Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Perlu Memisahkan Media Sosial untuk Pribadi dan Karier

ilustrasi media sosial (pexels.com/ Tracy Leblanc)

Sejak tahun 2010, media sosial menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia. Perkembangannya pun kian pesat dengan berbagai peran dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai platform seperti Instagram, LinkedIn, Twitter, atau TikTok telah memungkinkan kita untuk berbagi momen berharga dengan teman dan keluarga. Namun, di sisi lain juga menjadi alat yang kuat untuk membangun karier, memperluas jaringan, dan menunjukkan keahlian kita.

Mudahnya berinteraksi di media sosial rupanya tak hanya memberikan dampak positif pada kemudahan pengembangan karir dan usaha. Beberapa masalah yang siatnya lebih personal juga mungkin terjadi, karena seringkali netizen (orang yang beraktivitas di media sosial) belum cukup paham untuk memisahkan pribadi seseorang dengan karier profesionalnya.

Lalu, apakah perlu memisahkan media sosial pribadi dan profesional? Lima alasan berikut, mungkin bisa jadi pertimbangan kamu untuk menentukan hal tersebut.

1. Privasi dan kebebasan pribadi

ilustrasi media sosial (pexels.com/ Pixabay)

Memisahkan akun media sosial pribadi dan profesional, berarti kamu bisa lebih leluasa dalam membagikan konten pribadi. Hal-hal yang bersifat personal seperti foto liburan, opini pribadi, atau momen bersama keluarga memang kerap memicu polemik bagi pengikutmu.

Di akun personalmu, kamu bisa membagikan hal yang sifatnya personal dengan orang-orang terdekat tanpa khawatir dinilai oleh kolega atau bahkan atasan. Hal ini memberikan ruang bagimu untuk berekspresi secara autentik tanpa membahayakan citra profesionalmu.

Selain itu, memisahkan akun juga membantu menjaga batasan antara kehidupan pribadi dan karier. Ingat, kamu juga perlu memiliki keseimbangan hidup yang sehat, lho.

Privasi yang lebih terjaga akan memberikan rasa aman, terutama jika kamu bekerja di bidang yang membutuhkan tingkat keamanan tinggi, seperti hukum atau kesehatan. Di satu sisi, akun profesionalmu tetap bisa dikembangkan, ya. Dan tentunya mendukung perjalanan kariermu.

2. Citra profesional yang lebih terjaga

ilustrasi media sosial (pexels.com/ Kerde Severin)

Banyak platform media sosial yang menawarkan fitur profesional untuk membantu pengembangan karier dan penjenamaan pribadi penggunanya. Akun profesional memungkinkan kamu untuk membangun identitas yang relevan dengan kariermu.

Misalnya, kalau kamu bekerja di bidang psikologi, kamu dapat berbagi konten psikologi, sementara hobi kamu di luar pekerjaan bisa kamu ekspresikan di akun pribadimu. Media sosial profesional juga bisa menjadi portofolio yang menunjukkan keahlianmu.

Hal ini membantu menciptakan kesan bahwa kamu serius dan berdedikasi dalam bidang yang kamu tekuni, sehingga lebih menarik bagi calon mitra atau perekrut jika kamu sedang mencari pekerjaan.

Memisahkan akun juga membantu menghindari campur aduk konten yang dapat membingungkan audiens. Sekarang ini, orang berusaha untuk membangun audiens mereka di media sosial.

Kebingungan ini bisa terjadi jika saja kamu mengunggah berbagai macam hal sehingga profil media sosialmu menjadi tidak 'khas', dan bisa jadi tak membentuk citra dirimu secara profesional. Kalau kamu sudah mulai melakukannya sebelum membaca artikel ini, lanjutkanlah untuk membangun citra dari akun media sosialmu.

3. Mengontrol audiens dan konten

ilustrasi HP Android (pexels.com/ Lisa Fotios)

Memiliki akun yang terpisah memungkinkan kamu mengelola audiens secara lebih efektif. Di akun profesional, kamu bisa fokus pada orang-orang yang relevan dengan kariermu, seperti mentor, sirkel, rekan bisnis, bahkan menciptakan audiensmu sendiri. Sementara itu, buat akun pribadi hanya untuk diikuti oleh teman dekat atau keluarga yang benar-benar mengenalmu.

Dengan melakukan pengelompokan audiens seperti ini, kamu juga bisa lebih mudah mengatur jenis konten yang ingin dibagikan. Hal ini juga memungkinkan algoritma media sosial mengarahkanmu pada konten-konten sejenis atau orang-orang yang berprofesi serupa denganmu. Kamu jadi punya peluang untuk belajar dari media sosialmu sendiri ketika algoritma sudah mengarahkanmu pada topik yang selaras dengan kariermu.

4. Meningkatkan kredibilitas dan jaringan

ilustrasi media sosial (pexels.com/ Cottonbro Studio)

Fitur profesional pada media sosial sudah dipakai oleh banyak orang sebagai portofolio digital. Mereka membagikan karya, artikel, atau pencapaian di akun profesionalnya untuk membantu meningkatkan kredibilitas di mata profesional lain.

Media sosial paling populer seperti Instagram dan TikTok bahkan merancang khusus kebutuhan ini, sehingga kamu bisa fokus pada pengembangan jaringan dan memperluas peluang karier.

Untuk akun pribadimu tetap dapat digunakan untuk menjaga hubungan dengan orang-orang terdekat kok. Nikmati penggunaan media sosial pribadimu dengan tetap menjaga hubungan akrab dengan lingkaran pribadimu.

Ingat, media sosial memang ditujukan sebagai penghubung antara dirimu dengan orang-orang terdekat dalam hidupmu. Jadi, kamu tetap bisa menggunakan kedua akunmu dengan tujuannya masing-masing, ya.

5. Menghindari konflik

ilustrasi media sosial (pexels.com/Cottonbro Studio)

Kadang, konten yang dibagikan di media sosial pribadi tidak selalu cocok untuk dilihat oleh rekan kerja, klein, atau atasan. Memisahkan akun bisa membantumu mengurangi risiko konflik atau kesalahpahaman yang mungkin timbul dari opini atau unggahan tertentu.

Kamu tidak perlu khawatir bahwa unggahan pribadi akan berdampak negatif pada hubungan profesional. Sebaliknya, hal ini juga memungkinkan kamu untuk menjaga komunikasi profesional tetap terfokus. Dengan begitu, orang-orang dalam jaringan kerjamu tidak terganggu oleh konten pribadi yang mungkin dianggap tidak relevan.

Memisahkan media sosial pribadi dan profesional bukanlah keharusan. Semua tetap bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu, ya. Media sosial bisa menjadi strategi yang efektif untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan karier. Sehingga, dengan akun yang terpisah, kamu bisa lebih leluasa untuk berekspresi, menjaga citra profesional, dan mengelola audiens dengan lebih baik.

Jika langkah ini terasa sulit atau belum cukup relevan bagimu, kamu tetap bisa memanfaatkan fitur privasi di platform tertentu untuk mengontrol siapa yang dapat melihat kontenmu. Pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana kamu menggunakan media sosial secara bijak agar tetap bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, dan tentunya sesuai dengan kebutuhanmu, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Robin Wijaya
EditorRobin Wijaya
Follow Us