Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Berhenti dari Suka Melihat Pencapaian Orang Lain, Bersyukurlah 

Ilustrasi merenung (pexels.com/Vanessa Garcia)

Sebagai manusia yang punya hasrat dan keinginan yang besar kadang membuat hidup terasa lebih berat. Menginginkan banyak hal termasuk kesuksesan membuat siapa pun berlomba-lomba ingin segera mencapainya. Kemudian melihat ada yang sudah bisa menggapai, jadi malah fokus ke pencapaian orang lain. Akibatnya rasa iri dan tidak bersyukur malah menghantui diri. 

Jika terus-menerus akan mengusik hidupmu yang tenang itu. Lalu bagaimana caranya supaya bisa berhenti dari kebiasaan suka melihat pencapaian orang lain? Berikut di antara tipsnya.

1. Teruslah mensyukuri apa yang ada

ilustrasi duduk (pexels.com/Chinmay Singh)

Penyebab dari suka melihat pencapaian orang adalah tidak bersyukur dengan pencapaian sendiri. Ini yang harus diperbaiki, ya gengs. Ingat bahwa setiap orang punya jatah suksesnya masing-masing. Ada yang cepat dan ada yang lambat memang, ini perlu diterima dengan hati lapang. Penyebabnya setiap orang punya start waktu masing-masing, tidak mungkin semua orang sama. 

Ada yang memulai kesuksesan dari pertengahan dan ada yang dari nol. Ini yang membuatnya berbeda, maka jangan sampai hal ini membuatmu jadi membedakan diri sendiri dengan orang lain. Stop melakukan itu dan lihatlah betapa banyak kenikmatan yang harus kamu syukuri. 

2. Lihatlah orang yang tak seberuntung dirimu

ilustrasi miskin (pexels.com/Timur Weber)

Melihat pencapaian orang lain bisa membuat diri semakin tidak menghargai diri sendiri. Selain itu juga dampaknya membuat jadi tidak bersyukur sebab terlalu melihat ke atas. Cara untuk menghentikan sikap seperti ini, kamu bisa melatih diri untuk mengurangi melihat pencapaian orang lain.

Kemudian kamu juga bisa melihat orang-orang yang tak seberuntung dirimu. Melihat mereka yang kurang mampu dan kurang beruntung dari segi perekonomian misalnya. Hal ini disinyalir dapat mengurangi rasa ingin melihat kesuksesan orang lain secara berlebihan. 

3. Buat pencapaianmu sendiri

ilustrasi bisnis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terlalu fokus pada pencapaian orang lain dapat menghilangkan kesadaran diri. Maksudnya bisa melupakan bahwa diri sendiri juga bisa mencapai kesuksesan. Bukan hanya orang lain saja yang jalannya lebih cepat. 

Bangun kesuksesanmu sendiri dengan terus fokus berjuang. Daripada menghabiskan waktu untuk fokus ke hal-hal yang tidak penting, mending fokus ke diri sendiri. Kesuksesanmu adalah kamu yang memperjuangkan dan semua butuh perjuangan yang tidak mudah.

4. Gak apa jika jalanmu lama

Ilustrasi penjual bunga (pexels/Andrea Piacquadio)

Kecepatan orang lain untuk bisa mencapai kesuksesan bisa dikarenakan dalam berbagai hal. Mungkin saja memang kesuksesan itu bisa dicapai sebab memang sudah rezekinya. Tak perlu membandingkan rezekimu dengan rezeki orang lain.

Setiap orang punya jatahnya masing-masing. Tak perlu iri jika jalanmu menuju kesuksesan lambat dari yang lainnya. Mungkin saja kamu sedang dipersiapkan untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih. Jadi stop membandingkan diri ya, gengs

5. Kurang-kurangi overthinking

ilustrasi cuek (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Overthinking yakni berpikir berlebihan akan suatu hal memang kerap membuat kepala stres. Apalagi sering-seringnya memikirkan hal tentang masa depan. Bisa juga tentang pencapaian orang lain, merasa kurang beruntung saat melihat pencapaian orang lain.

Hal ini dapat memicu overthinking. Solusinya ya berhentilah untuk tidak berpikiran secara berlebihan. Kurangi memikirkan pencapaian orang lain yang jelas-jelas tidak bisa disamakan. Ini dapat menghentikanmu untuk melihat pencapaian orang lain.

Kamu bisa coba tips untuk berhenti melihat pencapaian orang lain seperti cara di atas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Maftukhatul Azizah
EditorMaftukhatul Azizah
Follow Us