5 Hal yang Bisa Merusak Momen Lebaran, Hati-hati!

Lebaran menjadi momen paling ditunggu oleh umat muslim usai berpuasa sebulan penuh. Pada momen hari raya tersebut mereka biasanya akan melakukan kunjungan ke rumah tetangga, sanak saudara, dan kerabat untuk mempererat tali silaturahmi dan bermaaf-maafan. Sehingga, selanjutnya bisa menjalani hari dengan hati yang lebih bersih.
Hanya saja pada momen-momen seperti ini seringkali kita melakukan hal-hal yang entah sadar maupun tidak bisa merusak momen yang ada. Membuat momen yang seharusnya diisi oleh canda, tawa, dan kehangatan justru menghadirkan rasa tak nyaman bahkan kekesalan bagi orang lain.
Biar momen penuh kemenangan ini nggak rusak dan menambah luka pada orang lain, kita harus memerhatikan apa saja yang tak boleh dilakukan atau perlu dihindari saat lebaran nanti. Seperti lima hal di bawah ini!
1. Pertanyaan seputar privasi seseorang

Saat berkumpul bersama keluarga maupun teman tentunya kita akan berbincang dan berbasa-basi untuk membahas banyak hal. Namun, seringkali ada orang kelewat batas dalam berbasa-basi. Mereka menanyakan sesuatu yang seharusnya menjadi privasi dari seseorang.
Contoh pertanyaan privasi itu seperti tentang status pernikahan seseorang, pekerjaan atau gaji, kehamilan, dan pertanyaan sensitif lain yang masuk ranah pribadi. Pertanyaan semacam ini tak sepantasnya ditanyakan pada momen yang indah ini. Selain merusak momen yang ada karena bisa membuat seseorang tak nyaman, juga tak sopan menanyakan hal-hal pribadi seperti itu.
2. Komentar tentang penampilan yang ada

Komentar tentang penampilan seseorang entah tentang pakaian yang dikenakan, make up yang dipakai, maupun berat badan juga bisa merusak momen lebaran. Mungkin niatnya hanya memberi masukan dan tak ada niat untuk mempermalukan seseorang. Hanya saja karakter setiap orang itu berbeda. Ada yang menerima kritik dan saran, ada pula yang merasa tersinggung pada komentar dari orang lain.
Alih-alih memberi masukan, komentar yang salah atau tidak pada tempatnya justru bisa membuat orang lain merasa insecure. Mereka akan kehilangan kepercayaan diri yang barangkali telah susah payah dibentuk dan diusahakannya selama ini.
3. Perjodohan sepihak yang tiba-tiba

Momen lebaran seringkali dimanfaatkan sebagai ajang perjodohan. Pada kesempatan ini mereka yang dirasa telah berumur dan tak kunjung menikah biasanya akan dijodoh-jodohkan oleh keluarga besar maupun sanak saudara yang ada.
Perjodohan seperti ini memang sah saja asal kedua belah pihak saling menyetujui dan tak ada yang merasa terpaksa. Sayangnya, kadang orang-orang terlalu melewati batas dalam bertindak. Mereka seenaknya melakukan perjodohan tanpa bertanya tentang kesiapan seseorang terlebih dahulu.
Perjodohan sepihak seperti ini jelas bisa merusak momen yang ada. Gak hanya itu saja, bahkan bisa membuat trauma pada seseorang lantaran merasa dipaksa untuk melakukan perkenalan yang tak diinginkannya.
4. Flexing tentang pencapaian

Dalam berbincang dengan orang lain, kita harus lebih berhati-hati dalam memilih topik yang ada agar tak menyinggung orang lain. Selain tak sopan menanyakan hal yang masuk ranah pribadi saat berkumpul bersama, tak baik pula melakukan flexing tentang pencapaian yang kita miliki. Apalagi di hadapan orang yang tengah mengusahakan sesuatu.
Sebagai contoh, kamu memamerkan tentang penghasilanmu yang besar dan apa saja yang telah kamu beli dengan uang tersebut di hadapan orang yang tengah sulit mencari pekerjaan atau membicarakan tentang indahnya pernikahanmu di depan orang yang tak kunjung menemukan jodohnya. Flexing yang kamu kira bisa membuatmu tampak lebih unggul dari orang-orang di sekitarmu itu justru akan membuat dirimu tak disukai oleh mereka.
5. Perbandingan antar keluarga

Lebaran adalah hari yang menyenangkan karena pada momen tersebut kita bisa berkumpul dan bertemu dengan keluarga besar tanpa harus menunggu adanya acara keluarga maupun hajatan. Mereka yang jarang bertemu karena kesibukan maupun pekerjaan bisa merasakan bagaimana hangatnya berkumpul bersama keluarga besar.
Namun, sayangnya momen berkumpulnya keluarga ini terkadang dijadikan sebagai ajang perbandingan. Mereka yang memiliki perkejaan dengan gaji rendah akan dibandingkan dengan saudara yang berpenghasilan lebih tinggi, yang tidak kuliah akan dibandingkan dengan mereka bergelar sarjana, lalu yang belum menikah akan disindir-sindir dan dibandingkan dengan saudara atau sepupu lain yang seusianya tetapi sudah menikah. Bahkan, pasangan yang belum dikaruniai buah hati pun bisa dibandingkan dengan pasangan lain di keluarga yang sudah memiliki anak.
Perbandingan semacam ini bisa akan membuat orang lain merasa tersinggung, rendah diri, bahkan sampai kehilangan kepercayaan diri yang ada. Sehingga, pada saat momen berkumpulnya keluarga mereka akan malas mengikutinya karena rasa trauma yang ada.
Momen lebaran yang seharusnya kita isi dengan kebaikan dan maaf-maafan agar hati kita jadi lebih bersih akan rusak karena kelima hal di atas. Untuk itu kita perlu hati-hati dalam bertindak maupun bertanya akan sesuatu, apalagi tentang ranah pribadi dan hal-hal yang bahkan kita sendiri tak tahu jawabannya.