5 Pengingat Atasi Kesedihan karena Ucapan Orang, Jangan Lekas Down!

Tak masalah sesekali dalam hidupmu, kamu menjaga jarak dari orang-orang yang bisa membuatmu bersedih atau sosok toksik yang dirasa hanya membawa dampak negatif. Menjaga jarak juga berarti kamu berusaha menciptakan kenyamanan yang sesuai dengan keinginan hatimu sendiri. 

Menjauhkan diri sejenak juga memberi sinyal pada mereka, bahwa kamu merasa keberatan atau risi pada ucapan dan sikapnya. Diperlukan ketegasan dan sikap yang konsisten, karena tergantung bagaimana kamu memilah lingkungan dan seseorang yang memang dirasa layak untuk berada dalam lingkaran hidupmu.

Sesekali bersikap cuek atau masa bodoh pada perkataan seseorang adalah salah satu sikap yang bisa kamu terapkan ketika seseorang telah menyakitimu dengan ucapannya. Bersikap abai juga membuktikan jika kamu bisa menyaring hal-hal apa saja yang kamu rasa bisa membuatmu bersedih atau bahkan terpuruk.

Sikap tersebut juga mengajarkanmu untuk tetap kuat pada prinsip atau kata hatimu, bahwa orang-orang yang bisa melukaimu dengan ucapannya tidak semudah itu membuatmu down berlama-lama.

Cobalah dalam beberapa kesempatan, renungkan apa yang telah kamu terima dari ucapan orang lain. Terkadang ucapan orang yang kamu terima bisa menjadi sebuah fakta atau kebenaran yang awalnya kamu tolak akibat belum bisa menerima sepenuhnya rasa pahit yang kamu terima.

Terkadang ucapan seseorang bisa sangat begitu menyakitkan karena ada kebenaran yang berusaha kamu abaikan. Cobalah sedikit berpikir lebih jernih, karena perkataan yang kamu anggap menyakitkan pada awalnya bisa saja berbalik jadi sebuah pengingat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Sebab salah satu kunci kedamaian dalam hidup adalah ikhlas atas segalanya yang menimpa hidupmu.

Jangan menunggu seseorang yang dirasa telah melukaimu dengan perkataan untuk meminta maaf. Jika kamu bisa memberikannya, maka segera lakukanlah. Meminta maaf adalah cara terbaik untuk berdamai pada diri sendiri, cara paling cepat untuk menenangkan hati yang tengah kalut dan sedih.

Memaafkan juga menandakan kedewasaan dalam menerima apa pun yang terjadi dalam hidup, baik suka maupun duka.

Tak selamanya perkataan atau ucapan bisa menyakiti, jika kita menggunakannya dengan bijak maka bisa menjadi sesuatu yang menolong diri sendiri dan juga orang lain. Ibarat dua mata pisau, ucapan yang dilontarkan tergantung orang yang menyampaikannya. Bila ucapan tersebut digunakan dengan hati-hati dengan tujuan untuk melakukan kebaikan maka ucapan yang disampaikan dapat menjadi pengingat serta manfaat yang baik untuk orang lain yang mendengar atau menerimanya.

Ada baiknya untuk menyaring siapa saja yang masuk dalam lingkaran hidupmu, termasuk belajar untuk menyaring ucapan seseorang yang berpotensi menyakiti perasaan dan bisa mengakibatkan kesedihan.