Kapan sebaiknya kamu mulai belajar menikmati hidup? Tentu lebih cepat akan lebih baik, ya? Kalau untuk menikmati hidup saja menunggu tua, kamu akan melewatkan terlalu banyak tahun dalam penderitaan.
Toh, menikmati hidup juga bukan berarti harus kaya raya dahulu dan mengeluarkan banyak uang hanya untuk bersenang-senang. Kalau kamu bisa menghindari enam hal berikut ini, kamu juga pasti sudah bisa menikmati hidup, kok. Ayo disimak!
Hal-hal yang belum terjadi memang bisa menimbulkan kecemasan. Kamu khawatir apakah yang terjadi nanti akan sesuai harapan atau justru melenceng jauh sekali. Namun jika kamu terlalu mengkhawatirkan setiapnya, energimu akan sangat terkuras.
Sementara sekali dicemaskan, rasa cemasmu pasti akan lebih mudah bertambah ketimbang menurun. Kamu sudah sibuk membayangkan yang buruk-buruk. Bisa-bisa kamu sulit tidur, gak bahagia, bahkan gak bisa menjalani hari dengan baik.
Jangan menjadi pendendam pada siapa pun. Kamu dan orang lain sama saja, sama-sama manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan apa pun. Jadi, milikilah kemampuan menoleransi kesalahan diri sendiri maupun orang lain.
Gak ada kesalahan yang betul-betul gak bisa diperbaiki, kok. Kamu bisa mengambil pelajarannya agar ke depan lebih berhati-hati lagi. Kalau kamu sulit memaafkan, terlalu banyak orang akan tampak sebagai musuh bagimu.
Jika sekadar menceritakan masalah pekerjaanmu pada orang di rumah tentu gak masalah. Bahkan itu bisa membuatmu merasa lebih baik. Kamu merasa tenang setelah menceritakannya dan mendapatkan dukungan dari keluarga.
Yang gak boleh adalah membawa ketegangan atau kemarahanmu karena masalah itu ke rumah. Nanti orang-orang di rumah yang gak tahu apa-apa malah menjadi pelampiasan kekesalanmu.
Buruk bagi mereka, buruk juga bagimu. Gak di kantor, gak di rumah, kamu jadi merasa selalu dikelilingi oleh masalah yang sama. Keesokannya kamu kembali pergi ke kantor, suasana hatimu pasti makin buruk.
Dengan pasangan, saudara, teman, tetangga, atau siapa pun seharusnya kamu sangat menghargai hubungan di antara kalian. Bukan malah menganggapnya gak penting sehingga mudah saja bagimu untuk membuat masalah dengan mereka.
Kalau bagimu ribut dengan orang lain lebih penting ketimbang menjaga kerukunan, gak heran jika hidupmu jadi kacau. Gak ada keharmonisan yang bertahan lama antara kamu dengan orang-orang di sekitarmu dan itu pasti berefek buruk pada segala aspek dalam hidupmu. Termasuk rezekimu, lho!
Kita semua memang harus bekerja keras. Mumpung masih muda, sehat, dan yang pasti selagi masih ada yang bisa dikerjakan. Namun hati-hati, jangan lupa dengan batas kemampuanmu, ya!
Jangan memforsir diri. Tetap beri waktu untuk diri sendiri berisitrahat. Juga jangan lupa untuk menghargai kerja keras sendiri. Berapa pun hasilnya harus disyukuri. Biar kamu gak terus merasa kurang. Sesekali memanjakan diri sebagai pengobat penat juga perlu.
Kamu memang gak boleh gak mau tahu dengan banyaknya orang dengan tingkat kemapanan yang lebih tinggi daripada dirimu. Biar kamu gak gampang jemawa dan lebih termotivasi.
Akan tetapi gak baik juga kalau perhatianmu tersedot habis untuk mengamati kehidupan mereka. Bisa-bisa kamu kehilangan antusiasme pada hidupmu sendiri dan terus berpikir seandainya kamu menjadi orang lain saja.
Menikmati hidup itu gak selalu harus dengan belanja ini itu apalagi sampai melebihi kemampuan. Menikmati hidup itu lebih pada memperbaiki pola pikir dan kebiasaan sehari-hari yang kurang menguntungkan bagi kesejahteraan fisik maupun psikismu.