5 Tips Mengatasi Restraint Bias, Lawan Diri Sendiri!

Pernahkah kamu merasa yakin bisa menahan godaan, tapi akhirnya malah tergoda? Nah, fenomena ini bisa jadi karena restraint bias, kecenderungan untuk melebih-lebihkan kemampuan diri dalam mengendalikan perilaku impulsif.
Seringkali, restraint bias membuat kita meremehkan pengaruh dorongan internal seperti rasa lapar, keinginan untuk menggunakan obat-obatan, kelelahan, atau hasrat seksual. Akibatnya, kita mungkin membuat keputusan yang kurang tepat seperti makan berlebihan, tergoda kembali merokok saat sedang berusaha berhenti, atau mudah tergoda membeli barang yang tidak kita butuhkan.
Tapi jangan khawatir, ada beberapa tips jitu yang bisa kamu coba untuk mengatasi restraint bias dan membuat keputusan yang lebih cerdas. Berikut lima tips yang bisa kamu terapkan. Yuk simak!
1. Kenali dan akui keberadaan bias

Mengakui bahwa kamu memiliki kecenderungan untuk overestimate kemampuan diri dalam mengendalikan impuls adalah langkah pertama yang penting. Dengan mengenali bias ini, kamu bisa lebih waspada terhadap situasi yang mungkin memicu perilaku impulsif. Kesadaran ini juga membantu dalam mengembangkan strategi yang lebih realistis dan efektif untuk mengelola dorongan tersebut.
Selain itu, pengakuan akan keberadaan restraint bias dapat memotivasi kamu untuk belajar lebih banyak tentang cara-cara mengelolanya. Penelitian dan pendidikan tentang topik ini dapat memberikan wawasan baru dan teknik yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi dampak bias ini.
2. Tetapkan batasan sebelumnya

Menerapkan strategi pra-komitmen dapat efektif dalam mengurangi dampak restraint bias. Strategi ini melibatkan penentuan batasan proaktif, seperti menghilangkan objek yang menggoda dari lingkungan atau membuat aturan atau kontrak dengan diri sendiri untuk mengurangi perilaku impulsif. Ini menciptakan penghalang psikologis terhadap tindakan impulsif dan membantu mempertahankan kontrol diri.
Pra-komitmen juga berarti mempersiapkan diri untuk situasi yang mungkin menantang. Misalnya, jika kamu ingin mengurangi konsumsi gula, buatlah rencana tentang apa yang akan kamu lakukan ketika dihadapkan dengan pilihan makanan manis. Dengan memiliki rencana yang jelas, kamu akan lebih mungkin untuk tetap pada tujuanmu.
3. Hindari situasi pemicu

Jika kamu tahu bahwa situasi tertentu akan memicu impuls, sebaiknya hindari situasi tersebut. Misalnya, jika kamu berusaha berhenti merokok, hindari berkumpul di tempat yang memungkinkan atau mendorong kebiasaan merokok. Ini mengurangi kemungkinan kamu akan tergoda untuk kembali ke kebiasaan lama.
Menghindari situasi pemicu juga berarti mengubah rutinitas untuk mengurangi paparan terhadap godaan. Jika kamu berusaha mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial, cobalah untuk mengganti kebiasaan memeriksa ponsel pertama kali di pagi hari dengan kegiatan lain yang lebih produktif atau menyenangkan.
4. Latih kesadaran diri

Kesadaran diri dapat membantu kamu mengenali saat-saat ketika kamu mungkin rentan terhadap restraint bias. Praktik seperti meditasi atau jurnal reflektif dapat meningkatkan kesadaran diri dan membantu kamu mengenali pola perilaku impulsif. Ini memungkinkan kamu untuk mengambil langkah-langkah proaktif untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap bias.
Selain itu, kesadaran diri membantu dalam mengidentifikasi emosi dan pikiran yang mendasari perilaku impulsif. Dengan memahami apa yang memicu tindakan tersebut, kamu dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk menghadapinya dan membuat pilihan yang lebih sejalan dengan tujuan jangka panjangmu.
5. Cari dukungan

Terkadang, kita membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mengatasi kebiasaan buruk. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Mereka dapat memberikan perspektif luar dan membantu kamu tetap pada jalur yang benar. Dukungan ini bisa dalam bentuk dorongan moral, saran praktis, atau sekadar menjadi pendengar yang baik.
Selain itu, bergabung dengan grup dukungan atau komunitas online yang berfokus pada tujuan yang sama dapat memberikan motivasi tambahan. Melihat orang lain yang berjuang dengan tantangan yang sama dapat menginspirasi dan memberikan rasa solidaritas yang kuat, membuat perjalanan mengatasi restraint bias menjadi lebih mudah.
Dengan menerapkan tips-tips ini, kamu bisa lebih objektif dalam menilai situasi dan membuat keputusan yang lebih baik, mengurangi kemungkinan untuk terjebak dalam perilaku impulsif yang tidak diinginkan. Selamat mencoba!