Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Faktor yang Meningkatkan Rasa Syok saat Mendengar Kabar Duka

ilustrasi menangis (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi menangis (pexels.com/cottonbro)

Pada dasarnya tidak ada orang yang sangat siap mendengar kabar duka. Bahkan jika itu kematian seseorang yang selama ini menjadi musuhnya, pasti ada rasa terkejut dan kesedihan. Kalau seseorang benar-benar bergembira atas kematian orang lain, kesehatan jiwanya perlu diperiksa.

Meski rasa terkejut wajar dialami siapa saja, ada sejumlah faktor yang akan meningkatkan rasa syokmu ketika mendapat kabar duka. Dalam situasi seperti di bawah ini, kamu mungkin tak hanya memerlukan lebih banyak waktu untuk pulih, namun juga membutuhkan bantuan dari orang lain buat bangkit.

1. Kedekatan hubungan

ilustrasi suasana duka (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi suasana duka (pexels.com/Liza Summer)

Makin dekat hubunganmu dengan seseorang, kamu akan makin terguncang saat mendengar berita kematiannya. Sekalipun dirimu tahu bahwa dia menderita suatu penyakit selama beberapa tahun terakhir, bukan artinya kamu baik-baik saja ketika mendengar berita duka ini.

Berpulangnya orangtua, anak, kakak atau adik, serta sahabat terasa sebagai pukulan hebat. Mereka adalah orang-orang yang tidak tergantikan dalam hidupmu. Siapa pun bisa pingsan berkali-kali ketika kehilangan orang terdekatnya.

2. Kematiannya mendadak

ilustrasi sedih (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi sedih (pexels.com/RODNAE Productions)

Seseorang belum lama ini bertemu dan berkomunikasi denganmu dalam keadaan sangat sehat. Kemudian tiba-tiba saja ada kabar ia telah meninggal dunia. Mungkin akibat kecelakaan atau sakit yang tidak kamu ketahui selama ini.

Rasanya akan sulit sekali untukmu memercayai kabar ini. Kondisinya yang beberapa hari lalu begitu bugar ternyata tak menjamin usianya masih panjang. Sampai pemakamannya usai pun belum tentu kamu dapat menerima kenyataan bahwa ia telah pergi untuk selamanya.

3. Usianya masih muda

ilustrasi menangis (pexels.com/ANTONI SHKRABA)
ilustrasi menangis (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Usia muda identik dengan kondisi tubuh yang masih prima. Meski seseorang meninggal dunia tak melulu karena penyakit, kadang sulit buatmu menerima fakta bahwa teman atau saudara semuda ini menyerah di hadapan maut. Belum lagi saat kamu membayangkan masa depannya yang masih panjang.

Dalam hati pasti ada perasaan menyayangkan. Seperti kamu bertanya-tanya, "Kenapa dia harus pergi secepat ini?" Jauh lebih mudah untuk siapa pun menerima kabar duka terkait seseorang yang sudah lanjut usia daripada yang masih muda.

4. Cara kematiannya yang tragis

ilustrasi suasana duka (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi suasana duka (pexels.com/cottonbro studio)

Contohnya, kenalan yang menjadi korban pembunuhan atau justru melakukan bunuh diri. Sebagai orang yang mengenalnya, kamu mungkin bakal terus memikirkan motif pembunuhan atau alasannya sampai mengakhiri hidup. Peristiwa tragis yang menimpanya terkadang membuatmu merasa bersalah.

Apakah selama ini dia punya masalah yang serius? Mengapa kamu tidak peka dan lebih cepat membantunya? Hingga bertahun-tahun kemudian, dirimu dan teman-teman lainnya barangkali masih terus memikirkannya.

5. Masalah yang belum selesai di antara kalian

ilustrasi bertengkar di lift (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi bertengkar di lift (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Perselisihanmu dengan seseorang tidak membuat kamu otomatis gembira kala mendengarnya meninggal dunia. Bahkan bisa membuatmu syok dan merasa bersalah. Pikirmu sekarang, bila kamu tahu usianya sependek ini, dirimu pasti bakal mencegah pertengkaran terjadi.

Kamu akan lebih sabar menghadapinya apa pun yang terjadi. Sebab begitu dia wafat, jalan untuk kalian berbaikan pun tertutup sudah. Jadikan ini pengingat supaya kamu lebih mampu menahan emosi pada seseorang dan mengutamakan kerukunan daripada pertengkaran.

Rasa syok sering kali diikuti oleh perasaan duka yang mendalam selama beberapa waktu. Pastikan kamu kian mendekatkan diri pada Tuhan. Kalau perlu berkonsultasi dengan psikolog, lakukan saja agar kamu lebih cepat pulih dari rasa syok dan kesedihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Rohmatusyarifah
EditorDwi Rohmatusyarifah
Follow Us