Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan yang Bisa Bantu Kamu Punya Pikiran Lebih Tenang, Terapkan!

ilustrasi journalling
ilustrasi journalling (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
Intinya sih...
  • Memulai hari dengan rutinitas pagi untuk mengatur mood dan arah pikiran.
  • Melatih pernapasan dan meditasi harian untuk menenangkan sistem saraf dan fokus pikiran.
  • Fokus pada satu hal dalam satu waktu untuk hasil kerja yang lebih baik dan pikiran yang jernih.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, memiliki pikiran yang tenang bukanlah hal yang mustahil. Justru, dengan kebiasaan yang tepat, kamu bisa menciptakan ruang damai di tengah hiruk-pikuk harian. Tenang bukan berarti hidup tanpa masalah, tapi kemampuan untuk mengendalikan reaksi dan menjaga ketenangan batin, bahkan saat situasi di luar tidak ideal.

Berikut ini adalah lima kebiasaan sederhana namun powerful yang bisa kamu tanamkan dalam keseharian. Kebiasaan ini tidak hanya membantu meredakan stres dan kecemasan, tapi juga memperkuat ketahanan mental dan kebahagiaan jangka panjang.

1. Memulai hari dengan rutinitas pagi

ilustrasi minum kopi
ilustrasi minum kopi (pexels.com/Thirdman)

Rutinitas pagi yang baik bukan cuma soal mandi dan sarapan. Ini adalah momen penting untuk mengatur mood dan arah pikiranmu seharian. Saat kamu bangun dan langsung terpapar notifikasi atau berita buruk, pikiran langsung terpicu untuk "lari". Sebaliknya, saat kamu memulai hari dengan kesadaran dan ketenangan seperti menarik napas dalam, journaling, atau sekadar duduk menikmati kopi tanpa distraksi itu akan memberi ruang bagi mental untuk bersiap dengan damai.

Kebiasaan ini juga membuat kamu merasa lebih punya kendali atas hari-harimu. Kamu tidak hanya “bereaksi” terhadap dunia, tapi mengambil peran aktif dalam menyiapkan diri. Kamu bisa mulai dengan hal sederhana seperti bangun 15 menit lebih awal dari biasanya. Gunakan waktu itu untuk refleksi, menetapkan niat harian, atau sekadar duduk dalam keheningan. Perlahan, kamu akan merasakan energi yang lebih stabil dan pikiran yang tidak mudah goyah.

2. Melatih pernapasan dan meditasi harian

ilustrasi bermeditasi
ilustrasi bermeditasi (pexels.com/ Elina Fairytale)

Meditasi dan latihan pernapasan bukan cuma untuk para yogi atau biksu di pegunungan. Ini adalah alat praktis dan ilmiah yang bisa digunakan siapa saja untuk menenangkan sistem saraf dan memperbaiki kualitas pikiran. Saat kamu melatih napas dengan menarik dan menghembuskannya secara sadar kamu sedang memberi sinyal pada otak bahwa "semua baik-baik saja". Hal ini membantu menurunkan detak jantung, meredakan stres, dan membuat pikiran kembali fokus.

Kamu tidak perlu waktu lama. Bahkan 5–10 menit sehari sudah cukup memberi dampak. Gunakan bantuan aplikasi seperti Headspace, Calm, atau cukup dengan metode pernapasan 4-7-8: tarik napas selama 4 detik, tahan 7 detik, buang selama 8 detik. Coba lakukan ini setiap kali merasa cemas atau kehilangan arah. Latihan ini seperti "tombol reset" yang bisa kamu tekan kapan saja untuk kembali ke pusat ketenangan dirimu.

3. Fokus pada satu hal dalam satu waktu

ilustrasi sedang fokus
ilustrasi sedang fokus (pexels.com/Ahmed )

Multitasking sering dianggap keren dan produktif, tapi nyatanya bisa membuat otak kelelahan dan meningkatkan stres. Ketika kamu mencoba melakukan banyak hal sekaligus, perhatianmu terpecah, hasilnya tidak optimal, dan pikiran terasa kacau. Fokus pada satu tugas dalam satu waktu bukan hanya membuat hasil kerja lebih baik, tapi juga membantu pikiran merasa lebih jernih dan damai.

Melatih fokus tunggal juga menumbuhkan kesadaran (mindfulness) yang memperkuat ketenangan mental. Kamu bisa memulai dengan teknik Pomodoro: bekerja fokus selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit. Matikan notifikasi saat sedang fokus, dan izinkan dirimu untuk benar-benar hadir dalam tugas yang sedang kamu kerjakan. Dengan cara ini, kamu akan lebih puas dengan apa yang kamu selesaikan dan tidak merasa "selalu tertinggal".

4. Menjaga pola tidur dan membatasi konsumsi digital

ilustrasi tidur nyenyak
ilustrasi tidur nyenyak (pexels.com/Vika Glitter)

Tidur bukan hanya untuk mengisi ulang tenaga fisik, tapi juga menyembuhkan sistem saraf dan membersihkan racun mental. Ketika kualitas tidur buruk baik karena jam tidur yang tidak teratur atau kebiasaan begadang sambil scrolling media sosial otak menjadi lebih mudah cemas, sulit fokus, dan rentan stres. Tidur yang cukup dan teratur adalah salah satu kunci pikiran yang tenang dan emosi yang stabil.

Salah satu cara terbaik untuk menjaga tidur adalah dengan membatasi konsumsi digital, terutama di malam hari. Cahaya biru dari layar gadget mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu kamu tidur nyenyak. Cobalah untuk tidak melihat layar minimal 30–60 menit sebelum tidur, dan ganti dengan kegiatan yang lebih tenang: membaca buku, journaling, atau mendengarkan musik santai. Rutinitas ini membantu kamu "turun ke frekuensi yang lebih damai" sebelum masuk ke alam mimpi.

5. Memberi ruang untuk me time

ilustrasi sedang me time
ilustrasi sedang me time (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu tidak perlu menunggu liburan panjang untuk bisa merasa damai. Luangkan waktu untuk diri sendiri secara rutin, bahkan hanya 30 menit dalam sehari. Me time bukanlah kemewahan, tapi kebutuhan emosional. Ini adalah waktu di mana kamu bisa menyatu dengan diri sendiri, mengenali perasaan yang mungkin terabaikan, dan mengisi ulang energi batinmu.

Yang penting, jalani me time tanpa rasa bersalah. Dunia tidak akan runtuh kalau kamu berhenti sejenak dari kesibukan. Entah itu dengan berjalan kaki sendirian, menggambar, merawat tanaman, atau sekadar minum teh sambil mendengarkan hujan aktivitas sederhana ini bisa jadi bentuk self-love paling tulus. Dengan memberi ruang untuk diam dan menikmati waktu sendiri, kamu membangun pondasi kedamaian dari dalam.

Pikiran yang tenang tidak datang begitu saja. Ia adalah hasil dari niat dan kebiasaan kecil yang dipelihara dengan sadar. Mulailah dari satu langkah, tidak perlu semuanya sekaligus. Yang penting adalah konsistensi dan kemauan untuk mengenali dirimu sendiri lebih dalam. Ingat, kamu layak hidup dengan pikiran yang damai dan hati yang ringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Tes Gaya Belajar, Ketahui Cara Belajar Kamu Lewat Kuis Ini!

23 Sep 2025, 14:25 WIBLife