang percaya pada kemampuan diri.

Orang tua mana sih yang gak mau anaknya tumbuh jadi pribadi yang kuat, percaya diri, dan bahagia? Sayangnya, dalam proses mendidik, gak sedikit orang tua yang justru terjebak dalam pola asuh yang niatnya baik tapi efek jangka panjangnya bikin anak tumbuh dengan rasa minder, ragu-ragu, bahkan takut salah. Hal-hal kayak gini sering banget gak disadari karena dianggap “wajar” atau “demi kebaikan anak”.

Padahal, kepercayaan diri itu bukan muncul dalam semalam. Ia dibentuk dari perlakuan kecil yang berulang, mulai dari bagaimana anak didengar, dipuji, sampai diberi ruang untuk mencoba. Nah, biar gak salah langkah, yuk kenali beberapa pola asuh yang sering dilakukan tapi diam-diam bisa bikin anak kehilangan rasa percaya dirinya.

1. Terlalu sering membandingkan dengan anak lain

Ilustrasi bersedih (Pexels.com/Kindel Media)

Kalimat kayak “lihat tuh si A, nilainya bagus” atau “kamu kalah rajin sama anak tetangga” mungkin terdengar biasa, tapi dampaknya bisa bikin mental anak ciut. Dibanding-bandingkan terus-menerus bikin anak merasa dirinya gak cukup, padahal setiap anak punya kecepatan tumbuh yang beda-beda.

Niatnya sih biar anak termotivasi, tapi kenyataannya justru bikin mereka merasa gak layak dan minder. Anak juga bisa tumbuh jadi pribadi yang selalu mencari validasi orang lain, karena merasa dirinya harus sesuai standar luar. Ujung-ujungnya, mereka takut tampil apa adanya, takut gagal, dan gak berani menonjolkan diri karena merasa “udah pasti kalah”. Lebih baik, bandingkan anak dengan dirinya yang kemarin, bukan dengan anak orang lain yang cerita tumbuhnya berbeda.

2. Sering melarang tanpa memberi penjelasan

Ilustrasi ibu dan anak (Pexels.com/August de Richelieu)

Pernah dengar kalimat, “Pokoknya jangan, mama gak suka!”? Nah, ini termasuk pola asuh yang bisa bikin anak tumbuh dengan rasa takut dan gak percaya pada kemampuannya sendiri. Ketika anak sering dilarang tanpa diberi alasan yang logis, mereka jadi ragu untuk bereksplorasi dan cenderung takut salah. Anak akhirnya tumbuh jadi pribadi yang gak berani ambil inisiatif karena takut dimarahi atau dianggap gak patuh.

Padahal, masa kecil adalah waktunya mereka belajar dari trial and error. Kalau terus-terusan dicegah tanpa pemahaman, anak gak akan mengerti apa yang salah dan kenapa harus dihindari. Jadi, daripada langsung melarang, lebih baik beri penjelasan dengan bahasa yang bisa dipahami anak agar mereka tetap merasa aman tapi juga sambil belajar.

3. Terlalu cepat membantu atau mengambil alih tugas anak

Ilustrasi berkebun bersama (Pexels.com/Yan Krukau)

Sebagai orang tua, wajar banget kalau kita gak tahan lihat anak kesulitan. Tapi kalau kebiasaan bantuin terus, bahkan sebelum anak minta tolong, itu bisa jadi jebakan. Anak jadi gak terbiasa menghadapi tantangan sendiri, dan tumbuh dengan keyakinan bahwa “aku gak mampu kalau gak dibantu”.

Ini bisa bikin mereka selalu ragu saat harus menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang tua. Mereka juga bisa jadi mudah menyerah karena merasa gak percaya pada proses dan usahanya sendiri. Padahal, sedikit rasa frustrasi itu penting dalam proses belajar. Biarkan anak mencoba, gagal, lalu mencoba lagi, karena dari situlah kepercayaan dirinya dibentuk.

Setiap orang tua pasti punya niat baik buat anaknya. Tapi penting juga buat refleksi, apakah cara yang kita pakai selama ini benar-benar mendukung tumbuh kembang mental anak, atau secara gak sadar justru malah menghambatnya. Kepercayaan diri anak bukan cuma dibentuk dari pujian, tapi dari ruang yang kita beri untuk mereka tumbuh, mencoba, dan belajar dari kesalahan. Jadi, yuk, lebih sadar dalam mengasuh, karena dampaknya bisa terasa sampai anak dewasa nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us