5 Hal Bikin Seseorang Tidak Sadar Sudah Masuk dalam Zona Toksik

- Orang-orang dengan perilaku toksik sering tidak sadar masuk ke dalam zona toksik
- Zona toksik cenderung dianggap simbol rasa bangga dan solidaritas, serta diisi oleh orang-orang yang ingin diterima lingkungan sosial
- Seseorang juga bisa masuk ke dalam zona toksik karena menilai situasi dengan sudut pandang subjektif dan mengalami krisis identitas
Orang-orang yang memiliki sikap toksik lekat dengan sejumlah perilaku kurang baik. Sampai-sampai mereka memperoleh cap sebagai sosok yang manipulatif. Di satu sisi, ternyata banyak orang tidak sadar jika dirinya sudah masuk ke dalam zona toksik.
Dari segi sikap maupun pola pikir, zona toksik ini membuat seseorang lupakan pentingnya akhlak dan perilaku mulia. Ternyata, kondisi tidak sadar sudah masuk ke dalam zona toksik ada sebab-sebab yang menyertai. Berikut ini adalah lima hal yang membuat seseorang tidak sadar telah masuk ke dalam zona toksik!
1. Sikap menormalisasi perilaku negatif

Zona toksik cenderung erat dengan sikap dan kebiasaan menjerumuskan. Tapi pengaruh negatif ini justru tidak disadari oleh banyak orang. Mereka justru menganggap zona toksik sebagai simbol dari rasa bangga dan solidaritas. Kondisi demikian ini turut dipengaruhi oleh beberapa hal.
Salah satu yang mungkin terjadi adalah sikap menormalisasi perilaku negatif. Orang-orang tersebut menganggap perilaku dan kebiasaan buruk bukan sebagai suatu masalah. Termasuk menjadikan hal-hal buruk tersebut sebagai bagian dari kebudayaan.
2. Keinginan untuk diterima lingkungan sosial

Zona toksik memang terlihat menggiurkan. Bahkan beberapa orang tanpa sadar sudah menjerumuskan diri ke dalam berbagai macam perilaku negatif tersebut. Mereka menganggap ini sebagai suatu hal yang wajar dan simbol dari rasa bangga.
Beberapa hal turut menjadi sebab seseorang tanpa sadar memasuki zona toksik. Mereka memiliki keinginan kuat untuk diterima lingkungan sosial. Meskipun harus mengorbankan nilai-nilai kebenaran yang dianut. Bagi orang-orang tersebut, validasi dan pengakuan adalah tujuan utama.
3. Tidak tegas dalam mengelola batasan personal

Tentu kita sudah paham jika zona toksik diisi oleh orang-orang yang memiliki karakter manipulatif. Bahkan mereka tidak segan mengorbankan orang-orang sekitar demi ambisi. Tapi sudahkah kamu menyadari mengenai keberadaan zona toksik tersebut?
Di sinilah alasan mengapa seseorang tidak sadar sudah masuk ke dalam zona toksik. Mereka adalah orang-orang yang tidak tegas dalam mengelola batasan personal. Hanya untuk kesenangan sesaat, orang-orang tersebut rela mengorbankan prinsip dan nilai-nilai yang sudah dianut.
4. Cenderung menilai situasi dengan sudut pandang subjektif

Manusia dikarunia akal untuk berpikir dengan logis dan realistis. Dalam rangka membaca situasi dan keadaan, tentu kita harus mampu mengutamakan sudut pandang yang objektif. Tapi apakah semua orang mampu menerapkan sudut pandang demikian dalam menyikapi permasalahan? Tentu tidak.
Ini juga menjadi alasan mengapa seseorang tidak sadar sudah masuk ke dalam zona toksik. Mereka cenderung menilai situasi dengan sudut pandang subjektif. Contohnya lebih mengutamakan opini daripada fakta yang terjadi.
5. Sedang menghadapi krisis identitas

Bagi generasi muda, tentu sudah tidak asing dengan istilah krisis identitas. Mereka tidak tahu mengenai prinsip serta tujuan pribadi yang ingin dicapai. Mungkin ini terlihat sederhana karena menjadi salah satu fase yang harus dilewati untuk menuju tahapan dewasa.
Tapi pada sisi yang lain, krisis identitas membuat seseorang tidak sadar sudah masuk ke dalam zona toksik. Ia terombang-ambing setengah sikap putus asa dan kebingungan. Krisis identitas ini membuat seseorang semakin jauh dari diri sendiri.
Ada kalanya kita tidak sadar sudah masuk ke dalam zona toksik. Orang-orang di dalamnya cenderung menormalisasi perilaku negatif. Tidak hanya itu, mereka juga mengedepankan sudut pandang subjektif dalam menghadapi krisis identitas. Bentuk ini menjadi kewaspadaan tersendiri. Kita harus lebih mawas diri sehingga tidak terjerumus ke dalam situasi demikian.