Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Keterikatan Pada Teknologi Justru Menguras Mental dan Energi

ilustrasi memegang handphone (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Teknologi digital memang menjadi andalan utama di era yang serba modern. Kita ditawarkan dengan proses yang praktis dan mudah. Tidak heran jika banyak orang memiliki keterikatan kuat pada teknologi. Bahkan mereka menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang sebenarnya kurang bermanfaat.

Ternyata keterikatan pada teknologi bukan merupakan pilihan yang tepat. Entah disadari atau tidak, justru Ini menguras mental dan energi. Kita dihadapkan dengan rasa lelah dan jenuh. Tentu ada alasan mengapa keterikatan pada teknologi justru menguras mental dan energi. Terdapat alasan yang perlu kamu ketahui.

1. Terjebak informasi berlebihan

ilustrasi bermain sosmed (pexels.com/RODNAE Productions)

Teknologi di era sekarang memang membantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan. Tidak hanya itu, keberadaan teknologi sekaligus menjadi sarana hiburan. Tapi apa jadinya jika kita terlalu terikat pada teknologi tanpa mampu membatasi diri?

Pada faktanya justru menguras mental dan energi. Secara tidak sadar kita akan terjebak arus informasi berlebihan. Seperti notifikasi media sosial, atau informasi mengenai fenomena tertentu. Ini memaksa otak untuk bekerja lebih keras, sehingga mengakibatkan kelelahan mental.

2. Ketidakmampuan dalam manajemen waktu

ilustrasi menatap gadget (pexels.com/Ivan Samkov)

Keterikatan pada teknologi adalah fenomena yang lumrah dijumpai di era sekarang. Terkadang kita menganggap ini sebagai hal yang sederhana. Teknologi dianggap sebagai jalan pintas untuk membantu menyelesaikan pekerjaan.

Di sisi lain, keterikatan pada teknologi juga menguras mental dan energi. Kita dihadapkan dengan ketidakmampuan manajemen waktu. Bahkan kerap menunda prioritas hanya untuk menghabiskan waktu bermain media sosial.

3. Kurangnya istirahat yang berkualitas

ilustrasi kecanduan sosmed (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kehidupan di era teknologi serba modern seperti sekarang memang menjadi tantangan. Di satu sisi kita memang ditawarkan dengan kemudahan dan hal-hal yang bersifat praktis. Tapi di satu sisi juga berpotensi menguras mental dan energi.

Ini disebabkan waktu istirahat yang berkurang. Kita cenderung mengisi waktu luang dengan menghabiskan waktu bersama teknologi digital. Meskipun sebagai sarana hiburan, namun ini tetap memaksa kita tetap beraktivitas tanpa waktu istirahat sama sekali.

4. Kehidupan sosial tidak seimbang

ilustrasi bermain sosmed (pexels.com/Michael Burrows)

Keterikatan pada teknologi memang persoalan yang tidak bisa dianggap sederhana. Ternyata dari hal-hal kecil ini berpotensi menguras mental dan energi. Untuk selanjutnya kita dihadapkan dengan kehidupan sosial yang tidak seimbang.

Akibat terlalu berfokus pada teknologi, kita cenderung menjadi individu yang tertutup. Bahkan memprioritaskan kehidupan di dunia maya daripada relasi sosial. Pada akhirnya kita menjadi individu yang terisolasi dari lingkungan sekitar.

5. Terjebak oleh tren dan pencapaian semu

ilustrasi mengikuti tren (pexels.com/Criativa Pix Fotografia)

Banyak hal-hal yang bisa kita jumpai di era kemajuan teknologi seperti sekarang. Mungkin sudah tidak asing dengan keberadaan tren yang cepat berganti. Atau mungkin pencapaian-pencapaian orang lain yang terlihat mengagumkan.

Ketika menjadi orang yang terlalu terikat pada teknologi, kita akan terjebak tren dan pencapaian semu. Kehidupan di era teknologi digital beralih pada perbandingan sosial. Kita terlalu mengikuti tren yang berkembang di media sosial sampai melupakan kebahagiaan yang sesungguhnya.

6. Stres dan kecemasan yang tidak terkontrol

ilustrasi stres emosional (pexels.com/Karolina Grabowska)

Keterikatan pada teknologi tentu tidak bisa dibiarkan. Kita harus memiliki kesadaran tersebut sebelum kehidupan berjalan carut-marut. Harus diakui jika teknologi berpotensi menguras mental dan energi.

Saat seseorang terlalu fokus pada teknologi digital, ia akan terjebak stres dan kecemasan. Teknologi sering mengganggu fokus dan konsentrasi sehingga seseorang tidak dapat memusatkan perhatian secara penuh. Gangguan ini membuat seseorang tidak mampu mengontrol rasa takut dan kecemasan yang muncul.

Sebenarnya teknologi memudahkan kita dalam banyak hal. Tapi bukan berarti kita harus memiliki keterikatan pada teknologi. Justru Ini yang berpotensi merusak mental dan energi. Kita akan kehilangan kontrol diri sehingga kehidupan berjalan tidak seimbang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us