4 Tipe Orang yang Sulit Bertukar Pendapat, Terlalu Percaya Diri

Dalam prosesnya, tidaklah mudah untuk menyampaikan dan menerima pendapat jika masih sering mengabaikan logika serta fakta yang terjadi. Ya, bila hendak bertukar pendapat tapi kerap mengesampingkan pola pikir yang logis dan rasional, bisa jadi percakapan tersebut jadi terasa tidak relevan atau sulit dimengerti. 

Padahal isi pembicaraan sebaiknya disertai alasan, fakta dan kebenaran yang jelas agar dapat mendukung penjelasan yang ingin diutarakan. Dengan demikian percakapan bisa berjalan lancar tanpa halangan dan sebaiknya dimulai dengan menumbuhkan kesadaran masing-masing orang yang ikut dalam percakapan tersebut. 

Memang dengan rasa percaya diri yang sesuai dan tepat, seseorang mampu mengekspresikan apa yang ia pikirkan dan rasakan secara jelas serta detail. Begitu juga respons dirinya ketika coba memilah kembali semua informasi, pemahaman atau pendapat yang ia terima sejauh ini.

Berbeda halnya jika seseorang terlalu percaya diri, kemungkinan besar akan membuat dirinya menjadi pribadi yang sembrono, tidak punya pertimbangan atau bahkan asal bicara. Jika sudah begitu, apakah orang lain bisa menerimanya begitu saja? Sedikit banyak hal tersebut akan berpengaruh pada suasana hati saat sedang berdiskusi dan juga kelancaran dari komunikasi itu sendiri. 

Masih cukup berkaitan dengan pembahasan di atas, seseorang yang punya rasa percaya diri yang berlebihan, umumnya juga memiliki ego dan gengsi yang tinggi. Akibatnya apa? Ya, dalam hal ini akan menimbulkan keengganan untuk bersikap rendah hati dan tidak muncul keinginan murni untuk belajar. 

Tanpa kerendahan hati, seseorang akan selalu merasa dirinya benar dan sulit menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain. Sebab sikap arogan juga akan menghambat seseorang untuk sadar bahwa selalu ada hal-hal yang perlu dipahami dalam setiap kondisi dan pembelajaran hidup. Sehingga dirinya justru sering menolak mentah-mentah seluruh inspirasi, pengalaman dan pendapat orang lain yang mungkin saja penting dan masih dapat bermanfaat di kemudian hari. 

Biasanya akan jauh lebih sukar untuk bertukar pendapat jika masih belum menyadari peran yang seimbang dalam suatu komunikasi. Ya, ada waktunya untuk berbicara dan mengungkapkan pendapat diri, namun akan ada waktunya untuk mendengarkan penjelasan dan pemikiran orang lain.

Penjelasan berupa kata-kata dan kalimat yang terucap sebaiknya didengar serta disimak dengan saksama. Dengan begitu mungkin baru bisa dikatakan telah berusaha sungguh-sungguh menjadi pendengar yang baik. Selain itu, orang lain pun akan merasa lebih dihargai dengan tindakan bijak tersebut. 

Jadi, dapat disimpulkan kalau orang-orang dengan sikap di atas, berpotensi merasakan kesulitan saat hendak bertukar pendapat. Dengan kata lain, ada saja halangan yang membuat percakapan jadi terasa rumit dan runyam. 

Meski begitu, jangan khawatir sebab hal-hal di atas umumnya merupakan kebiasaan yang mulanya terbentuk dari pola pikir yang tidak tepat. Dengan mengubah cara pandang dan penilaian terhadap suatu hal, diharapkan secara bertahap sikap negatif tersebut mampu untuk diubah.