Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Situasi Ketika Ucapan Syukurmu Jadi Gak Berarti, Segera Kenali

ilustrasi wanita (pexels.com/Felicity Tai)
ilustrasi wanita (pexels.com/Felicity Tai)

Kita sering mendengar nasihat untuk selalu bersyukur dalam keadaan apa pun. Tentu nasihat ini bukan diucapkan tanpa alasan. Kebiasaan bersyukur membuat kita jadi lebih memaknai setiap hal kecil dalam hidup.

Namun, bersyukur harus dilakukan dengan kesadaran, bukan paksaan. Bersyukur di tengah paksaan malah menjadi tidak berarti, seperti pada lima situasi ini.

1.Ketika kamu bersyukur hanya karena kebiasaan

ilustrasi wanita (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi wanita (pexels.com/Polina Zimmerman)

Bukannya salah punya kebiasaan untuk selalu bersyukur. Akan salah ketika kamu hanya menganggap bersyukur hanya sebatas kebiasaan tanpa benar-benar memaknainya. Alhasil, seluruh ucapan syukur jadi seperti template yang diucapkan berulang-ulang.

Segera sadari ketika hal ini terjadi. Jangan sampai kamu hanya seperti robot yang melakukan sesuatu tanpa benar-benar paham alasan melakukannya. Karena, itu hanya akan menjadi tidak berarti bagi diri sendiri.

2.Ketika bersyukur hanya jadi rutinitas

ilustrasi wanita (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)
ilustrasi wanita (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Ucapan syukur juga bisa menjadi tidak berarti ketika hanya sekadar jadi rutinitas. Kamu bersyukur, tapi kamu tidak benar-benar tahu kenapaa kamu bersyukur atau apa yang kamu syukuri.

Bukannya salah untuk punya rutinitas yang baik. Tapi, jangan sampai apa yang kamu lakukan hanya berlabel “rutinitas” tanpa tahu alasannya.

3.Ketika bersyukur hanya sebuah keharusan

ilustrasi wanita (pexels.com/RF._.studio)
ilustrasi wanita (pexels.com/RF._.studio)

Seperti yang sudah disinggung di awal, kita sering mendengar nasihat untuk bersyukur. Tapi bagaimana bila bersyukur hanya menjadi sebuah keharusan alih-alih lahir dari kesadaran diri sendiri?

Ketika bersyukur hanya jadi sebuah keharusan, kamu tidak akan bisa melakukannya dengan kesadaran dan ketulusan. Yang ada, lambat laun kamu akan merasa itu bagai beban.

4.Ketika diucapkan dengan tidak tulus

ilustrasi wanita (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)
ilustrasi wanita (pexels.com/JESSICA TICOZZELLI)

Sadar tidak, sih, seringkali kita menipu perasaan sendiri tanpa disadari. Selalu berpura-pura baik-baik saja walau sebenarnya merasa tidak enak. Padahal, sesuatu yang dipaksa pasti tidak akan berakhir baik.

Sama halnya dengan bersyukur. Ia akan kehilangan makna jika diucapkan dengan terpaksa. Kamu pun juga pasti tidak akan senang bila ada teman yang mengucapkan “terima kasih” padamu dengan terpaksa.

5.Ketika bersyukur diucapkan dengan sungut-sungut

ilustrasi perempuan berargumen (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi perempuan berargumen (pexels.com/Liza Summer)

Seringkali, ini terjadi ketika kita tidak benar-benar paham makna bersyukur. Alhasil, jadi sering melakukan dengan terpaksa, dan tanpa disadari dibarengi dengan sungut-sungut. Atau, kamu juga mengeluh di tengah ucapan syukurmu. Padahal, ini sama sekali tidak menyelesaikan masalah.

Bukannya salah untuk mengeluh. Wajar, kok, untuk sesekali merasa lelah. Mengeluh berarti kamu jujur dengan perasaanmu sendiri. Tapi, keluhan yang diucapkan berkali-kali hanya akan menjadi batu sandungan bagi diri sendiri.

Ucapan syukur bisa menjadi tidak bermakna ketika kita melakukannya di situasi yang salah. Memang tidak mudah, apalagi diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan. Kenali dulu alasanmu untuk bersyukur, supaya kamu tidak perlu menghadapi lima situasi di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Pilih Style Favorit untuk Tahu Seberapa Good Looking Dirimu

23 Sep 2025, 11:45 WIBLife