Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Gak Meremehkan Pengeluaran Kecil meski Sudah Mapan Finansial

ilustrasi uang receh (pexels.com/DS Stories)

Memiliki kondisi finansial yang mapan adalah dambaan banyak orang. Sebab, ini berkaitan dengan kualitas hidup yang tercapai secara optimal. Seluruh kebutuhan bisa terpenuhi tanpa perlu bersusah payah. Di sisi lain, memiliki kondisi finansial yang mapan bukan berarti lupa diri.

Apalagi kamu meremehkan pengeluaran kecil tanpa pertimbangan. Kebiasaan seperti ini harus segera diperbaiki. Mari renungkan empat alasan berikut supaya kamu tidak terjebak pengeluaran besar-besaran. Semoga bisa mempengaruhi keputusanmu dalam hal finansial agar tidak ceroboh.

1. Memunculkan kebiasaan konsumtif

ilustrasi belanja banyak barang (pexels.com/Gustavo Fring)

Boleh saja kamu memanjakan diri dengan berbelanja. Karena ini bisa menjadi sumber motivasi dan semangat. Di sisi lain, dalam berbelanja juga ada batas yang harus diperhatikan. Karena kondisi keuangan yang sudah mapan, jangan sampai meremehkan pengeluaran kecil dalam waktu berkelanjutan. Hal ini didasari oleh alasan yang tepat.

Terbiasa meremehkan pengeluaran kecil bisa memunculkan kebiasaan konsumtif. Pemborosan dianggap sebagai perilaku yang wajar. Tanpa disadari, kebiasaan konsumtif ini bisa mengurangi kualitas hidup. Padahal, uang yang kamu hambur-hamburkan bisa dimanfaatkan untuk investasi atau dana darurat.

2. Membuat anggaran keuangan tidak stabil

ilustrasi uang receh (pexels.com/Zucker Pop)

Siapa yang tidak bangga memiliki kondisi finansial mapan? Bisa dipastikan, banyak orang menginginkan pencapaian demikian. Di sisi lain, kondisi keuangan yang sudah mapan kerap membuat seseorang lupa diri. Pengeluaran kecil dianggap sebagai hal yang wajar dan dilakukan dalam waktu berkelanjutan.

Secara tidak langsung ini juga menjadi teguran. Mengapa kita tidak boleh meremehkan pengeluaran kecil meski sudah mapan? Karena ini berpotensi membuat anggaran keuangan tidak stabil. Dengan meremehkan pengeluaran kecil, kamu tidak lagi mematuhi anggaran yang sudah ditetapkan. Namun terjebak pada kebiasaan belanja impulsif.

3. Pengeluaran kecil bisa menjadi sumber masalah

ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi dompet kosong (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika dilihat sekilas, pengeluaran kecil tidak memberikan dampak berarti terhadap kondisi keuangan. Bagi mereka yang memiliki kondisi finansial, tentu tidak menjadi pengeluaran berarti. Kestabilan finansial juga tetap terjaga. Namun, yang perlu dipertanyakan, bagaimana jadinya jika kamu melakukan pengeluaran kecil secara berkelanjutan? Apakah sudah yakin tidak akan membawa masalah berarti?

Permasalahan satu ini alangkah baiknya dipertimbangkan dengan matang. Tanpa disadari, pengeluaran kecil bisa menjadi sumber permasalahan utama. Kondisi finansial yang sudah tertata bisa berubah tidak seimbang. Jika sudah menjadi kebiasaan, kamu tidak akan sadar mengorbankan kebutuhan hanya untuk menuruti keinginan sesaat.

4. Tumbuh menjadi orang yang tidak memiliki pertimbangan matang

ilustrasi berpikir (pexels.com/Dany Castrejon)

Mapan secara finansial termasuk salah satu kunci dari kebahagiaan. Ini pula yang meningkatkan kualitas hidup. Dengan kondisi finansial yang stabil, seseorang memiliki akses penuh terhadap kesehatan maupun pendidikan. Tapi yang menjadi permasalahan, banyak orang meremehkan pengeluaran kecil saat merasa kondisi keuangannya stabil.

Di sinilah kamu harus mengetahui alasan tidak meremehkan pengeluaran kecil meski sudah mapan finansial. Karena ini berkaitan dengan kemampuan berpikir dan menganalisis. Terlalu sering meremehkan pengeluaran kecil, kamu sudah melatih diri tidak memiliki pertimbangan matang. Dalam mengatur finansial hanya menuruti keinginan sesaat.

Bisa dipastikan setiap orang menginginkan kestabilan finansial. Saat ini sudah tercapai, juga harus tetap memiliki sisi waspada. Karena meremehkan pengeluaran kecil meski sudah mapan finansial bisa membawa akibat buruk. Jika sampai terjebak dalam situasi seperti ini, tentu menimbulkan permasalahan serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us