3 Kerugian Bekerja Mengikuti Suasana Hati, Gak Produktif!

Suasana hati atau mood memang tidak akan selalu dalam keadaan stabil sepanjang waktu. Pasti hal ini bisa berubah-ubah, sesuai situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
Ada kalanya hati bergembira, sehingga begitu bersemangat untuk menjalankan seluruh aktivitas di hari itu. Namun, terkadang suasana hati menjadi muram dan berantakan tatkala sedang merasa stres karena suatu permasalahan yang tidak kunjung didapatkan jalan keluarnya.
Namun demikian, alangkah baiknya tidak menjadikan suasana hati sebagai patokan untuk menjalankan beragam aktivitas. Pasalnya, suka atau tidak, kamu tetap harus bekerja setiap hari karena ini merupakan tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan begitu saja.
Jika pekerjaan dilaksanakan mengikuti suasana hati, maka beberapa kerugian yang disebutkan dalam artikel ini akan kamu alami. Jangan sampai jadi gak produktif, ya!
1.Berpotensi membuat pekerjaan menjadi bertumpuk

Setiap orang tentu bisa mengalami momen-momen buruk yang membuat suasana hatinya berantakan. Kalau sudah begitu, biasanya timbul rasa malas untuk beraktivitas, termasuk melakukan hal yang menjadi tanggung jawabnya, seperti bekerja. Akibatnya, banyak pekerjaan yang seharusnya dapat lekas diselesaikan malah menjadi semakin bertumpuk hanya karena menunggu suasana hati membaik terlebih dahulu.
Supaya kejadian ini tidak menimpamu, maka jangan jadikan suasana hati sebagai penentu kelancaran harimu. Ingat, menunaikan pekerjaan adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh diabaikan, karena ini merupakan komitmen yang sudah kamu pilih secara sadar sejak awal. Lebih baik, utamakan akal sehat dan kedisiplinan agar terus bisa melaksanakan aktivitas dengan baik meski mood sedang kurang bersahabat.
2.Performa dan hasil kerja menjadi tidak konsisten

Supaya bisa berprestasi dalam pekerjaan yang digeluti, kamu perlu menampilkan performa yang baik secara stabil, bahkan cenderung meningkat. Dengan begini, besar kemungkinan untuk turut menghasilkan sesuatu yang berkualitas dan bermanfaat. Namun, tentu saja hal ini akan sulit dicapai bila kamu merupakan pribadi yang moody.
Ketika kamu bekerja mengikuti suasana hati, maka pasti pekerjaanmu tidak bisa konsisten. Ada kalanya mampu memberikan performa dengan hasil terbaik.
Namun, terkadang juga akan menghasilkan sesuatu yang biasa-biasa saja, bahkan cenderung sangat buruk. Keadaan seperti ini jelas merugikan dan bisa membuat kemampuanmu dipertanyakan.
3.Sosok yang suasana hatinya sering berubah akan sulit menjalin kolaborasi dengan orang lain

Di dalam melaksanakan pekerjaan, terkadang kamu tidak bisa selalu sendiri. Ada kalanya perlu berkolaborasi dengan orang atau pihak lain, terutama saat dituntut untuk menjalankan suatu proyek besar atau hendak mengembangkan usaha. Lewat kerja sama yang terjalin apik, maka kesempatan untuk meraih keberhasilan akan semakin terbuka lebar.
Sayangnya, hal ini bisa terhalang bila performa kerjamu bergantung pada suasana hati. Keadaan ini dapat membuat rekan kerjamu kesulitan untuk berkomunikasi dan merasa tidak nyaman dengan situasi yang kurang stabil. Akibatnya, kolaborasi tidak berjalan lancar, bahkan terancam batal hanya karena kamu tidak mampu mengendalikan diri. Awas, nanti bisa menyesal, lho!
Suasana hati memang tidak bisa diharapkan untuk selalu stabil setiap waktu. Oleh sebab itu, jangan sampai kewajiban untuk bekerja digantungkan pada hal yang tidak pasti semacam itu. Jika kamu berharap untuk meraih sukses di masa depan, usahakan agar kedisiplinan terus terjaga dan kurangi kebiasaan menurut pada keinginan semata. Dengan begini, kamu tetap bisa menjalankan tanggung jawab secara maksimal meski mood sedang kurang bersahabat.