Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Perlu Diwaspadai tentang Waktu, Pergi dan Tak Kembali

ilustrasi waktu (pexels.com/Jeremy)

Sungguh merugi orang yang lalai akan waktu. Kita merasa seolah-olah pemilik waktu, tetapi ternyata kita sama sekali tidak mampu mengutak-atik perputarannya. Waktu hanya taat pada Sang Pencipta.

Maka dari itu, nasihat lama untuk kita menggunakan waktu dengan sebaik mungkin harus dilaksanakan. Janganlah kita lengah terhadap waktu. Beberapa hal perlu diwaspadai tentang waktu, renungkan dengan baik serta bijak. 

1. Semua orang berpikir besok akan ada sesuatu, kenyataannya esok belum tentu milik kita

ilustrasi berpikir (pexels.com/Gustavo Fring)

Manusia selalu hidup dalam rencana-rencana. Kita sangat percaya diri bahwa besok, lusa, dan seterusnya diri ini masih hidup atau sesehat sekarang. Kemudian kita terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda. Toh, masih ada besok.

Padahal, tidak ada jaminan untuk itu. Maut bahkan dapat menjemput tanpa didahului penyakit. Oleh sebab itu, gunakan waktu yang dimiliki dengan sebaik mungkin. Urusan-urusan dengan orang lain mesti diselesaikan.

Termasuk utang, pertengkaran, janji, dan permohonan maaf. Keempatnya dapat menjadi ganjalan dalam perjalanan kita menuju keabadian bila belum dibereskan. Untuk mimpi-mimpi di dunia pun perlu disegerakan supaya kita sempat menikmati hasilnya.

2. Hati-hati dengan masa muda, waktu terasa berlari dan kita tak siap menjadi tua

ilustrasi waktu (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di usia muda, energi kita melimpah. Ini membuat kita bergerak memelesat. Kadang malah terlalu cepat, sampai-sampai kita tidak sempat berpikir. Apakah hal-hal yang kita kerjakan dalam sebagian besar waktu kita sungguh-sungguh berguna?

Mampukah hal tersebut memberi keuntungan finansial sekaligus menjadi amal buat kita? Sering kali hanya yang pertama yang kita dapatkan. Padahal sekali lagi, hidup tidak selamanya.

Atau yang lebih parah lagi, kita cuek pada keduanya. Masa muda sepenuhnya terbuang sia-sia dan kita menua dalam kesengsaraan lahir maupun batin.

3. Setiap detik kita memahat masa depan

ilustrasi waktu (pexels.com/AlphaTradeZone)

Jejak kesuksesan kita tidak dimulai dari lulus kuliah atau momen-momen penuh prestasi. Namun, kita telah memahat masa depan sejak dahulu kala meski tanpa merasa.

Kita menghadapi kegagalan dan berbagai situasi yang tak mengenakkan dengan tabah. Kita punya ketegasan untuk menolak pengaruh-pengaruh buruk. Kita memilih dengan gabungan akal sehat serta suara hati.

Demikian pula dengan kegagalan kita di masa depan telah berjejak sejak kita kecil. Seperti sikap terlalu takut menghadapi perubahan lingkungan, sangat penurut sampai tak pernah punya inisiatif, dan sebagainya. Tidak ada yang luput dari rekaman waktu.

4. Penyesalan selalu diawali dengan, "Seandainya waktu itu...."

ilustrasi waktu (pexels.com/Nitin Khajotia)

Dan setiap kali kita membatin kalimat tersebut, kita makin merasa buruk karena tak mampu memutar kembali waktu. Kita menyerah di hadapan waktu oleh keputusan-keputasan yang salah. Itulah sumber penderitaan terbesar manusia.

Kecuali, kita sungguh-sungguh mengikhlaskan segala yang telah berlalu. Juga memetik pelajarannya dan menjadikannya bekal untuk melangkah lebih jauh lagi. 

5. Waktu luang bukanlah saatnya membuang-buang waktu

ilustrasi waktu (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Saatnya mengoreksi cara berpikir kita sendiri perihal waktu luang. Meski kita memerlukannya buat beristirahat dari rutinitas, hindari menyia-nyiakan waktu. Contoh, waktu luang sebaiknya digunakan untuk mengisi energi.

Akan tetapi, kita justru menghabiskan lebih banyak energi saat bersenang-senang di waktu luang. Kesenangan yang diperoleh juga dapat memasok energi ke dalam diri. Namun, energi yang kita keluarkan lebih besar lagi, seperti saat tidak tidur semalam suntuk demi having fun.

Betapa mudahnya kita lalai dalam menggunakan bahkan sekadar menyadari pergerakan waktu dikarenakan waktu begitu tenang. Waktu tidak pernah segera memprotes kita sekalipun kita amat sembrono dalam memanfaatkannya. Mari lebih berhati-hati dalam menggunakan waktu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us