Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sebab Seseorang Selalu Direpotkan Kebahagiaan Semu, Ogah Bersyukur?

ilustrasi kebahagiaan semu (pexels.com/Cottonbro studio)

Membahas tentang kebahagiaan, tentu kita ingin perasaan positif ini bertahan dalam jangka panjang. Tapi hal tersebut tidak akan terjadi ketika kita terjebak dalam kebahagiaan semu. Alih-alih merasakan kebahagiaan secara nyata, semua justru terasa palsu. Bahkan tidak menunggu waktu lama sudah mengalami kebosanan.

Kebahagiaan semu turut mempengaruhi kualitas dan semangat dalam menjalani hidup. Tentu ada hal yang menarik untuk diketahui. Terutama sebab-sebab seseorang selalu direpotkan oleh kebahagiaan semu, baik dari segi mindset, prinsip yang dianut, atau sudut pandang yang diterapkan. Mari kenali keempat sebab-sebab tersebut.

1. Kehilangan makna sejati

ilustrasi merasa pusing (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kebahagiaan menjadi tolok ukur kehidupan berkualitas. Ketika seseorang tidak merasa bahagia atas hidupnya, kualitas hidup turut mengalami penurunan. Di sisi lain, kita juga harus mampu memilah kebahagiaan dengan teliti. Karena tidak menutup kemungkinan terdapat kebahagiaan yang bersifat semu.

Mengapa seseorang cenderung direpotkan oleh kebahagiaan semu? Barangkali ia sudah kehilangan makna sejati. Kebahagiaan yang didasarkan pada hal-hal eksternal sering kali tidak bertahan lama. Ketika kebahagiaan ini memudar, orang tersebut mungkin merasa kosong dan bingung tentang apa yang sebenarnya membuat mereka bahagia.

2. Ketidakmampuan dalam mengenali realitas

ilustrasi bingung (pexels.com/engin akyurt)

Kita tidak bisa hidup dengan berdasar pada ekspektasi atau ilusi. Segala sesuatunya harus didasarkan pada realitas. Kita mampu menikmati dan merasakan kehidupan di momen sekarang. Tentu menjadi fakta yang menarik untuk diketahui. Apa jadinya jika seseorang tidak mampu dalam mengenali realitas kehidupan?

Kondisi demikian termasuk sebab seseorang selalu direpotkan kebahagiaan semu. Terkadang, orang mencari kebahagiaan semu sebagai cara untuk menghindari masalah atau ketidakpuasan dalam hidup mereka. Tapi sejauh apapun lari, kita tidak akan pernah bisa memungkiri realita. Masalah tersebut tetap bertahan dan menjadi ketidakpuasan dalam jangka panjang.

3. Tenggelam dalam perbandingan sosial

ilustrasi saling membandingkan diri (pexels.com/Ilyasick Photo)

Hidup di lingkungan masyarakat memang menghadapi banyak tantangan. Tidak terkecuali dengan standar yang berbeda-beda. Terkadang kita membandingkan diri satu sama lain. Kemudian merasa terpuruk saat sadar tertinggal dari orang lain. Sebaliknya, merasa bahagia ketika posisinya lebih unggul dari individu di lingkungan sekitar.

Jika kamu selalu tenggelam dalam perbandingan sosial, harga belajar untuk menghentikan sikap tersebut. Inilah yang membuat kita selalu direpotkan oleh kebahagiaan semu. Karena menuruti perbandingan sosial tidak akan pernah ada habisnya. Satu sudah tercapai, selalu muncul perbandingan-perbandingan yang baru.

4. Sikap tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapai

ilustrasi tidak puas menjalani hidup (Pexels.com/Jansel Ferma)

Merasa puas bukan berarti kita pasrah dan tidak mau berbenah. Tapi adakalanya perasaan puas menjadi salah satu upaya mengapresiasi kerja keras. Dan dari hasil yang sudah dicapai, harus berterima kasih pada diri sendiri. Di sisi lain, masih banyak dari kita yang kerap merasa tidak puas dengan target pencapaian.

Sikap tidak pernah puas dengan apa yang sudah dicapai termasuk sebab seseorang selalu direpotkan kebahagiaan semu. Kita hanya merasakan kebahagiaan tersebut di waktu awal. Namun secara perlahan, kebahagiaan akan memudar. Kemudian tersisa hidup yang terasa hampa dan tidak bermakna.

Saat seseorang direpotkan oleh kebahagiaan semu, kehidupan terasa tidak berarti. Pastinya situasi tersebut tidak terlepas dari berbagai penyebab. Contoh kecilnya dari cara kita dalam memaknai arti kehidupan. Sedangkan pada lingkup yang lebih luas, ini bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar seperti perbandingan sosial. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us