Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Teknik Menulis yang Biasa Dipakai Fiksi tapi Cocok Buat Non-Fiksi 

ilustrasi wanita sedang menulis menggunakan pena (pexels.com/Lisa Fotios)
ilustrasi wanita sedang menulis menggunakan pena (pexels.com/Lisa Fotios)

Menulis non-fiksi sering kali dianggap lebih serius dan kaku dibandingkan dengan fiksi. Namun, pernahkah kamu terpikir bahwa beberapa teknik menulis yang biasa dipakai dalam fiksi justru bisa memperkaya tulisan non-fiksi? Menggabungkan elemen fiksi ke dalam tulisan non-fiksi bisa membuat tulisanmu lebih hidup, menarik, dan jauh dari kesan membosankan. Teknik-teknik ini bisa membantu pembaca lebih terhubung dengan cerita atau informasi yang kamu sampaikan.

Artikel ini akan membahas tiga teknik menulis yang biasa dipakai di fiksi, tapi cocok banget untuk diterapkan dalam tulisan non-fiksi. Mulai dari deskripsi yang menggugah hingga cara menyusun plot yang menarik, yuk simak selengkapnya dan jadikan tulisan non-fiksimu lebih berwarna!

1. Menggunakan deskripsi visual yang kuat

ilustrasi wanita sedang menulis notes (unsplash.com/Sebastian Pandelache)
ilustrasi wanita sedang menulis notes (unsplash.com/Sebastian Pandelache)

Teknik deskripsi visual biasanya identik dengan cerita fiksi, terutama dalam menggambarkan suasana, latar tempat, atau karakter. Namun, teknik ini juga bisa diaplikasikan dalam menulis non-fiksi untuk memperkuat pesan yang ingin kamu sampaikan. Misalnya, ketika menulis artikel perjalanan, deskripsi visual bisa membuat pembaca seolah-olah ikut merasakan pengalaman yang kamu alami.

Menggunakan deskripsi visual yang kuat akan membantu pembaca untuk benar-benar 'melihat' apa yang kamu tulis, bukan hanya sekadar membacanya. Ketika menulis tentang sebuah tempat, jangan hanya menyebutkan fakta; tambahkan detail seperti aroma, warna, atau suara yang ada di sana. Misalnya, bukan hanya “pantai yang indah,” tapi “pantai dengan pasir putih lembut, ombak tenang, dan aroma garam laut yang menyegarkan.” Dengan begini, pembaca bisa lebih terlibat dan menikmati tulisanmu.

2. Membangun konflik dan ketegangan

unsplash.com/Thought Catalog
unsplash.com/Thought Catalog

Konflik bukan hanya milik cerita fiksi; dalam tulisan non-fiksi, konflik bisa membuat pembaca lebih tertarik dan terus mengikuti alur cerita yang kamu sajikan. Misalnya, saat menulis biografi atau kisah inspiratif, menceritakan konflik atau tantangan yang dihadapi tokoh akan membuat cerita lebih hidup dan relatable. Pembaca jadi bisa merasakan apa yang dialami oleh tokoh, dan lebih memahami perjalanan hidupnya.

Ketegangan dalam tulisan non-fiksi juga bisa dibangun dengan cara memperkenalkan masalah atau pertanyaan di awal paragraf, kemudian perlahan-lahan menjawabnya di bagian berikutnya. Teknik ini sering digunakan dalam artikel investigasi atau tulisan ilmiah populer, di mana ketegangan di setiap paragraf membuat pembaca tidak bisa berhenti membaca hingga akhir. Hal ini menjadikan artikel terasa seperti cerita yang menarik, meski sebenarnya berisi informasi faktual.

3. Menggunakan dialog untuk menghidupkan cerita

ilustrasi wanita sedang menulis (unsplash.com/Sebastian Pandelache)
ilustrasi wanita sedang menulis (unsplash.com/Sebastian Pandelache)

Dialog bukan hanya milik novel atau cerita pendek; dialog juga bisa digunakan dalam tulisan non-fiksi untuk membuat cerita lebih hidup dan terasa nyata. Misalnya, ketika menulis artikel tentang wawancara atau pengalaman pribadi, memasukkan dialog langsung bisa membuat tulisan terasa lebih autentik dan menarik. Pembaca akan merasa seperti ikut mendengar percakapan tersebut secara langsung.

Selain itu, dialog bisa memberikan kesempatan untuk menunjukkan karakter seseorang dengan lebih jelas daripada hanya sekadar mendeskripsikannya. Daripada menulis “Dia sangat marah,” kamu bisa menuliskannya menjadi sebuah dialog, seperti “Dengan nada tinggi, dia berkata, ‘Ini benar-benar tidak bisa diterima!’” Dialog membantu menciptakan kedekatan dan membuat cerita lebih hidup, meskipun dalam konteks non-fiksi.

Menerapkan teknik menulis fiksi dalam tulisan non-fiksi bisa membawa perubahan besar dalam cara pembaca menikmati tulisanmu. Menggunakan deskripsi visual, membangun konflik dan ketegangan, serta menambahkan dialog, dapat membuat tulisan non-fiksimu menjadi lebih menarik dan memikat. Dengan cara ini, informasi yang disampaikan tidak hanya informatif tetapi juga lebih menyenangkan untuk dibaca.

Sudah siap mencoba teknik-teknik ini untuk tulisan non-fiksimu? Jangan ragu untuk bereksperimen dan lihat bagaimana perubahan kecil ini bisa membuat perbedaan besar dalam tulisanmu! Coba terapkan dan rasakan dampaknya, lalu bagikan pengalaman kamu di kolom komentar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fiqrah Risar Mohammed Risar
EditorFiqrah Risar Mohammed Risar
Follow Us