Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Sederhana yang Dapat Bawa Dampak Negatif Bagi Daya Ingat

ilustrasi belajar (unsplash.com/JESHOOTS.COM)
ilustrasi belajar (unsplash.com/JESHOOTS.COM)

Pernahkah kamu merasa tiba-tiba lupa kunci di mana, lupa nama teman lama, atau bahkan lupa apa yang baru saja kamu baca? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami masalah daya ingat, terutama di era digital yang serba cepat ini.

Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa kebiasaan sederhana yang bisa menjadi penyebab di balik masalah daya ingatmu? Kebiasaan-kebiasaan ini mungkin terlihat sepele, tapi jika dilakukan secara berulang, bisa melemahkan kemampuan otak untuk menyimpan dan mengingat informasi.

Yuk, simak lima kebiasaan sederhana yang bisa membawa dampak negatif bagi daya ingatmu!

1. Kurang tidur

ilustrasi tidur (unsplash.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)
ilustrasi tidur (unsplash.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Tidur tidak hanya berfungsi sebagai periode istirahat bagi tubuh, tetapi juga merupakan waktu krusial untuk pemulihan dan regenerasi otak. Ketika kamu sering mengalami kurang tidur, otak tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk memperbaiki diri dan memperkuat jalur memori. Ini dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan kemampuan mengingat.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan tidur yang berkualitas dan cukup, idealnya antara 7 hingga 9 jam setiap malam, untuk menjaga kesehatan otak.

2. Sering multitasking

ilustrasi bekerja (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Liza Summer)

Multitasking memang terlihat seperti cara yang efisien untuk menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus. Namun, penelitian menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya dapat merusak daya ingat.

Ketika kamu mencoba untuk fokus pada beberapa hal sekaligus, otak kamu dipaksa untuk beralih dari satu tugas ke tugas lain. Hal ini menyebabkan otak sulit untuk berkonsentrasi dan memproses informasi dengan baik.

Akibatnya, kamu mungkin mengalami kesulitan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari atau dikerjakan. Selain itu, multitasking juga dapat meningkatkan stres, yang dapat semakin mengganggu kemampuan otak untuk mengingat informasi.

3. Terlalu banyak duduk

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Jason Strull)
ilustrasi bekerja (unsplash.com/Jason Strull)

Gaya hidup sedentari yang ditandai dengan terlalu banyak duduk dapat memiliki konsekuensi negatif bagi otak, khususnya pada bagian yang berhubungan dengan pembentukan memori. Penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat menyebabkan penipisan daerah medial temporal lobe (MTL), yang berperan penting dalam proses pembuatan memori baru.

Untuk mengurangi risiko ini, sangat disarankan untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam rutinitas harian. Seperti berjalan kaki singkat setelah duduk lama, atau menggunakan meja kerja yang memungkinkan berdiri.

4. Kurang sosialisasi

ilustrasi teman (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi teman (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Interaksi sosial memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan kognitif. Ketika kamu kurang berinteraksi dengan orang lain, tidak hanya perasaan kesepian yang muncul, tetapi juga risiko penurunan fungsi kognitif menjadi lebih tinggi.

Penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial yang kurang dapat mempercepat penurunan materi abu-abu di otak, yang merupakan lapisan luar otak tempat informasi diproses. Kehilangan materi abu-abu ini dapat berdampak negatif pada kemampuan otak untuk mengolah informasi dan mempertahankan memori.

Mengembangkan Hubungan Sosial untuk Mencegah Penurunan Memori Membangun dan memelihara hubungan sosial yang kuat tidak hanya memperkaya pengalaman hidup, tetapi juga dapat melindungi otak dari penurunan kognitif.

Aktivitas sosial yang teratur, seperti berkumpul dengan teman atau keluarga, bergabung dengan klub atau kelompok sosial, atau bahkan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas, dapat membantu menjaga materi abu-abu di otak dan mendukung fungsi memori.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menjadikan interaksi sosial sebagai bagian dari gaya hidup sehat untuk menjaga daya ingat yang tajam.

5. Sering merasa stres

ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Stres kronis bukan hanya masalah emosional; ia juga memiliki efek fisik yang signifikan pada otak. Kadar kortisol yang tinggi akibat stres berkepanjangan dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu proses pembentukan memori.

Kehilangan sinapsis antar sel otak membuat proses pembuatan dan pengambilan memori menjadi lebih sulit. Untuk itu, sangat penting untuk menemukan cara efektif dalam mengelola stres, seperti melalui meditasi, olahraga, atau konseling, untuk menjaga fungsi memori tetap optimal.

Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat membawa dampak negatif bagi daya ingat dan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kemampuan kamu untuk mengingat informasi. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us