Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan sedih. (pexels.com/Kaboompics.com)

Setiap orang tentu akan mengalami momen sedih dalam hidupnya. Kondisi demikian dapat disebabkan oleh beragam alasan, misalnya kehilangan, patah hati, kekecewaan, kesepian, maupun tekanan tertentu. Apapun alasannya, sejatinya kesedihan merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap orang sebagai manusia yang mengalami beragam pengalaman.

Menghadapi kondisi demikian, banyak orang yang kerap memilih untuk pura-pura ikhlas dengan kesedihan yang dihadapi guna menunjukkan kekuatan kepada orang lain. Sejatinya tindakan demikian dapat dikatakan kurang tepat lantaran hanya akan menyiksa diri sendiri. Berikut beberapa sikap yang menunjukkan bahwa kita kerap berpura-pura dalam menghadirkan keikhlasan.

1. Cenderung menghindari pembicaraan mendalam mengenai hal yang dirasakan

ilustrasi fokus pada lawan bicara (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat kita berpura-pura mengklaim bahwa telah ikhlas menerima kesedihan yang dialami, maka kita cenderung menjaga jarak emosional. Artinya kita cenderung menghindari pembicaraan mendalam mengenai hal yang sebenarnya dirasakan. Kita lebih memilih untuk berbicara mengenai hal-hal yang umum supaya orang lain tidak mengetahui kesedihan yang dialami.

Tanda demikian dapat dilihat dari obrolan yang kerap kita lakukan dengan orang lain. Dalam percakapan tersebut, kita cenderung akan tampak mendengarkan namun tanpa melibatkan aspek emosional. Sehingga proses interaksi yang kita lakukan dengan orang lain cenderung kurang bermakna lantaran tak adanya koneksi secara emosional.

2. Cenderung menggunakan kata-kata positif secara berlebihan

Editorial Team

Tonton lebih seru di