5 Alasan Logis Kenapa Kamu Harus Berhenti Berbuat Baik, Lho Kenapa?

Melakukan kebaikan adalah sebuah keharusan. Tidak peduli kaya dan miskin, tua dan muda, serta terhormat atau hina. Semua orang dengan segala status berhak untuk berbuat kebaikan. Tetapi ada masanya kebaikan harus ditunda.
Bukan untuk meniadakan, melainkan menyusun kembali strategi tepat dalam berbuat baik. Karena ada lho kebaikan yang berbuah rasa sakit! Kamu harus bijak dalam menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan kebaikan. Bukan untuk pilih-pilih, melainkan sekedar memastikan bahwa niat kebaikanmu tercapai. Seperti 5 alasan berikut!
1. Ada orang yang diam-diam memanfaatkan

Bagaimana rasanya dimanfaatkan? Pasti sakitnya nyesek banget. Kita seperti disia-siakan selama ini. Padahal sudah begitu baik dan tulus membantunya. Jika harus berhadapan dengan orang yang sengaja memanfaatkanmu, jagalah jarak dan berusahalah untuk tidak terlalu mudah menyetujui keinginannya.
Membiarkan diri untuk dimanfaatkan sama seperti mengores lukamu sendiri. Jika keterusan menyimpan dendam, yang rugi kan dirimu sendiri.
2. Kebaikan yang mendatangkan rasa iri dan dengki

Ada nasihat yang menganjurkan untuk menyembunyikan sedekah. Nasehat ini sangat tepat untukmu yang suka berbagi kebaikan. Menutupi kebaikan tidak hanya menjaga diri dari perasaan sombong, melainkan menjaga diri dari orang-orang yang iri dan dengki.
Banyak orang di luar sana yang tidak suka melihatmu berbuat kebaikan. Kebaikanmu dianggap hina oleh mereka. Nah daripada capek berurusan dengan orang seperti ini, lebih baik kita berfokus untuk kebaikan diri sendiri.
3. Berbuat baik untuk mendapatkan hadiah atau pujian

Kebaikan tidak harus mendapat balasan. Jika kita berharap balasan, artinya kita tidak ikhlas. Rasa ikhlas mutlak diperlukan sebelum niat baik itu diaplikasikan. Berharap pada balasan kebaikan hanya membuat diri kecewa pada akhirnya. Daripada buang-buang energi, iya kan?
4. Ketika kebaikan yang kamu berikan tidak dihargai sama sekali

Dihargai bukan berarti kita ingin mendapatkan balasan dari kebaikan. Rasa menghargai pemberian orang lain sebagai wujud berterima kasih untuk menyenangkan hati si pemberi. Jika dengan berbuat kebaikan kamu malah sakit hati karena tidak dihargai, maka lebih baik berhenti sebentar atau alihkan kebaikan ke hal yang lain.
5. Kebaikan akan menyentuh hati setiap orang. Jika belum, adakah yang salah?

Jika kebaikan kita belum bisa menyentuh hati orang lain. Maka cobalah untuk koreksi diri. Adakah dalam diri kita yang lalai dan alpa dalam berbuat baik? Apakah selama ini kita belum ikhlas dalam memberi? Apakah kebaikan yang kita berikan memancing orang untuk merasa iri dan dengki? Atau kita belum adil dan tulus dalam berbuat baik?
Apapun hambatannya, berbuat memang harus dilanjutkan. Namun kali ini lewat cara-cara yang lebih bijak dan cerdas. Berbuat baik juga perlu ngilmu lho!