Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Harus Berhenti Jadi Orang yang Gak Enakan

Ilustrasi mengobrol (pexels.com/ Anastasiya Gepp)
Ilustrasi mengobrol (pexels.com/ Anastasiya Gepp)

Kebiasaan menjadi orang yang 'gak enakan' mungkin sering kali membuat kita merasa baik karena selalu membantu atau menyenangkan orang lain. Namun, kebiasaan ini dapat merugikan jika dilakukan berlebihan, bahkan bisa membuat kita merasa terbebani atau kelelahan.

Menjadi orang 'gak enakan' bukan hanya tentang menghindari konflik atau merasa canggung saat menolak, tetapi juga melibatkan kestabilan emosi dan fisik kita. Karena itu, penting bagi kita untuk mulai berani mengatakan "tidak", dan mengutamakan kebutuhan diri sendiri. Berikut lima alasan utama kenapa kita harus berhenti menjadi orang yang nggak enakan.

1. Melindungi batasan pribadi

Ilustrasi bercermin (pexels.com/ Andrea Piacquadio)
Ilustrasi bercermin (pexels.com/ Andrea Piacquadio)

Orang yang sering merasa nggak enakan biasanya sulit mengatakan "tidak," bahkan ketika permintaan orang lain melampaui batas kenyamanannya. Kebiasaan ini, tanpa disadari, dapat membuat kita mengorbankan batasan pribadi demi kepentingan orang lain.

Menjadi orang yang 'gak enakan' sama artinya dengan membiarkan orang lain melanggar ruang pribadi, waktu, dan energi kita. Pada akhirnya hal itu bisa menurunkan kestabilan emosi. Karena itu, melatih diri untuk mempertahankan batasan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik.

Dengan berani mengatakan "tidak", ketika sesuatu melanggar batas pribadi, sebenarnya kita sedang menjaga dan menghargai diri sendiri. Batasan yang sehat memungkinkan kita merasa aman, baik secara emosional maupun fisik.

Selain itu, belajar menetapkan batasan adalah bentuk penghargaan terhadap kebutuhan diri sendiri dan membantu orang lain memahami ruang yang kita butuhkan. Ketika kita tahu kapan harus berkata "tidak," kita bisa fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna dalam hidup.

2. Menghindari burnout

Ilustrasi lelah (pexels.com/ Anna Tarazevich)
Ilustrasi lelah (pexels.com/ Anna Tarazevich)

Menjadi "gak enakan" bisa membuat kita menerima terlalu banyak tanggung jawab atau permintaan dari orang lain, yang pada akhirnya bisa menyebabkan burnout. Burnout terjadi ketika kita terlalu banyak memberikan diri kita untuk orang lain hingga tidak menyisakan energi untuk kebutuhan pribadi.

Ini bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental kita. Ketika kita terus-menerus mengorbankan kebutuhan sendiri demi orang lain, kita bisa merasa lelah, stres, dan kehilangan semangat hidup.

Menghindari burnout adalah alasan kuat untuk belajar mengatakan “tidak” pada hal-hal yang membebani kita secara emosional atau fisik. Saat kita berhenti merasa 'nggak enakan,' kita bisa lebih realistis tentang kemampuan dan batasan diri, sehingga terhindar dari kelelahan berlebihan.

Dengan energi yang tersimpan, kita lebih mampu menjalani hidup dengan penuh semangat dan produktivitas, serta lebih mampu menghadapi tantangan yang sebenarnya penting bagi kita.

3. Membangun kepercayaan diri

Ilustrasi percaya diri (pexels.com/ Moose Photos)
Ilustrasi percaya diri (pexels.com/ Moose Photos)

Sering mengatakan “iya” pada semua permintaan tanpa mempertimbangkan kebutuhan sendiri bisa membuat kita merasa tidak percaya diri atau merasa diri kita tidak sepenting orang lain. Ketika kita terbiasa mengutamakan orang lain, kita mulai kehilangan keyakinan untuk mengambil keputusan berdasarkan kebutuhan diri sendiri.

Hal ini dapat merusak kepercayaan diri, membuat kita selalu merasa ragu dan bergantung pada penilaian orang lain. Menjadi pribadi yang terlalu 'nggak enakan' bisa mengurangi rasa percaya diri dalam jangka panjang.

Namun, ketika kita berani berkata “tidak” dan mulai mengutamakan diri sendiri, kita akan merasa lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan. Kita akan merasa lebih nyaman untuk menyatakan apa yang kita inginkan dan tidak takut menolak sesuatu yang tidak sesuai.

Dengan cara ini, kita akan semakin yakin dalam membuat keputusan dan merasa memiliki kontrol lebih besar atas hidup kita sendiri. Membangun kepercayaan diri melalui sikap asertif juga akan memberikan kita kemampuan untuk menghargai diri sendiri, terlepas dari pendapat atau kebutuhan orang lain.

4. Menjalani kehidupan dengan lebih otentik

Ilustrasi mencintai diri sendiri (pexels.com/ Julia Avamotive)
Ilustrasi mencintai diri sendiri (pexels.com/ Julia Avamotive)

Sikap 'nggak enakan' sering kali membuat kita hidup berdasarkan ekspektasi orang lain, bukan diri sendiri. Kebiasaan ini bisa membuat kita terjebak dalam peran yang tidak sesuai dengan keinginan atau nilai-nilai kita.

Saat kita terus berusaha menyenangkan semua orang, kita mungkin lupa siapa diri kita sebenarnya dan apa yang kita inginkan. Akibatnya, kita menjalani hidup yang jauh dari autentik dan kurang bermakna. Kehidupan otentik hanya bisa terwujud ketika kita benar-benar setia pada diri sendiri dan kebutuhan kita.

Ketika kita berhenti menjadi 'nggak enakan,' kita bisa mulai hidup dengan jujur sesuai dengan nilai dan prioritas pribadi. Kita lebih bebas untuk mengejar hal-hal yang benar-benar penting bagi kita, tanpa merasa dibebani ekspektasi orang lain.

Kehidupan yang otentik juga berarti kita bisa lebih jujur dalam berhubungan dengan orang lain, menciptakan hubungan yang lebih sehat dan berlandaskan kejujuran. Sikap ini akan membuat hidup lebih berarti dan penuh dengan hal-hal yang benar-benar selaras dengan diri kita.

5. Menjadi lebih produktif

Ilustrasi pekerja (pexels.com/ Andrea Piacquaido)
Ilustrasi pekerja (pexels.com/ Andrea Piacquaido)

Sikap 'gak enakan' sering kali membuat kita kewalahan karena terlalu banyak tugas atau tanggung jawab yang diterima tanpa mempertimbangkan kapasitas diri. Hal ini bisa mengganggu fokus kita pada pekerjaan atau tujuan pribadi yang sebenarnya lebih penting.

Ketika kita merasa terpaksa memenuhi semua permintaan orang lain, waktu dan energi kita habis untuk hal-hal yang kurang bermakna. Akibatnya, kita menjadi tidak produktif dan sulit mencapai target yang sudah kita tetapkan.

Menjadi lebih produktif adalah alasan kuat lainnya untuk berhenti menjadi orang yang nggak enakan. Dengan mengatakan "tidak" pada hal-hal yang tidak penting, kita bisa mengalokasikan waktu dan energi untuk hal-hal yang lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan hidup kita.

Ini juga memungkinkan kita untuk bekerja lebih efektif dan mencapai hasil yang lebih baik. Ketika kita lebih produktif, kita merasa lebih puas dan bahagia karena hidup kita dipenuhi oleh kegiatan yang memang kita inginkan dan sesuai dengan kebutuhan diri sendiri.

Menghilangkan kebiasaan 'gak enakan' bukan berarti menjadi egois atau tidak peduli pada orang lain. Ini adalah langkah untuk menjaga kesehatan mental, fisik, dan keseimbangan hidup. Mulailah dengan langkah kecil untuk mengatakan "tidak" dan lihatlah bagaimana hal tersebut bisa memberikan perubahan positif dalam hidup kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robin Wijaya
EditorRobin Wijaya
Follow Us