Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Enggan Berinteraksi dengan Anak Kecil

ilustrasi berinteraksi dengan anak kecil (pexels.com/Tatiana Syrikova)
ilustrasi berinteraksi dengan anak kecil (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Anak kecil dikenal dengan wajah polos dan aktif. Hari-hari mereka senantiasa dipenuhi oleh keceriaan dalam bermain. Sikap polos dan ceria anak kecil sering kali membuat orang dewasa merasa senang dan gemas. Bahkan, berinteraksi dengan mereka dapat menjadi penawar yang mujarab untuk memperbaiki suasana hati yang buruk.

Namun, tidak semua orang merasa demikian. Ada pula yang justru memilih untuk menjauhi anak kecil. Mengapa demikian? Apa yang mendasari seseorang untuk enggan berinteraksi dengan anak-anak? Kemungkinan, ada lima alasan utama yang dapat menjelaskan situasi seseorang enggan berinteraksi dengan anak kecil.

1. Belum terbiasa berinteraksi dengan anak-anak

ilustrasi berinteraksi dengan anak kecil (pexels.com/Tatiana Syrikova)
ilustrasi berinteraksi dengan anak kecil (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Siapa yang tidak terpikat oleh keceriaan anak-anak? Kepolosan dan semangat mereka yang meluap-luap sering kali membuat kita merasa bahagia dan gemas. Berinteraksi dengan anak-anak, bermain bersama mereka, bahkan hanya sekadar mengobrol ringan, adalah cara yang menyenangkan untuk melupakan sejenak kesibukan dan stres. Keceriaan mereka seakan memperbaiki mood yang sedang gundah.

Namun, menariknya, tidak semua orang merasa demikian. Ada sebagian orang yang justru memilih untuk menjaga jarak dengan anak kecil. Mengapa demikian? Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya keterampilan dalam berinteraksi dengan mereka. Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang baik dan mendalam dengan anak kecil membuat beberapa orang merasa tidak nyaman atau bahkan menghindari kehadiran mereka.

2. Kurang peduli dengan lingkungan sekitar

ilustrasi memarahi anak kecil (pexels.com/Monstera Production)
ilustrasi memarahi anak kecil (pexels.com/Monstera Production)

Mungkin kamu pernah bertemu seseorang yang secara sengaja menghindari kontak dengan anak kecil. Mereka memilih untuk tidak berinteraksi dan bahkan menjauh setiap kali ada anak-anak di sekitar. Tidak jarang, mereka menegur atau bahkan memarahi anak-anak yang terlalu dekat dan dianggap mengganggu.

Sikap ini mengindikasikan ketidaksukaan yang mendalam terhadap kehadiran anak-anak. Kemungkinan besar, sikap ini berakar dari ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar. Mereka cenderung antisosial dan enggan berinteraksi dengan orang asing, bahkan anak-anak.

3. Merasa dirinya lebih dewasa dibandingkan anak kecil

ilustrasi memarahi anak-anak (pexels.com/RDNE Stock Project)

Berinteraksi dengan anak kecil sering kali menjadi pengalaman yang menyenangkan. Kepolosan dan spontanitas mereka mampu menghadirkan kebahagiaan bagi banyak orang. Bermain atau mengobrol ringan dengan anak-anak dapat menjadi cara yang efektif untuk melepas penat. Namun, tidak semua orang merasa nyaman dengan kehadiran anak kecil di dekatnya.

Sebagian orang justru menganggap interaksi dengan anak kecil sebagai kegiatan yang tidak penting. Mereka lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang dewasa. Sikap ini mengindikasikan adanya persepsi bahwa mereka berada pada level yang lebih dewasa dibandingkan anak-anak. Itulah mengapa mereka lebih memilih menghindari kontak dengan anak-anak, bahkan untuk sekadar mengobrol ringan.

4. Mengalami gangguan kesehatan mental

ilustrasi seorang pria sedang berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com Cottonbro Studio)

Tidak semua orang merasa nyaman dengan kehadiran anak kecil. Beberapa individu lebih memilih untuk menghindari interaksi dengan anak-anak, meskipun anak-anak memiliki kepolosan dan keceriaan. Selain alasan yang telah disebutkan sebelumnya, apa yang sebenarnya menjadi penyebab seseorang enggan berinteraksi dengan anak kecil?

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kondisi kesehatan mental yang terganggu. Depresi, stres akibat pekerjaan, atau masalah dalam hubungan sosial dapat membuat seseorang lebih memilih untuk mengisolasi diri, termasuk menghindari kontak dengan anak kecil.

5. Mudah merasa jengkel dengan tingkah laku anak yang aktif

ilustrasi menghadapi anak yang rewel (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sering kali, berinteraksi dengan anak kecil dapat menguras energi, terutama jika anak tersebut sedang dalam kondisi yang rewel atau nakal. Hal ini menyebabkan beberapa orang dewasa enggan untuk berinteraksi dengan mereka. Pertanyaan yang diulang-ulang dan keaktifannya yang meledak-ledak dapat menguras kesabaran seseorang.

Memang, anak kecil dikenal dengan keceriaan, kepolosan, dan rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka sering kali membuat lingkungan sekitar menjadi lebih hidup. Namun, sifat-sifat anak kecil yang penuh energi ini tidak selalu disukai oleh orang dewasa yang merasa kekurangan energi untuk menyamai mereka. Oleh karena itu, beberapa orang memilih untuk membatasi interaksi dengan anak kecil.

Sebenarnya, berinteraksi dengan anak kecil adalah hal yang menyenangkan. Kita dapat bermain bersama mereka dan melakukan obrolan ringan untuk merangsang pertumbuhan kognitif dan sosial mereka. Namun, tingkah laku anak kecil yang sering kali tidak terduga, membuat orang enggan berinteraksi dengan anak kecil. Alasan-alasan tersebut kemungkinan besar berkaitan dengan pengalaman yang dialami oleh banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fauzan Fadhilah
EditorFauzan Fadhilah
Follow Us