Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Adik mulai Dewasa, Orangtua Minta Tolong Kamu Menjaganya

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Vitaly Gariev)
Intinya sih...
  • Adik bilang bisa mengurus sendiri keperluannya, termasuk mencari beasiswa dan menangani masalah kartu ATM serta berobat ke dokter.
  • Adik tidak ingin membuat orangtua khawatir dan meminta bantuanmu untuk memberikan informasi yang lebih menenangkan.
  • Adik mulai mandiri dalam mengelola uang saku, bahkan menolak pemberianmu, tidak membuat masalah saat tidak diawasi, dan siap tinggal terpisah.

Anak memang menjadi tanggung jawab orangtua sampai dia benar-benar dewasa. Namun, dalam perjalanannya tanggung jawab ini kadang dialihkan sebagian atau seluruhnya pada orang lain. Seperti kamu yang dimintai tolong orangtua buat menjaga adikmu.

Sekalipun usia kalian tak berselisih banyak, tetap saja dirimu sebagai anak yang lebih tua diberi tugas ekstra. Pengalihan tanggung jawab ini dapat disebabkan orangtua meninggal dunia atau sakit keras. Bisa juga mereka kewalahan menghadapi adikmu atau semata-mata sangat percaya padamu.

Kamu dianggap berhasil baik dalam pendidikan maupun pekerjaan. Dirimu diharapkan menjadi contoh untuk adik. Tentu ini tugas yang berat. Tapi terdapat tanda-tanda kamu sukses mendewasakan dirinya. Berikut lima tanda adik mulai dewasa.

1. Dia bilang bisa mengurus sendiri keperluannya

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/scott neil)

Tentu keperluan yang dimaksud bukan sekadar mengambil makan dan menyiapkan pakaian sebelum bepergian. Namun, lebih ke keperluan yang cukup menyita pikiran. Seperti keperluan untuknya mencari beasiswa.

Banyak syarat yang harus dipenuhi. Dia mesti mengurus dokumen ini itu. Alih-alih ia merepotkan kamu dengan memintamu menguruskannya, dia bisa jalan sendiri. Ia bergerak aktif mencari tahu serta melengkapi dokumen yang dibutuhkan.

Dalam banyak hal lain juga begitu. Kartu ATM-nya bermasalah, ia berani pergi ke bank sendiri. Sampai dia perlu berobat ke dokter pun kalau sakitnya gak terlalu parah berangkat sendiri. Ia tidak mengeluh sekalipun mesti mencari surat rujukan dan menunggu obat lumayan lama.

2. Gak mau orangtua kalian kepikiran

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Roberto Nickson)

Keinginan ini cuma bisa keluar dari lisan orang yang tidak lagi egois. Kalau adikmu masih kekanak-kanakan, dia bahkan tak tahu apa saja yang dapat membuat orangtuanya cemas atau sedih. Bahkan dia melihat ayah dan ibunya gelisah pun tidak peduli.

Mungkin adikmu mengatakan ketidakinginannya bikin orangtua cemas saat ada sedikit masalah. Misalnya, proses bimbingan skripsinya terkendala. Dia gak tahu kapan bisa pendadaran. Tapi ia tak mau orangtua kalian terlalu khawatir.

Dia memintamu bekerja sama untuk kasih informasi yang lebih menenangkan. Seperti draf skripsinya cuma masih perlu direvisi daripada nanti dibantai dosen penguji. Atau, antrean mahasiswa yang siap pendadaran panjang. Adikmu mesti sabar menunggu jadwalnya.

3. Tak lagi minta uang bahkan menolak pemberianmu

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Kampus Production)

Tidak berarti adikmu harus sudah bisa mencari uang sendiri. Kalau dia memang masih menempuh studi, wajar untuknya memperoleh uang saku. Namun, terdapat perbedaan antara sikapnya dulu dengan sekarang.

Dulu, uang berapa pun yang diberikan orangtuamu seperti tak pernah cukup. Adikmu masih minta tambahan dengan segala alasan. Malah permintaannya bukan cuma ditujukan pada orangtua, tetapi juga kamu. Dia tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik.

Ia juga merasa punya hak atas gajimu. Seperti anak kecil yang tidak mengerti batasan kepemilikan. Syukurnya, sekarang hal itu tak terjadi lagi. Adikmu tidak berisik soal duit.

Ia belajar mencukupkan diri dengan uang saku pemberian orangtua. Terkadang dia juga menolak pemberian uang darimu dengan alasan tak mau merepotkan. Atau, ia tahu bahwa kebutuhanmu pun banyak. Ia mulai memikirkan orang lain dan latihan menahan keinginannya.

4. Tidak membuat masalah saat kamu tak mengawasinya

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/Yan Krukau)

Masalah pengawasan menjadi amat krusial apabila kalian tinggal berdua saja. Contohnya, adik ikut tinggal di kos-kosanmu. Atau, kedua orangtua kalian telah meninggal dunia. Di rumah cuma ada dirimu dan adik.

Perhatikan apa yang terjadi setiap kamu tak ada. Misalnya, saat dirimu mesti tugas ke luar kota. Pulang-pulang ada masalah atau tidak? Bila adikmu gak neko-neko berarti dia bisa menjaga kepercayaanmu sekaligus diri sendiri.

Ia tidak berusaha melanggar peraturan yang sudah kalian sepakati bersama meski kesempatannya tersedia. Contohnya, soal jam malam. Adikmu terpantau CCTV tetap pulang sesuai waktu yang disepakati. Dia tak mendadak bikin party di rumah atau kamar kos walaupun kamu pergi beberapa hari.

5. Menyiapkan diri untuk tinggal terpisah

ilustrasi kakak beradik (pexels.com/duy dinh)

Mungkin keinginannya ini bikin kamu kaget dan kurang nyaman. Kalian terbiasa bersama. Lalu tiba-tiba adik bilang ingin tinggal terpisah. Seakan-akan kalian sedang ada masalah dan dia terlalu muak denganmu.

Sama sekali tidak begitu. Justru keinginannya merupakan tanda dari kedewasaan. Cepat atau lambat kalian memang bakal tinggal sendiri-sendiri. Seperti saat kalian berumah tangga nanti. Sekalipun kini kalian masih lajang, latihan hidup mandiri tetap perlu.

Terpenting keinginan itu dibarengi dengan persiapan diri yang baik. Kalau adikmu cuma ingin hidup sendiri tapi tak jelas di mana bahkan uang pun gak punya, dia belum dewasa. Namun jika untuk tujuan tersebut ia mau bekerja, menabung, dan mencari tempat tinggal yang layak; kamu dapat berlega hati.

Diberi tugas besar menjaga adik memang gak gampang. Belum tentu karakter kalian sesuai sehingga ia mudah menurut. Akan tetapi, jangan khawatir. Apabila sudah ada tanda adik mulai dewasa seperti penjelasan di atas, tugasmu makin ringan. Dirimu tinggal memantau kestabilan ciri kedewasaannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us