Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Dampak Negatif Televisi bagi Anak, Bisa Bahaya kalau Terlalu Lama!

Ilustrasi menonton tv (pexels.com/Ksenia Chernaya)
Ilustrasi menonton tv (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Saat ini televisi menjadi hal yang lumrah. Berbeda dengan zaman dulu, belum banyak orang yang memiliki televisi di rumah. Namun sekarang perangkat elektronik ini menjadi andalan banyak orang untuk mencari hiburan, termasuk anak-anak.

Tapi ternyata anak yang terlalu sering menonton televisi bisa mendapat pengaruh buruk, lho. Untuk itu berikut ini dampak negatif televisi bagi anak yang perlu kamu tahu.

1. Mengurangi jumlah aktivitas fisik anak

ilustrasi orang menonton tv (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi orang menonton tv (pexels.com/Helena Lopes)

Mengutip laman Mom Junction, menurut psikolog anak Sagari Gongala, BSc, yang tulisannya sudah di-review psikiater Dr. Sadhvi Mythili, MD, anak yang kecanduan layar televisi akan mengurangi jumlah aktivitas fisik pada anak -anak. Terkadang, mereka menolak untuk melakukan hal lain selain menonton TV sepanjang hari.

Kurangnya aktivitas fisik dan terlalu banyak menonton TV bisa menyebabkan masalah penglihatan pada anak. Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara waktu menonton TV dan obesitas pada anak-anak.

2. Berdampak pada perkembangan sosial

ilustrasi keluarga menonton bersama (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi keluarga menonton bersama (freepik.com/tirachardz)

Anak-anak yang terlalu sering menonton TV membuat mereka tidak punya waktu untuk bermain atau mengembangkan keterampilan sosial. Kurang atau tidak ada interaksi dengan teman sebaya dapat memengaruhi perkembangan sosial mereka.

TV bisa memakan waktu mereka untuk berinteraksi dengan anak-anak lain di lingkaran sosial anak. Pasalnya, aktivitas sosial ini bisa memengaruhi pengetahuan dan pemahaman mereka tentang interaksi dan perilaku sosial.

3. Mempengaruhi perkembangan otak

ilustrasi anak menonton tv (pexels.com/100 files)
ilustrasi anak menonton tv (pexels.com/100 files)

Masih mengutip laman yang sama, dokter anak dan neonatologi Dr. Neema Shrestha menjelaskan bahwa anak yang terlalu sering menonton TV bisa memengaruhi perkembangan otak. Terlebih jika apa yang ditonton merupakan konten yang berkualitas buruk.

“Menonton TV/media yang berlebihan (>2 jam/hari) untuk melihat konten berkualitas buruk telah ditemukan menurunkan perkembangan kognitif pada anak-anak. Telah terbukti menyebabkan keterlambatan bahasa, keterampilan membaca yang buruk, dan matematika,” jelasnya.

Acara TV mungkin mendidik, tetapi menonton berlebihan dapat memiliki efek kognitif negatif dan efek perilaku pada anak. Beberapa tahun pertama dalam kehidupan anak sangat penting untuk perkembangan otak. Studi lain oleh Universitas John Hopkins menyatakan bahwa balita yang menonton televisi selama lebih dari dua jam sehari dapat memiliki masalah perilaku.

4. Terpapar tontonan yang mengandung kejahatan

ilustrasi menikmati fasilitas TV (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)
ilustrasi menikmati fasilitas TV (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Sebagai orangtua mungkin juga tidak selalu bisa mengontrol apa yang ditonton oleh anak di TV. Paparan terhadap konten yang tidak pantas seperti seks, alkohol, dan narkoba, dapat memunculkan pertanyaan pada anak-anak dan jawabannya mungkin terlalu rumit untuk mereka pahami.

Kemudian tontonan yang mengandung kekerasan yang digambarkan dalam film-film superhero dan sejenisnya, memberi mereka gagasan bahwa ‘oke’ untuk bertindak kekerasan. Mereka menjadi percaya bahwa tindak kekerasan tidaklah buruk.

“Program televisi yang menunjukkan konten yang serba cepat atau kekerasan bisa berdampak negatif terhadap perilaku anak. Terkadang, program anak-anak juga dapat berisi konten yang mungkin tidak sesuai untuk usia mereka,” kata Dr. Shrestha.

5. TV bisa memberikan pandangan dunia yang dilebih-lebihkan atau bias

ilustrasi menonton TV (pixabay.com/mojzagrebinfo)
ilustrasi menonton TV (pixabay.com/mojzagrebinfo)

Televisi memiliki efek psikologis pada anak dan remaja. Film dan acara televisi yang membesar-besarkan kenyataan dan menciptakan adegan kekerasan mungkin bisa menakutkan bagi anak -anak.

Jumlah paparan senjata dan kekerasan melalui TV dapat memberi kesan bahwa dunia adalah tempat yang tidak aman bagi mereka. Pada saat yang sama, film animasi dan kartun, yang 'meremehkan' efek kekerasan, dapat membuat anak-anak tidak peka terhadap peristiwa dunia nyata.

6. Anak menjadi konsumerisme

Ilustrasi menonton tv (pexels.com/Ksenia Chernaya)
Ilustrasi menonton tv (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Bahaya lain televisi bagi anak adalah konsumerisme. Jumlah iklan yang dilihat anak di TV dengan berbagai merek dan produk mungkin sebenarnya tidak mereka butuhkan. Iklan bisa mendorong anak-anak untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat.

Anak-anak mulai percaya bahwa makanan cepat saji, es krim, dan minuman berkarbonasi itu baik. Setelahnya orangtua menjadi korban konsumerisme karena anak-anak bersikeras ingin dibelikan sesuatu yang dia lihat di TV. Orangtua menjadi menghabiskan uang untuk hal-hal yang diinginkan anak-anak, tetapi sebenarnya mereka tidak perlu.

Itulah tadi dampak negatif televisi bagi anak yang perlu orangtua ketahui. Memang sebaiknya anak dibatasi saat menonton televisi. Jadi, biarkan mereka lebih banyak bermain dan beraktivitas fisik. Gak hanya duduk diam melihat tontonan televisi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Stella Azasya
3+
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us