5 Tanda Bahwa Kamu Bukan Toksik dalam Hidup Orang Lain, Cek Dulu Deh!

Caramu memperlakukan orang lain saat sedang berbicara adalah salah satu tolak ukur seberapa toksik dirimu. Semakin kamu mampu menghargai lawan bicara, maka semakin rendah juga kadar toksikmu di mata banyak orang di luar sana. Makin banyak toksik dalam tubuhmu, kamu makin terkesan meninggikan diri saat berbicara dengan orang lain. 

Merendahkan orang lain saat sedang berbicara hanya membuatmu tampak seperti orang yang sombong. Alih-alih membuat orang kagum dan tekesima, hal tersebut justru membuat orang lain kurang nyaman dan merasa illfeel saat berada dekat denganmu. 

Apa reaksimu saat melihat potret kebahagaiaan maupun keberhasilan orang lain? Apakah kamu turut bahagia atau justru sebaliknya? Normalnya, saat orang lain berbahagia kamu harusnya juga merasakan aura yang sama, bukan justru sebaliknya. 

Jika kamu justru sering merasa iri dengan kebahagiaan yang ditunjukkan orang lain, bisa jadi hal tersebut karena tingginya kadar toksik pada dirimu. Orang toksik biasanya cenderung tidak mau kalah dan harus menang dari orang lain. Tidak berdampak positif sama sekali, memelihara kebiasaan tersebut hanya membuat hidupmu jauh dari ketenangan. 

Jika kamu tidak gemar mencari-cari kesalahan atau menghakimi orang lain itu tandanya kamu bukanlah orang yang toksik. Hanya orang toksik sajalah yang merasa dirinya tidak punya kekurangan dan gemar menjadi hakim untuk hidup orang lain. Alih-alih intropeksi diri, orang toksik justru terkesan menunjukkan bahwa dirinya paling benar di muka bumi. 

Kamu harus ingat bahwa manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gemar menilai kurangnya orang lain tidak akan membuat nilai dirimu menjadi bertambah. Ada baiknya kamu lebih dulu belajar mengintropeksi diri daripada sibuk mengurusi kurangnya orang lain.

Orang berhati bersih tidak akan tega menyakiti perasaan orang lain. Dirinya akan benar-benar menjaga ucapan atau tindakan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Berbeda halnya dengan orang toksik yang kerap melontarkan perkataan tanpa dipikirkan secara matang. 

Racun yang ada dalam ucapan manusia bisa melukai mental seseorang. Sakitnya mental bahkan bisa menjalar ke fisik dan membuat hidup orang lain terguncang. Oleh karena itu, hendaknya sebagai makhluk berakal kita mampu bertutur dan bertindak sopan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan di setiap kesempatan. 

Jika kamu bisa menyikapi setiap gagal dan ketidakberhasilanmu dengan bijak itu tandanya kamu juga bukan orang yang toksik. Hanya orang toksik yang terkesan tidak menerima kegagalan dalam hidupnya. Biasanya mereka cenderung bersikap manipulatif dan emosional dalam menghadapi hal-hal yang berlawanan dengan keinginannya. 

Sebaliknya, orang yang tidak toksik cenderung mampu berkompromi dengan dirinya sendiri. Mereka mampu memandang segala hal dari berbagai sudut pandang. Alih-alih menyalahkan orang lain atau bersikap emosional, mereka memilih untuk menerima dan memetik pelajaran dari setiap kejadian yang menimpanya. 

Nah, itulah lima tanda bahwa kamu bukan toksik untuk dirimu maupun orang lain. Sering dianggap angin lalu, nyatanya toksik bisa berasal dari ucapan dan kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Yuk benahi diri agar tidak menyakiti banyak hati!