10 Tahun BTS: Vokal Suarakan Kesehatan Mental, Jadi Penyelamat Hidup

Di tengah meningkatnya angka bunuh diri dan krisis kesehatan mental yang semakin marak, BTS serupa angin segar bagi kehidupan remaja. Melalui lagu-lagunya yang mengandung pesan self love and self-acceptance, boy group ini hadir sebagai teman bagi penyintas kesehatan mental di mana pun berada. 

Pengalaman yang dibagikan oleh Kimberly D. Hieftje dalam jurnal kesehatan remaja bertajuk 'How a Korean Boy Band Saved My Daughter', jadi salah satu buktinya. Pediatri dari Yale University School of Medicine ini bercerita, putrinya, Ellie mengalami depresi, serangan anxiety, hingga muncul keinginan bunuh diri. 

Namun, keajaiban justru muncul setelah Ellie mendengarkan lagu-lagu BTS. Jin, Suga, J-Hope, RM, Jimin, V, and Jungkook hadir melalui lagu dan konten kehidupan sehari-hari, membawa harapan dan kebahagiaan baru bagi Ellie untuknya melalui masa sulit.

"Dan seperti jarum jam, setiap minggu BTS membawakan lagu baru, video musik, variety show spesial, dan streaming langsung untuk menemaninya. Mereka bahkan membuatnya tertawa—hal yang tampaknya mustahil pada saat dunianya tampak kurang warna dan tujuan," tutur Kimberly dalam sumber serupa.

Penampilan yang segar dan ekspresif jadi daya tarik tersendiri bagi grup band yang memulai debutnya sejak 2013 ini. Dalam lirik lagu hingga kegiatan sehari-hari, BTS lantang menyuarakan pesan positif mengenai pentingnya self acceptance dan berbagi kekuatan untuk penggemarnya. 

"Mungkin yang paling penting, beberapa anggota BTS menggunakan platform mereka untuk bernyanyi dan berbicara secara terbuka tentang perjuangan pribadi mereka dengan kesehatan mental. Mereka juga menyanyikan tentang pentingnya cinta diri, penerimaan, dan ketekunan. Dan Ellie mendengarkan," Kimberly bagikan pandangannya bagaimana kelompok penyanyi ini memberi pengaruh yang besar bagi kehidupan seseorang. 

Pendapat tersebut, sejalan dengan pandangan Jean Kim, psikiatri dari George Washington University. Baginya, BTS menawarkan harapan dan perasaan selaras dengan orang-orang yang tengah mengalami kehidupan stagnan. 

Hadirnya BTS melalui konten sehari-hari jadi pelengkap saat seseorang mengalami kesepian, sebagaimana dituturkan Kimberly, "Dia memiliki tempat untuk terlibat dalam diskusi dengan orang lain tentang pesan self love dan positivity menganai BTS. Ellie tidak sendiri." 

Bagi ARMY, lirik lagu yang ditulis BTS tak hanya menyenangkan untuk didengar, namun turut menyiratkan pesan optimis dan penuh harapan. Liriknya banyak terinspirasi dari kehidupan nyata. Dalam setiap karyanya, BTS berusaha menyebarkan pesan positif tanpa terdengar menggurui. Misalnya, dalam lagu Epiphany yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia: 

Akulah yang harus kucintai di dunia ini
Bersinarlah aku, jiwaku yang berharga
Aku akhirnya sadar jadi aku mencintaiku
Tidak begitu sempurna tapi begitu indah
Akulah yang seharusnya aku cintai

Lirik yang ditulis menyiratkan makna mendalam sehingga mampu meluluhkan hati pendengarnya. Dalam Psychology Today, Jean juga mengamati bahwa lirik lagu yang dibawakan BTS menyentuh hati dalam arti membantu seseorang melalui rasa insecure. Beberapa liriknya bahkan menemani perjalanan dan perjuangan dalam penyintas kesehatan mental. 

Secara keseluruhan, BTS menyajikan karya dengan makna yang mendalam, menggambarkan optimisme dalam menghadapi rintangan dan penerimaan diri yang tak sempurna, namun istimewa. Dikemas dalam musik, gaya, dan tarian yang turut memberi gambaran kebebasan akan jiwa muda yang penuh ekspresi. 

Beranggotakan 7 pemuda asal Korea Selatan, BTS justru menonjolkan karakteristik individu yang berbeda dan autentik. Mereka menggambarkan kebebasan untuk berekspresi dengan karakter dan identitas masing-masing tanpa mendiskreditkan siapa pun. 

Bicara mengenai keberagaman, Jean melihat fenomena tersebut sebagai gambaran akan keterbukaan yang tengah tren diperbincangkan di kalangan muda mengenai penerimaan gender. BTS membawa perspektif mengenai inklusivitas yang digambarkan dengan karakter personel yang unik, namun tetap bersatu. 

"Oleh karena itu, penggemar BTS merasa bahwa mereka juga dapat bebas mengekspresikan identitas masing-masing, betapa pun unik atau berbeda, dan tetap merasa jadi bagian dari kelompok inklusif yang lebih besar: bersatu tetapi unik," katanya. 

BTS jadi grup band yang memulai debut sejak anggotanya masih berusia remaja. Dalam sepuluh tahun, BTS bertumbuh bersama fans hingga berada di puncak karier seperti saat ini. Semua itu berkat mimpi, perjuangan, dan ketekunan oleh setiap anggotanya.

Dalam wawancara exclusive dengan Vogue, RM menyampaikan betapa penting memiliki mimpi dan mendorong diri untuk meraihnya. Laki-laki yang berpidato mewakili BTS dalam sidang umum PBB ke-73 tahun 2018 di New York ini, juga menekankan pentingnya kerja keras.

"Tidak peduli siapa kamu, dari mana kamu berasal, (apa) warna kulitmu, identitas gendermu, berbicaralah pada dirimu sendiri. Temukan namamu dan temukan suaramu," kata RM dalam pidatonya. 

Perjalanan panjang untuk menjadi idola besar yang dikenal secara global, bukanlah hasil pekerjaan semalam. Konsisten, tekun, dan ulet memberi inspirasi bagi kalangan muda untuk tak gentar meraih impian.