Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Sudah Merasa Dewasa padahal Hanya Terbiasa Menahan Lelah

ilustrasi perempuan menahan lelah (pexels.com/Liza Summer)
Intinya sih...
  • Kebanyakan orang menganggap bahwa arti dewasa berarti mampu menahan beban sendirian tanpa mengeluh, padahal itu bukan tanda kedewasaan sejati.
  • Kedewasaan sebenarnya adalah tentang meminta bantuan dan tidak menekan perasaan sendiri, bukan hanya bertahan dalam kelelahan emosional.
  • Menjadi dewasa seharusnya bukan membuatmu kehilangan keseimbangan hidup dan kebahagiaan serta lupa pada diri sendiri.

Banyak orang berpikir bahwa menjadi dewasa berarti bisa menghadapi semua masalah tanpa mengeluh. Seseorang sering menganggap diri sudah cukup dewasa hanya karena terbiasa menahan beban sendirian. Padahal, terkadang yang dilakukan bukanlah kedewasaan, melainkan sekadar bertahan dalam kelelahan yang terus-menerus.

Kelelahan emosional sering disalahartikan sebagai tanda kedewasaan. Kamu merasa harus selalu kuat, padahal sebenarnya hanya terbiasa menekan perasaan sendiri. Jika tidak disadari, hal itu bisa membuatmu kehilangan kebahagiaan dan makna dalam menjalani hidup. Berikut ini beberapa tanda merasa dewasa padahal hanya terbiasa menahan lelah, jangan salah mengartikan, ya!

1. Lebih sering memendam daripada mengungkapkan perasaan

ilustrasi kepribadian tertutup (pexels.com/Aliaksei Lepik)

Alih-alih berbagi cerita, kamu memilih untuk menanggung segalanya sendirian. Kamu berpikir bahwa mengeluh adalah tanda kelemahan, sehingga kamu lebih sering menahan semua emosi dalam hati. Padahal, memendam terlalu banyak hal justru bisa membuatmu semakin lelah dan terbebani.

Kedewasaan bukan berarti selalu diam dalam kesulitan. Orang yang benar-benar dewasa tahu kapan harus berbicara dan meminta bantuan. Jika kamu terus-terusan menekan perasaan sendiri, hal itu bukan tanda dewasa, melainkan tanda bahwa kamu sedang kelelahan secara emosional.

2. Kamu merasa harus selalu kuat untuk orang lain

ilustrasi perempuan tegar (pexels.com/Kristine javashvili)

Kamu terbiasa menjadi tempat bersandar bagi orang lain, tetapi jarang membiarkan dirimu bersandar pada mereka. Kamu merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain dan enggan menunjukkan kelemahanmu. Akibatnya, kamu terus menahan kelelahan tanpa memberi ruang untuk diri sendiri.

Menjadi kuat itu baik, tetapi tidak ada yang bisa selalu kuat setiap saat. Orang yang sudah dewasa akan paham bahwa meminta bantuan atau mengakui kelemahan bukanlah tanda kegagalan. Jika kamu selalu menomorduakan diri sendiri, mungkin yang kamu lakukan bukanlah kedewasaan, melainkan sekadar bertahan.

3. Kamu merasa tidak punya waktu untuk menikmati hidup

ilustrasi seseorang berusaha dengan keras (pexels.com/Kampus Production)

Rutinitas dan tanggung jawab membuatmu merasa tidak punya waktu untuk bersenang-senang. Kamu berpikir bahwa menjadi dewasa berarti harus selalu serius dan produktif. Akibatnya, kamu lupa bagaimana rasanya menikmati momen-momen kecil dalam hidup.

Kedewasaan sejatinya bukan hanya tentang bekerja keras dan bertanggung jawab. Hidup juga perlu keseimbangan agar tidak terasa terlalu berat. Jika kamu merasa hidup hanya soal bertahan dan bukan untuk dinikmati, mungkin kamu hanya lelah, bukan benar-benar dewasa.

4. Kamu cenderung sulit membedakan antara sabar dan menyerah

ilustrasi merasa frustrasi (pexels.com/Liza Summer)

Kamu menganggap bahwa bertahan dalam situasi yang sulit adalah bagian dari kedewasaan. Kamu terus meyakinkan diri bahwa sabar adalah kunci dalam menghadapi masalah. Padahal, terkadang kamu tidak sedang bersabar, melainkan hanya menyerah pada keadaan tanpa benar-benar mencari solusi.

Orang dewasa yang sebenarnya tahu kapan harus bertahan dan kapan harus melepaskan. Jika kamu terus memaksakan diri dalam situasi yang menyakitkan atau melelahkan, itu bukan tanda kedewasaan. Bisa jadi kamu hanya tidak ingin terlihat lemah, padahal hatimu sudah terlalu lelah untuk bertahan.

5. Kamu merasa kehilangan diri sendiri

ilustrasi seseorang terkikis identitas dirinya (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dahulu kamu punya banyak impian dan hal-hal yang membuatmu bahagia, tetapi sekarang semuanya terasa hambar. Kamu terlalu sibuk dengan kewajiban hingga lupa siapa dirimu sebenarnya. Dalam upaya untuk menjadi dewasa, kamu justru kehilangan bagian dari dirimu sendiri.

Menjadi dewasa tidak berarti mengabaikan kebahagiaan dan jati diri. Jika kamu merasa semakin jauh dari hal-hal yang sebelumnya bisa membuatmu bersemangat, mungkin yang kamu alami saat ini bukanlah kedewasaan, melainkan kelelahan yang belum kamu sadari.

Banyak orang merasa dewasa padahal hanya terbiasa menahan lelah, selalu kuat, sabar, dan bertahan dalam keadaan sulit. Padahal, kedewasaan sejati bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang memahami batasan diri dan tahu kapan harus beristirahat. Terkadang, cara terbaik untuk benar-benar tumbuh adalah dengan mengakui bahwa kamu juga butuh istirahat dan dukungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us