Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Konsep Self-Love yang Sering Disalahpahami, Gak Cuma Soal Belanja

ilustrasi perempuan belanja dengan kartu kredit
ilustrasi perempuan belanja dengan kartu kredit (freepik.com/freepik)

Pernah gak sih kamu merasa udah melakukan banyak hal demi mencintai diri sendiri, tapi tetap aja ngerasa kosong? Banyak orang mengira self-love berarti membeli barang mahal, me time di kafe estetik, atau liburan sendirian. Padahal, kalau tujuannya cuma buat menenangkan luka sesaat, itu bukan cinta diri, itu pelarian yang dibungkus manis.

Di era yang serba cepat ini, konsep mencintai diri sendiri sering kali dipelintir jadi ajang pembenaran gaya hidup impulsif. Padahal, self-love yang sebenarnya adalah tentang memahami, menerima, dan merawat diri tanpa berlebihan. Yuk, simak lima konsep self-love yang sering disalahartikan biar kamu gak salah langkah dalam mencintai diri sendiri.

1. Self-love bukan alasan untuk bersikap egois

ilustrasi perempuan merenung
ilustrasi perempuan merenung (freepik.com/freepik)

Beberapa orang menjadikan self-love sebagai alasan untuk menjauh dari siapa pun yang tak sejalan. Padahal, cinta diri yang sehat justru membuat kamu mampu memahami perbedaan tanpa harus menutup diri. Kalau kamu menjauh dari semua orang atas nama melindungi diri, bisa jadi kamu sedang menghindar, bukan menyembuhkan.

Mencintai diri bukan berarti menolak kritik atau mengabaikan kesalahan sendiri. Orang yang benar-benar mengenal dirinya tahu kapan harus bertahan dan kapan belajar dari pengalaman. Jadi, self-love yang matang tidak membuat kamu keras kepala, tapi tumbuh lebih dewasa.

2. Menghamburkan uang bukan bentuk cinta diri

ilustrasi perempuan belanja
ilustrasi perempuan belanja (freepik.com/pressfoto)

Banyak yang menganggap membeli barang mahal sebagai wujud menghargai diri. Padahal, self-love bukan soal seberapa sering kamu memberi hadiah untuk diri sendiri, tapi seberapa sadar kamu mengenali kebutuhanmu. Kalau setiap stres kamu melampiaskannya dengan belanja, itu bukan cinta diri, tapi pelarian.

Menjaga keuangan juga bagian dari menghormati diri sendiri. Menunda kesenangan sesaat demi kestabilan jangka panjang menunjukkan kedewasaan emosional. Sebelum belanja, coba tanya pada diri sendiri: apakah ini kebutuhan, atau cuma cara menenangkan hati sementara?

3. Self-love bukan berarti harus selalu positif

ilustrasi perempuan sedih
ilustrasi perempuan sedih (freepik.com/jcomp)

Banyak yang berpikir mencintai diri berarti selalu bahagia dan menolak emosi negatif. Padahal, menerima diri termasuk mengakui bahwa kamu bisa sedih, kecewa, atau marah tanpa merasa gagal. Kamu gak harus pura-pura kuat hanya supaya terlihat bahagia.

Mencintai diri juga tentang memberi ruang untuk merasa tanpa menghakimi diri sendiri. Menangis, istirahat, atau mengakui lelah bukan tanda kelemahan. Justru di saat itulah kamu sedang berlatih self-compassion yang sebenarnya.

4. Fokus pada diri sendiri bukan berarti menutup diri dari dunia

ilustrasi berdiskusi dengan teman
ilustrasi berdiskusi dengan teman (freepik.com/freepik)

Ada yang salah paham bahwa mencintai diri artinya hidup sepenuhnya untuk diri sendiri. Padahal, manusia tetap butuh koneksi agar bisa tumbuh dan memahami dirinya lewat hubungan dengan orang lain. Terlalu lama fokus pada diri bisa membuat kamu kehilangan rasa empati.

Keseimbangan adalah kunci dari self-love yang sehat. Kamu boleh menjaga jarak dari hal yang toksik, tapi jangan menutup semua pintu. Self-love yang matang membuat kamu tahu siapa yang layak berada di sekitarmu, tanpa kehilangan sisi manusiawi.

5. Self-love bukan proses instan

ilustrasi perempuan merenung
ilustrasi perempuan merenung (pexels.com/@karolina-grabowska)

Banyak yang ingin mencintai diri dengan cepat, seolah itu hal yang bisa dicapai semalam. Padahal, self-love adalah perjalanan panjang yang penuh naik-turun dan butuh kesabaran. Hari ini kamu bisa merasa tenang, besok bisa saja kembali ragu, dan itu wajar.

Cinta diri sejati justru diuji saat kamu tetap lembut pada diri sendiri di tengah kesulitan. Kamu tidak harus selalu yakin untuk tetap berusaha memperbaiki diri setiap hari. Saat kamu menerima proses tanpa tergesa, di situlah self-love mulai tumbuh dengan tulus.

Ketika kamu memahami arti self-love yang benar, kamu akan sadar bahwa cinta diri bukan tentang memanjakan, tapi menghargai diri apa adanya. Tidak perlu sempurna untuk layak dicintai, cukup berani jujur dan bertumbuh dari setiap pengalaman. Yuk, mulai cintai diri dengan sadar dan sehat, bukan sekadar ikut tren media sosial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Alasan Membaca Buku di Tempat Umum Justru Terasa Lebih Menenangkan

06 Nov 2025, 19:42 WIBLife