5 Hal yang Sebaiknya Dihindari Biar Lebaran Gak Jadi Ajang Drama

Silaturahmi merupakan hal wajib yang dilakukan pada Momen Lebaran. Namun, momen yang seharusnya digunakan untuk saling memaafkan dan mempererat silaturahmi justru bisa menjadi ajang drama yang bikin canggung. Mulai dari pertanyaan sensitif yang gak diinginkan sampai ghibah yang berkedok silaturahmi.
Oleh karena itu, menyiapkan mental juga diperlukan biar kamu gak gampang baper dengan pertanyaan sensitif pada momen Lebaran. Sebagai tuan rumah, kita pun perlu memperhatikan etika agar silaturahmi tetap lancar dan momen Lebaran terasa menyenangkan. Berikut 5 hal yang harus dihindari biar Lebaran gak banyak drama.
1. Menanyakan pertanyaan yang sensitif

Momen Lebaran yang seharusnya menjadi momen untuk bertukar cerita malah jadi ajang introgasi dadakan. Pertanyaan seperti kapan nikah, kerja dimana, gaji berapa adalah pertanyaan yang seringkali dilontarkan pada saat berkumpul. Meskipun pertanyaan tersebut terkesan sepele, bisa jadi bikin lawan bicara merasa gak nyaman.
Perlu disadari bahwa setiap orang selalu memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Ada yang sedang berusaha bertahan menghadapi kesulitan finansial, ada yang berusaha mencari pasangan yang tepat, atau bahkan sedang berusaha mencari pekerjaan.
Daripada menanyakan hal yang terlalu pribadi, sebaiknya alihkan topik dengan pembahasan yang lebih santai dan ringan. Jika perlu kamu bisa menanyakan persiapan Lebaran sejauh ini atau nostalgia kenangan masa kecil saat Lebaran.
2. Tamu datang malah ngumpet di kamar

Bagi sebagian orang, bertemu dengan tamu pada momen Lebaran adakah hal yang menyebalkan. Mungkin karena malas mengobrol, canggung karena lama tidak bertemu, atau sekadar malas ditanya-tanya. Tidak heran, jika mereka lebih memilih menghindar daripada harus menemui tamu yang harus siap dengan segudang pertanyaan.
Lebaran bukan hanya tentang basa-basi, namun tentang menjaga hubungan baik antar sesama. Jangan sampai kamu dikira sombong hanya karena memilih ngumpet di kamar. Tidak masalah menemui mereka, siapa tahu obrolan kali ini lebih menyenangkan.
Jika kamu canggung, cobalah untuk mengobrol sebentar atau sekadar menyapa dengan ramah sebelum kembali melakukan aktivitas.
3. Terlalu sibuk bermain handphone

Beberapa pertanyaan atau obrolan pada momen Lebaran mungkin terkesan basi dan membosankan. Namun, bukan berarti kamu asik bermain handpone sendiri. Manfaatkan momen Lebaran yang hanya satu tahun sekali ini untuk mempererat silaturahmi.
Cobalah batasi penggunaan handphone pada saat berkumpul. Jika memang ada keperluan mendesak, lakukan secukupnya tanpa harus mengabaikan orang-orang disekitar. Sebab, Lebaran bukan hanya tentang update status di sosial namun tentang momen nyata bersama keluarga.
4. Ghibah berkedok silaturahmi

Silaturahmi yang seharusnya untuk mempererat hubungan jangan sampai menjadi penyebab seseorang minder dan sedih. Alih-alih menanyakan kabar, malahan tiba-tiba bahas fisik. "Kok gendutan?", "Banyak pikiran ya jadi makin kurus?".
Ucapan yang terdengar sepele ini bisa jadi membuat pihak lawan bicara merasa minder bahkan insecure yang berkepanjangan. Pastikan jika ingin memberikan pujian, ucapkanlah sesuatu yang positif seperti, "Wah makin cerah aja nih auranya!", "Senang deh, liat kamu tetap sehat!"
5. Pamer berlebihan

Lebaran memang menjadi momen berbagi kebahagiaan. Namun, jika terlalu oversharing justru bisa dianggap pamer berlebihan. Memamerkan barang-barang mahal, menunjukkan THR yang didapat sampai membanggakan pencapaian diri adalah hal yang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.
Hargai bahwa setiap orang memiliki rezeki dan perjalanan hidup masing-masing. Jika memang mempunyai rezeki lebih, cukup bagikan dengan tulus tanpa terkesan pamer. Jangan sampai momen yang fitri menjadi ajang menyombongkan diri.
Jadikan Lebaran sebagai ajang silaturahmi bukan untuk menciptakan drama yang merusak momen penuh arti. Dengan menghindari 5 hal di atas semoga menjadikan momen Lebaranmu lebih nyaman dan penuh kebahagiaan. Yuk, jadikan momen Lebaran kali ini lebih bermakna dengan saling menjaga sikap dan perasaan orang lain.