Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Clout Chaser dan Kenapa Ini Gak Baik

ilustrasi penyanyi konser (pexels.com/Victor Oluwa)
ilustrasi penyanyi konser (pexels.com/Victor Oluwa)

Zaman sekarang, siapa yang gak pengen dikenal lebih luas atau jadi populer di media sosial? Namun, ada beberapa orang yang mungkin berusaha mendapatkan perhatian, bahkan dengan cara yang gak selalu jujur atau manipulatif. Salah satunya adalah clout chaser. Mereka lebih fokus mencari popularitas atau keuntungan pribadi ketimbang membangun hubungan yang autentik.  

Tentu, kita bisa saja merasa nyaman dengan cara mereka yang tampak mencolok di dunia maya. Namun, lama-lama, sikap seperti ini bisa merusak reputasi dan hubungan dengan orang sekitar. Nah, biar gak salah paham, yuk, cari tahu tanda-tanda clout chaser yang perlu kamu waspadai!  

1. Selalu mengaitkan diri dengan orang terkenal

ilustrasi wanita membuat podcast (pexels.com/George Milton)
ilustrasi wanita membuat podcast (pexels.com/George Milton)

Pernah gak sih kamu ketemu seseorang yang selalu saja menghubungkan dirinya dengan nama-nama besar? Misalnya, sering banget nyebut-nyebut influencer atau selebriti yang seolah-olah mereka punya hubungan dekat banget.  

Tujuan mereka simpel, pengen terlihat lebih penting atau terhubung dengan orang-orang yang punya banyak followers. Namun, kalau dipikir-pikir, ini lebih ke keinginan untuk memperlihatkan eksistensinya lewat nama besar, daripada menjalin hubungan yang bener-bener tulus.  

2. Selalu bikin konten yang sensasional atau kontroversial

ilustrasi wanita membuat video (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi wanita membuat video (pexels.com/Artem Podrez)

Clout chaser sering banget bikin konten yang berpotensi kontroversial hanya untuk menarik perhatian. Kadang mereka sengaja nyebar opini yang bisa bikin orang terbelah atau terprovokasi, demi dapetin banyak likes dan komentar.  

Meskipun bisa cepat populer, efek jangka panjangnya gak bagus. Konten sensasional cuma bikin mereka dikenal sesaat, dan kadang malah mengorbankan kualitas dan reputasi mereka sendiri.  

3. Pamer kehidupan pribadi yang berlebihan

ilustrasi wanita membagikan momen di sosial media (pexels.com/Plann)
ilustrasi wanita membagikan momen di sosial media (pexels.com/Plann)

Pernah lihat orang yang selalu nge-post kehidupan pribadinya di media sosial, bahkan yang seharusnya lebih private? Ini salah satu ciri khas clout chaser. Mereka merasa semakin banyak orang yang tahu tentang kehidupan mereka, semakin besar kemungkinan buat dapat sorotan.  

Padahal, gak selalu perlu menunjukkan sisi pribadi kita agar orang lain tahu siapa kita. Kalau semuanya di-share terus, malah bikin kesan bahwa mereka cuma butuh perhatian, bukan hubungan yang nyata.  

4. Hanya aktif saat ada kepentingan pribadi

ilustrasi membuka sosial media (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi membuka sosial media (pexels.com/cottonbro studio)

Clout chaser biasanya aktif di media sosial cuma ketika mereka butuh sesuatu, entah itu promosi diri, atau kesempatan buat dapetin akses ke acara atau orang-orang penting.  

Saat mereka gak membutuhkan apapun, mereka bakal menghilang begitu saja. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka lebih peduli sama keuntungan pribadi ketimbang membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung.  

5. Sering menggunakan orang lain untuk keuntungan pribadi

ilustrasi dua wanita bertemu (pexels.com/Tim Douglas)
ilustrasi dua wanita bertemu (pexels.com/Tim Douglas)

Clout chaser gak segan-segan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya. Mungkin mereka akan pura-pura peduli atau terlihat bersahabat, tapi tujuan mereka gak lain cuma untuk mencari perhatian atau keuntungan pribadi.  

Perilaku kayak gini bisa bikin orang lain merasa dimanfaatkan, dan lama-lama hubungan jadi gak sehat. Menggunakan orang lain demi keuntungan pribadi emang bisa mendatangkan perhatian, tapi itu cuma sementara dan gak akan bertahan lama.  

Pengen dikenal itu wajar, tapi jangan sampai terburu-buru mencari perhatian dengan cara yang gak sehat. Clout chaser mungkin bisa mendatangkan perhatian cepat, tapi pada akhirnya, kualitas hubungan yang autentik jauh lebih berharga. Fokuslah untuk jadi versi terbaik dari dirimu dan jalin hubungan yang tulus, bukan cuma mengejar sorotan semata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitria Madia
EditorFitria Madia
Follow Us