Stop Self Sabotage! 5 Cara Kuatkan Self Love biar Gak Insecure

- Ekspresikan emosi melalui tulisan untuk menguatkan self love
- Latih self-compassion dengan berhenti menyalahkan diri sendiri
- Belajar mendengarkan tubuh, tentukan batasan yang jelas, dan rayakan pencapaianmu
Kamu sering gak melakukan self sabotage atau sabotase diri? Self sabotage adalah perilaku maupun pola pikir yang bisa mencegah seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan guna mencapai tujuannya. Dilansir laman klikdokter, Gracia Inovika, M.Psi., seorang psikolog mengatakan bahwa perilaku ini dapat ditandai dengan sikap yang secara sadar dan gak sadar menghalangi atau membatasi hal baik seseorang, sehingga seseorang pun lebih sering merasa tertekan, sedih, dan lain-lain. Contoh self sabotage yang umum terjadi seperti menunda pekerjaan, sulit mengatur waktu, menyalahkan orang lain, merendahkan diri sendiri, dan sulit memenuhi kebutuhan.
Karena self sabotage ini berakar dari keyakinan negatif akan diri sendiri, self sabotage dapat diredakan dengan self love. Maka, meningkatkan self love itu penting. Ada sejumlah cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan kebiasaan self sabotage dan menggantinya dengan penerapan self love. Berikut cara yang bisa kamu implementasikan supaya kamu berhenti menghalangi kebahagiaanmu sendiri!
1. Ekspresikan emosi melalui tulisan

Seberapa sering kamu menulis pikiran maupun perasaanmu? Untuk menguatkan self love dan menghentikan kebiasaan self sabotage, kamu bisa memulainya dengan terbiasa mengekspresikan emosi melalui tulisan. Ungkapkan perasaan sedih, marah, muak, dan lainnya dengan menulis. Pelampiasan emosi melalui tulisan bisa menjadi media relaksasi loh.
Dengan menulis apa yang kamu rasakan, kamu jadi lebih memahami dirimu sendiri. Kamu bisa lebih mudah memproses emosi tersebut karena kamu menyadarinya. Gak perlu menulisnya dengan tata bahasa yang sempurna kok, cukup tuliskan apa saja yang terlintas di pikiranmu. Biarkan tulisanmu mengalir.
2. Latih self-compassion

Dilansir laman Alodokter, self-compassion dapat diartikan sebagai empati, belas kasih, serta penerimaan terhadap diri sendiri. Kalau kamu punya self-compassion, kamu mampu menerima diri sendiri apa adanya dan mencintai dirimu. Ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan kalau kamu menyayangi dirimu dan memperlakukan dirimu dengan baik. Manfaat tersebut seperti diri lebih tenang, pikiran lebih positif, dan hidup yang dijalani lebih bisa dinikmati.
Lantas, bagaimana cara melakukan self-compassion? Berhenti untuk menyalahkan diri sendiri. Alih-alih bersikap demikian, berbaik hatilah meski kamu menghadapi masalah. Selain itu, kamu juga bisa merutinkan meditasi dan self-talk.
3. Belajar mendengarkan tubuh, jangan abai

Kamu tentu pernah melihat anak kecil. Apa yang mereka lakukan ketika mengantuk? Mereka akan segera tidur. Apa yang mereka lakukan ketika lapar? Mereka akan makan. Sesederhana itu. Bukankah hal demikian memang menjadi kebutuhan dasar manusia. Namun, banyak dari kita yang mengabaikannya. Padahal, tubuhmu telah memberikan sinyal untuk istirahat, tapi di banyak situasi, kamu tetap melanjutkan beraktivitas. Padahal, tubuhmu telah memberikan sinyal untuk makan, tapi di banyak situasi, kamu mengabaikannya hingga larut malam.
Tubuh dan pikiran itu saling terhubung loh. Emosi yang gak terproses bisa menjadi ketegangan atau rasa sakit di tubuh. Oleh karena itu, belajarlah untuk mendengarkan sinyal tubuh kamu–sebagaimana yang dilakukan anak kecil. Ini adalah langkah utama dalam merawat diri sendiri.
4. Tentukan batasan yang jelas

Tanpa batasan, kamu akan kewalahan. Batasan adalah aturan yang kamu tetapkan untuk diri sendiri dan berkaitan dengan orang lain. Batasan melindungi ruang privasi, waktu, serta energimu.
Dalam buku karya Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend yang berjudul Boundaries, batasan diibaratkan sebuah rumah. Sebuah rumah punya pagar dan ruangan-ruangan tertentu seperti ruang makan, ruang tamu, maupun kamar. Sebagai pemilik rumah, kamu tentu punya batasan untuk menetapkan siapa yang diizinkan masuk hanya sampai pagar, ruang tamu, atau kamar.
Nah, setelah kamu menetapkan batasan, hormatilah batasan itu. Ketika kamu menghormati batasan, hal tersebut berarti kamu mengajarkan orang lain tentang bagaimana kamu seharusnya diperlakukan.
5. Rayakan pencapaian kamu, lakukan self-reward

Sudah berapa kali kamu berterima kasih pada dirimu sendiri atas pencapaian atau hal baik yang telah kamu peroleh sekecil apa pun itu? Atau kamu justru terus fokus pada kesalahan yang dilakukan? Untuk bisa menghentikan self sabotage, berhentilah berbuat buruk pada diri sendiri. Sebaliknya, berbuat baiklah salah satunya dengan merayakan pencapaian dan kemajuan kamu.
Gak perlu menunggu hal-hal besar terjadi untuk bisa merayakan diri sendiri. Kamu bahkan bisa merayakan semua hal yang menurutmu patut untuk dirayakan. Merayakan pencapaian dan kemajuan berarti kamu secara sadar mengakui kekuatan dan kelebihanmu.
Dampaknya? Gak ada lagi tuh kata-kata negatif yang terucap di pikiran tentang diri sendiri, seperti “Aku emang gak kompeten”, “Aku itu gak bisa diandalkan”, “Aku emang orang paling gak beruntung”, dan lainnya. Dengan sadar akan kemampuan dan kelebihan diri, kamu akan melihat dirimu sebagai pribadi yang senantiasa berproses dan berprogres.
Kalau kamu melakukan cara-cara sederhana ini secara konsisten, hal itu bisa membuat hubunganmu dengan diri sendiri menjadi lebih bermakna. So, tunggu apa lagi? Saatnya berhenti untuk self sabotage dan mulai untuk self love. Terimalah, hargailah, dan cintailah dirimu sendiri.