5 Hal jika Ingin Menikah di Usia 40 Tahun ke Atas, Apakah Terlalu Tua?

Banyak orang ingin menikah di usia antara 25 hingga 28 tahun. Pokoknya sebelum 30 tahun karena usia kepala tiga kerap dianggap telat menikah. Apalagi untuk perempuan, usia 30 tahun seperti menjadi momok tersendiri. Namun, kamu mungkin gak sependapat tentang usia ideal buat menikah.
Dirimu ingin membangun rumah tangga di umur yang lebih matang, yaitu 40 tahun ke atas. Pertimbanganmu di antaranya terkait kemapanan finansial dan kematangan emosi. Kamu mau usia 20 sampai 30 tahunan dimaksimalkan buat belajar dan bekerja. Setelah karier mapan baru dirimu merencanakan pernikahan.
Kamu juga yakin di usia menuju setengah abad, egomu tak lagi terlalu tinggi. Dirimu bakal lebih siap untuk menjalani peran sebagai pasangan serta orangtua yang baik. Soal usia untuk menikah sepenuhnya hakmu. Akan tetapi, menikah di usia 40-an begini juga ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Pastikan kamu tahu sejak sekarang daripada kelak kaget dan menyesali keputusanmu.
1. Jangan menolak cinta yang datang lebih awal

Rencanamu adalah menikah di usia 40-an. Masih ada beberapa tahun lagi untukmu sampai di usia tersebut. Kamu fokus pada pekerjaan, studi pascasarjana, dan menyenangkan diri. Namun, bagaimana bila tiba-tiba saja dirimu dipertemukan dengan seseorang yang begitu memikat hatimu?
Kalian tampaknya saling menyukai bahkan cocok secara karakter serta pandangan hidup. Apabila usia 40 tahun yang menjadi targetmu menikah masih jauh, haruskah dirimu mengakhiri hubungan kalian? Atau, perlukah kamu memintanya terus bersabar hingga usiamu benar-benar memasuki kepala empat?
Jika dirimu melakukan yang terakhir, sudah pasti itu gak adil buatnya bahkan menyiksanya. Sementara itu, mematikan cinta yang tumbuh dalam hatimu hanya karena dia ingin segera menikah sedangkan kamu belum juga menyakitkan buatmu. Apabila jodohmu telah hadir di depan mata, jangan menyia-nyiakannya. Lupakan target usia 40 tahun dan menikahlah secepatnya.
Jika kamu mencampakkannya begitu saja, kelak di usiamu yang telah mencapai 40 tahun bahkan lebih belum tentu ada lagi calon pasangan yang tepat. Menemukan orang yang tepat sebagai pasangan sehidup semati jauh lebih penting daripada memenuhi standar usia ideal untuk menikah versimu. Rayakan pertemuan dan penyatuan kalian sebagai pasangan suami istri.
2. Kemapanan masing-masing jangan mengurangi kemesraan

Jika rencana kariermu berjalan cukup lancar, di usia 40 tahun nanti kamu telah mencapai kemapanan finansial. Dirimu bukan lagi sekadar mandiri secara keuangan, tetapi juga cukup berlebih. Demikian pula pasanganmu yang bekerja sudah mencapai posisi yang cukup tinggi.
Secara logika, kehidupan kalian sebagai pasutri akan lebih nyaman dibandingkan mereka yang memulai rumah tangga dengan ekonomi pas-pasan. Akan tetapi, setiap situasi ada tantangannya. Begitu pula kamu dan pasangan. Boleh jadi kemapanan kalian malah mengurangi kehangatan dalam hubungan.
Kalian seperti dua menara megah yang perlu dihubungkan. Kalian tidak merasakan tumbuh bersama-sama secara finansial. Kamu dan dia berjuang sendiri-sendiri buat membangun kemapanan hari ini. Ada PR untuk pasangan semapan kalian, yaitu membangun kemesraan secara lebih intensif di tengah berbagai kesibukan.
Jangan ada pemikiran uang adalah segalanya dalam hubungan. Rasakan arti kehadiran pasangan dalam kehidupan masing-masing. Arti yang tak boleh kalah penting dari apa yang sudah kalian capai dalam hal materi. Alih-alih selalu traveling dengan fasilitas nomor satu, kalian bisa sesekali melakukan perjalanan backpacker dan bareng-bareng belajar survive dalam keterbatasan.
3. Kemungkinan lebih sulit memperoleh keturunan

Terutama jika pihak perempuan menikah di usia 40-an. Kemungkinan untuk kalian memiliki momongan masih ada. Namun, bersiaplah bila ini lebih sulit dan berisiko. Jangan sampai apabila kalian tidak bisa mempunyai anak kandung, ini akan menjadi masalah besar dalam rumah tangga.
Baik kamu di pihak pria atau perempuan, jika dirimu ingin menikah di usia sematang ini kudu tahu risikonya. Untuk pria, bisa saja kamu mencoba mencari pasangan yang lebih muda. Akan tetapi, tidak ada jaminan perempuan yang lebih muda darimu mau menikah denganmu. Kamu juga gak dapat memaksakan rasa cinta.
Jangan tergesa-gesa mengatakan anak tak penting untukmu. Kalian memang dapat mengadopsi anak, tapi itu juga butuh kesiapan mental yang lebih besar lagi. Apabila memiliki keturunan bersama pasangan menjadi prioritasmu dalam pernikahan, perihal usiamu maupun pasangan wajib dipertimbangkan.
4. Kalau pasangan lebih muda, siap-siap ngemong

Siapa bilang daya tarik seseorang memudar di usia 40 tahun? Justru di usia ini kamu yang sudah begitu matang secara emosi dan pemikiran plus mapan finansial akan terlihat jauh lebih menarik. Dirimu mempunyai hal-hal yang tidak dimiliki oleh orang yang usianya lebih muda.
Kamu terlihat lebih berwibawa, bijaksana, tenang, dan yang pasti tak meributkan siapa yang harus membayar ketika berkencan. Bukannya berpasangan dengan orang yang sepantar, jodohmu bisa saja 15 atau 20 tahun lebih muda. Tentu tidak masalah selama kalian sama-sama mencintai.
Namun, sebagai orang yang lebih tua dari segi usia berarti kamu harus bisa bersikap ngemong pada pasanganmu. Meski ia bukan lagi anak kecil, kedewasaannya belum menyamai dirimu. Pun sifat lebih sabar dan pengasihmu diharapkan olehnya. Kamu kudu mampu membuatnya merasa aman dan nyaman. Jangan gunakan usiamu yang lebih tua buat terlalu mendominasinya.
5. Terbiasa sendiri bikin butuh ekstra penyesuaian

Sepanjang perjalananmu menuju usia 40 tahun, kamu mungkin pernah menjalin hubungan dengan beberapa orang. Namun, berpacaran selama apa pun tidak sama dengan menikah. Pun ada kecenderungan penyesuaian diri makin tak mudah seiring pertambahan usia.
Kamu menjadi lebih kaku, ingin dimengerti, dan berharap orang lain saja yang beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaanmu. Hal ini gak bisa dilakukan dalam kehidupan berumah tangga. Baik pasanganmu sama usia atau lebih muda, kamu tetap harus berusaha menyesuaikan diri dengannya.
Adaptasi dapat lebih sukar apabila rekam jejakmu di dunia asmara sangat minim bahkan bersih. Kamu terbiasa menjalani segalanya sendiri dan tidak perlu menanyakan pendapat atau persetujuan pacar. Tapi setelah menikah, bila dirimu selalu jalan sendiri tentu akan berakibat fatal buat rumah tangga. Pasangan merasa tidak dilibatkan dalam keputusan-keputusanmu.
Tidak ada kata terlalu tua untuk berumah tangga. Lain dengan usia minimal buat menikah yang diatur dalam undang-undang. Kalau kamu mantap hendak menikah di usia 40-an, pahami kelima hal di atas. Hindari terlalu berharap usia matang menjamin kestabilan dalam kehidupan rumah tangga. Kamu wajib mendewasakan diri dan belajar menjadi partner terbaik untuk pasangan.