4 Tips Menghadapi Anak yang Sering Melawan Orangtua

Menghadapi anak yang sering membantah atau melawan orangtua mungkin bisa menjadi tantangan tersendiri dalam berbagai proses pengasuhan. Perilaku ini memang bisa muncul karena berbagai faktor yang ada, mulai dari perkembangan emosi, keinginan untuk menunjukkan kemandirian, hingga meniru perilaku dari lingkungan sekitarnya.
Sebagai orangtua tentu penting agar tidak langsung terpancing emosi atau justru menanggapi perilaku anak dengan cara yang keliru. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa tips penting berikut ini untuk menghadapi anak yang sering melawan orangtua, tanpa harus melibatkan emosi berlebihan.
1. Jaga ketegasan dan hindari membalas dengan emosi

Pada saat anak menunjukkan sikap melawan, maka orangtua harus menjaga sikap tegas, namun tidak sampai memberikan reaksi secara emosional. Reaksi yang penuh amarah hanya akan memperkeruh suasana dan pada akhirnya memperkuat pola komunikasi negatif yang dimiliki antara orangtua dan juga anak.
Tegas bukan berarti harus terkesan membentak anak, melainkan berusaha menyampaikan aturan dan batasan dengan suara yang terdengar lebih jelas, tenang, dan konsisten. Dengan cara demikian, maka anak akan belajar bahwa melawan tidak akan mengubah keputusan apa pun, namun tetap merasa dihargai sebagai individu.
2. Cari tahu penyebab di balik perilaku anak

Sebelum menghakimi atau menghukum anak dikarenakan perilakunya yang melawan, maka penting bagi orangtua untuk memahami terkait penyebab yang mendasarinya. Bisa jadi memang anak sedang merasa kecewa stres, ingin didengar, atau memang kerap mengalami kesulitan di lingkungan sosialnya.
Ajaklah anak untuk berbicara dengan santai tanpa tekanan agar mereka pun mau membuka diri dan menyampaikan apa yang dirasakannya. Pada saat anak merasa didengarkan, maka mereka akan cenderung lebih kooperatif dan belajar caranya mengelola emosi dengan lebih baik.
3. Berikan pilihan agar anak merasa dilibatkan

Anak yang sering melawan terkadang merasa tidak punya kendali atas hidupnya, sehingga ia pun lebih mencoba untuk melawan sebagai bentuk perlawanan atas rasa tidak berdaya. Untuk mengatasi hal ini, tentu orangtua harus belajar bagaimana caranya memberikan pilihan yang disesuaikan dengan usia anak, seperti memilih baju sendiri atau menentukan makanan yang diinginkannya.
Memberikan pilihan sederhana tentu akan membangun rasa tanggung jawab dan membuat anakku jadi merasa dihargai oleh orangtuanya sendiri sebagai individu yang baik. Melalui pendekatan tersebut, maka anak akan lebih terbuka untuk bekerjasama karena memang tidak merasa dikendalikan sepenuhnya oleh orangtua.
4. Bangun hubungan yang hangat dan terbuka

Anak-anak yang merasa dekat dan nyaman dengan orangtuanya biasanya akan lebih mudah diarahkan dan tidak terlalu sering melawan. Penting untuk berusaha membangun hubungan emosional yang sehat melalui sentuhan fisik yang penuh dengan kasih sayang, waktu berkualitas, hingga komunikasi dua arah yang terjalin dengan baik.
Coba luangkan waktu setiap hari untuk berbicara dari hati ke hati tanpa terkesan menghakimi, sehingga anak akan tahu bahwa orangtuanya merupakan tempat teraman untuk bercerita. Melalui kedekatan tersebut yang berhasil dibangun, maka anak akan lebih menghormati dan mempertimbangkan setiap nasihat yang diberikan oleh orangtuanya sendiri.
Menghadapi anak yang suka melawan memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa diatasi melalui pendekatan yang tepat. Kunci utamanya terletak pada ketenangan, konsisten, dan berusaha memahami kondisi anak dari sudut pandangnya. Ingatlah bahwa perilaku mereka merupakan bagian dari proses belajar dan orangtua berperan penting untuk mengarahkannya!