5 Tips Menggali Potensi Diri, Hadapi Ketakutan dan Kegagalan

Potensi diri biasanya muncul dari minat pribadi. Meskipun tidak punya bakat khusus dalam suatu bidang, seseorang akan lebih bergairah ketika minatnya kuat pada suatu hal. Maka dari itu, mendalami minta pribadi bisa menjadi langkah awal dalam proses menggali potensi.

Alih-alih susah payah mencari potensi di bidang lain, lebih baik dalami dahulu minat pribadimu. Misalnya, jika kamu suka memotret, mulailah pelajari ilmu fotografi. Jika kamu suka menggambar, coba perdalam ilmu tentang menggambar. Siapa tahu minatmu itu merupakan dasar potensi diri yang hanya perlu didalami.

Kita tidak akan pernah tahu jika tidak mencoba. Mengeksplorasi hal-hal baru akan membawa kita pada pengalaman yang sebelumnya tidak pernah dirasakan. Cobalah ini dan itu sampai kamu menemukan potensi pada satu titik di luar zona nyamanmu.

Ada banyak pintu yang menunggu untuk dieksplorasi. Bisa jadi potensimu lebih kuat pada seni lukis, kerajinan tangan, atau mungkin bahasa asing, siapa tahu, kan? Tidak ada salahnya mencoba hal baru di luar minat pribadi untuk menggali potensi yang terpendam.

Self-reflection atau refleksi diri merupakan proses perenungan untuk memeriksa diri sendiri. Ini menjadi upaya yang tepat untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi di dalam diri kita. Sebab, kita perlu merenungkan kembali hal-hal yang mungkin saja sebelumnya tidak kita sadari.

Proses ini dilakukan dengan merefleksikan pikiran yang berfokus kepada diri sendiri. Renungkan tentang nilai-nilai diri, seperti integritas, keberanian, kepedulian hingga rasa hormat. Tanyakan pula kepada diri sendiri tentang minat, kekuatan, kelemahan, kelebihan, serta kekurangan yang kamu rasakan.

Jika refleksi diri kurang efektif, karena hanya bermain pada perenungan, kamu bisa menuliskan hasil refleksimu dalam jurnal. Apa yang terpendam dalam pikiran bisa berubah, tetapi tulisan dapat dibaca kembali dengan isi yang sama. Cara satu ini dapat membantu menggambarkan apa yang kamu pikirkan.

Jurnal berbeda dengan buku harian yang lebih fokus menceritakan kejadian atau pengalaman. Sementara itu, fokus jurnal lebih kepada menuliskan isi hati dan pikiran. Kamu bisa menuliskan apa yang kamu inginkan, minatmu, apa yang akan kamu kejar, rencana-rencana besarmu, bahkan ide-ide yang terlintas di kepalamu. 

Ketika mulai menemukan jalan pada potensi diri, kesempatan akan mulai berdatangan. Namun, setiap kesempatan selalu diiringi dengan tantangan. Jangan dilema, ambil kesempatan itu sebagai salah satu cara untuk memvalidasi potensi diri kamu.

Dalam setiap kesempatan, kamu harus berani mengambil risiko. Keluar dari zona nyaman dan hadapilah ketakutanmu. Meski tidak mudah, langkah ini perlahan dapat mengasah pertumbuhan pribadi, sehingga potensi diri ikut terpancing.

Sebelum memulai langkah pertama, kamu harus percaya dan yakin bahwa potensi dirimu memang ada. Kamu hanya perlu usaha dan waktu untuk menggalinya. Supaya tidak bingung, coba lima tips tadi, ya!