5 Tips Hadapi Stres karena Grup WhatsApp Keluarga, Pilih Left?

- Gunakan fitur mute untuk menghindari notifikasi yang mengganggu
- Atur waktu khusus untuk cek grup agar tidak merasa harus terus merespons
- Batasi respons di topik sensitif agar tidak terpancing dan jaga energi
Grup WhatsApp keluarga kadang bisa jadi tempat seru-seruan, tapi gak jarang juga jadi sumber stres yang diam-diam bikin capek. Mulai dari pesan beruntun tanpa henti, broadcast hoaks, sampai topik sensitif yang dilempar begitu saja tanpa filter. Semuanya bisa bikin kepala panas. Niat awalnya cuma ingin terhubung, tapi lama-lama bikin kamu mikir apa bagusnya left aja, ya?
Saking ramainya grup keluarga, banyak yang memilih jadi silent reader. Masalahnya gak selesai di situ, kadang muncul rasa bersalah, takut dianggap gak menghargai keluarga, atau malah jadi bahan omongan karena gak aktif. Kalau kamu termasuk yang sering gelisah tiap notifikasi grup bunyi, kamu gak sendiri. Simak tips biar kamu gak stres karena grup WhatsApp keluarga!
1. Gunakan fitur mute, bukan left

Left dari grup keluarga memang menggoda, apalagi kalau notifikasi muncul setiap lima menit sekali. Sayangnya, langkah ini bisa bikin drama baru yang justru lebih melelahkan. Solusinya, kamu bisa manfaatkan fitur mute di WhatsApp. Dengan begitu, kamu tetap ada di grup tapi gak akan terganggu oleh suara notifikasi yang bikin risi.
Fitur mute bisa diatur hingga satu tahun bahkan selamanya. Jadi, kamu bisa fokus ke hal lain tanpa merasa bersalah. Lagipula, siapa tau suatu saat ada info penting. Misalnya, kabar nenek sakit atau undangan arisan keluarga yang memang perlu kamu tahu. Kamu tetap update, tapi dengan cara yang lebih tenang dan terkendali.
2. Atur waktu khusus untuk cek grup

Salah satu alasan kenapa grup keluarga terasa melelahkan adalah karena kamu merasa harus terus merespons. Padahal, gak semua pesan perlu dibalas langsung atau bahkan dibaca saat itu juga. Buat aja waktu khusus misalnya, hanya buka grup keluarga sekali sehari, pagi atau malam hari.
Dengan cara ini, kamu tetap tau apa yang terjadi tanpa harus terus-menerus terpapar obrolan yang kadang melebar ke mana-mana. Ini juga bantu kamu memilah mana percakapan yang penting dan mana yang bisa dilewati. Kamu gak harus jadi admin yang baca semua pesan setiap waktu kok.
3. Batasi respons di topik sensitif

Topik seperti politik, agama, parenting, atau bahkan pilihan gaya hidup sering banget muncul di grup keluarga. Sayangnya, kadang disampaikan tanpa empati atau data yang jelas. Kalau kamu terlalu sering terpancing untuk membalas atau membela diri, itu bisa jadi sumber stres yang gak habis-habis.
Kuncinya adalah batasi diri untuk gak terpancing. Gak semua hal perlu ditanggapi. Kalau kamu merasa topiknya bisa memicu konflik, lebih baik tahan diri. Jaga energi buat hal yang lebih penting. Kadang, diam justru lebih powerful daripada debat panjang yang ujung-ujungnya bikin kamu merasa capek sendiri.
4. Tunjukkan batasan dengan sopan

Kalau kamu udah terlalu jenuh dan merasa grup mulai mengganggu ketenangan, gak ada salahnya komunikasikan dengan cara yang baik. Gak harus frontal atau dramatis. Misalnya, kamu bisa bilang, “Maaf kalau aku jarang respons, belakangan kerjaan lagi padat banget.” Atau cukup beri emoji tanda baca sebagai bentuk menghargai.
Dengan begitu, kamu tetap menjaga hubungan baik tanpa harus mengorbankan kenyamananmu sendiri. Batasan itu penting, bahkan di lingkungan keluarga. Menyampaikannya dengan nada yang sopan justru bikin kamu lebih dihargai. Daripada terus menahan rasa kesal yang gak diungkapkan.
5. Fokus ke tujuan positif dari grup

Meski kadang menyebalkan, grup keluarga juga punya sisi positif. Di sana kamu bisa tau kabar saudara jauh, dapet resep andalan mama, atau sekadar tahu jadwal kumpul keluarga. Coba fokus ke hal-hal baik itu. Alihkan perhatian dari hal-hal yang bikin capek, dan cari momen yang bikin kamu senang.
Kamu juga bisa ikut bikin suasana lebih ringan. Misalnya, kirim meme lucu, throwback foto keluarga, atau info menarik yang bisa jadi bahan obrolan sehat. Kalau kamu hadir dengan vibe positif, ada kemungkinan atmosfer grup jadi lebih menyenangkan buat semua orang.
Grup WhatsApp keluarga terkadang jadi tempat yang berisik, bikin pusing, namun bisa juga seru. Sebelum kamu memutuskan untuk keluar, atur strategi supaya tetap waras dan terhubung tanpa harus kehilangan ketenangan diri. Caranya? Kamu bisa terapkan langkah-langkah yang sudah dijelaskan di artikel ini agar gak stres karena grup WhatsApp keluarga.


















