Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Pikir Keliru yang Jadi Jebakan dalam Membuat Teman Baru 

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Antoni Shkraba)

Saat kita membangun pertemanan dengan orang baru, tentu kita ingin menunjukkan sisi terbaik kita. Entah dalam penampilan, kepribadian, atau bahkan topik pembicaraan. Sebegitu besar keinginan kita untuk memberi kesan pertama terbaik, kita fokus ke banyak hal tentang diri sendiri.

Pola pikir itu wajar, tapi bila tidak terkontrol malah bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Kamu malah jadi terjebak dalam overthinking yang tidak perlu. Nah, seperti ini contohnya.

1.Harus menjadi mengagumkan untuk bisa berteman dengan orang lain

ilustrasi wanita (pexels.com/Katya Wolf)

Lumrah kalau kamu ingin tampil sebaik mungkin. Tapi coba tanya dirimu, memangnya apa arti “mengagumkan”? Bukankah setiap orang punya standar yang berbeda-beda? Apa yang menurutmu mengagumkan, belum tentu mengagumkan di mata lawan bicara.

Pola pikir seperti ini hanya akan membuatmu terjebak dalam sikap arogan. Bukannya bikin tertarik, malah bikin orang-orang di sekitarmu ilfeel. Ingatlah bahwa persahabatan sehat dibangun antara dua orang yang setara, bukan hanya kekaguman sepihak.

2.Harus terlihat seolah tahu segalanya

ilustrasi ngobrol (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tak dapat dimungkiri, wawasan luas adalah salah satu karakteristik yang memikat. Tapi, jangan sampai demi ego dan gengsi, kamu memaksa diri untuk tampil paling tahu segalanya. Dengan kata lain, kamu menipu diri sendiri dan orang lain.

Dalam hubungan apa pun, tentu setiap kita menginginkan hubungan yang autentik. Hal itu tidak akan terwujud tanpa diri sendiri yang bersikap terbuka dan apa adanya. Jangan takut terlihat lemah. Justru kerentanan itulah yang menjadikan dirimu unik di mata orang.

3.Terus fokus pada apa yang orang pikirkan tentang kita

ilustrasi ngobrol (pexels.com/Tim Douglas)

Sah-sah saja sebenarnya penasaran dengan pendapat orang lain tentang diri kita. Tapi bila berlebihan, maka akan berubah menjadi obsesi yang tidak sehat. Setiap bertemu orang kamu selalu overthinking dengan, “Apa dia menyukaiku?”, “Apa dia terkesan denganku?”, “Apa ia menganggapku aneh?”, dan masih banyak lagi.

Kebiasaan seperti ini malah menghantarkan pada kecenderungan untuk menghakimi diri sendiri. Kamu selalu mengritik dan memaksa diri untuk tampil sempurna di depan lawan bicara. Lambat laun, malah akan capek secara fisik dan mental.

4.Harus selalu setuju dengan ucapannya

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Saat bertemu dengan orang baru, kecenderungan kita adalah untuk selalu “ikut” pendapat mereka demi menghindari konflik yang tidak diinginkan. Nyatanya, kebiasaan demikian malah akan jadi bumerang juga untuk dirimu.

Ketika kamu kerap setuju dengan ucapan orang, tanpa disadari kamu sudah menjadi people pleaser. Untuk apa disukai bila tidak menjadi diri sendiri? Hubungan demikian justru memeras energi fisik dan emosional.

5.Harus mendominasi dalam percakapan agar terlihat keren

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Monstera Production)

Jebakan terakhir ialah, pola pikir bahwa harus selalu jadi kuat dan dominan dalam relasi. Memaksakan hal demikian malah akan membuatmu dicap sok tahu dan sok ngatur.

Kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukaimu. Jadi, tidak perlu bingung. Cukup jadi apa adanya, dan biarkan energimu menarik orang-orang yang tepat.

Jangan tertipu dengan ego dan gengsimu untuk selalu ingin dipandang tinggi oleh orang lain. Apalagi dalam pertemanan, fokusnya bukanlah untuk meraih kekaguman orang, melainkan membentuk hubungan yang autentik.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us